Sabtu, 04 Maret 2017

contoh fabel



MONYET DAN UNTA PENIRU

Sang Unta menari mengikuti tarian sang Monyet

Pada suatu perayaan besar untuk menghormati sang Singa si Raja Hutan, seekor monyet diminta untuk menari di depan hewan yang hadir pada perayaan itu. Tarian sang Monyet begitu indahnya sehingga semua hewan yang hadir menjadi senang dan gembira melihatnya.

Pujian yang didapatkan oleh sang Monyet membuat seekor unta yang hadir menjadi iri hati. Dia sangat yakin bahwa ia bisa menari seindah tarian sang monyet, bahkan mungkin lebih baik lagi, karena itu dia maju ke depan menerobos kerumunan hewan yang menonton tarian monyet, dan sang Unta mengangkat kaki depannya, mulai menari. Tapi unta yang sangat besar itu membuat dirinya kelihatan konyol saat menendang-nendangkan kakinya ke depan dan memutar-mutarkan lehernya yang kaku dan panjang. Selain itu, sang unta sulit untuk menjaga agar tapak kakinya yang besar tetap terangkat ke atas.

Akhirnya, salah satu tapak kakinya yang besar hampir mengenai hidung sang Raja Hutan sehingga hewan-hewan yang jengkel melihat tingkah sang Unta, mengusirnya keluar sampai ke padang gurun.

Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng monyet dan unta peniru ini adalah Jangan memaksakan diri untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak dapat kamu lakukan.


ANGSA DAN TELUR EMAS

Petani dan angsa bertelur emas
Pada zaman dahulu kala, ada seorang petani yang memiliki seekor angsa yang sangatlah cantik, dimana setiap hari ketika petani tersebut mendatangi kandang angsa, sang Angsa telah menelurkan sebuah telur emas yang berkilauan.

Petani tersebut mengambil dan membawa telur-telur emas tersebut ke pasar dan menjualnya sehingga dalam waktu yang singkat petani tersebut mulai menjadi kaya. Tetapi tidak lama kemudian keserakahan dan ketidak-sabaran petani itu terhadap sang Angsa muncul karena sang Angsa hanya memberikan sebuah telur setiap hari. Sang Petani merasa dia tidak akan cepat menjadi kaya dengan cara begitu.

Suatu hari, setelah menghitung uangnya, sebuah gagasan muncul di kepala petani, gagasan bahwa dia akan mendapatkan semua telur emas sang Angsa sekaligus dengan cara memotong sang Angsa. Tetapi ketika gagasan tersebut dilaksanakan, tidak ada sebuah telur yang dapat dia temukan, dan angsanya yang sangat berharga terlanjur mati dipotong.

Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng angsa dan telur emas ini adalah Barang siapa yang telah memiliki sesuatu dengan berlimpah, tetapi serakah dan menginginkan yang lebih lagi, akan kehilangan semua yang dimilikinya. Maka bersyukurlah dengan segala sesuatu yang kita miliki.



AYAM JANTAN YANG CERDIK DAN RUBAH YANG LICIK

Hasil gambar untuk AYAM JANTAN YANG CERDIK DAN RUBAH YANG LICIK

Suatu senja saat matahari mulai tenggelam, seekor ayam jantan terbang ke dahan pohon untuk bertengger. Sebelum dia beristirahat dengan santai, dia mengepakkan sayapnya tiga kali dan berkokok dengan keras. Saat dia akan meletakkan kepalanya di bawah sayap-nya, mata nya menangkap sesuatu yang berwarna merah dan sekilas hidung yang panjang dari seekor rubah.

"Sudahkah kamu mendengar berita yang bagus?" teriak sang Rubah dengan cara yang sangat menyenangkan dan bersemangat.
"Kabar apa?" tanya sang Ayam Jantan dengan tenang. Tapi dia merasa sedikit aneh dan sedikit gugup, karena sebenarnya sang Ayam takut kepada sang Rubah.
"Keluargamu dan keluarga saya dan semua hewan lainnya telah sepakat untuk melupakan perbedaan mereka dan hidup dalam perdamaian dan persahabatan mulai dari sekarang sampai selamanya. Cobalah pikirkan berita bagus ini! Aku menjadi tidak sabar untuk memeluk kamu! Turunlah ke sini, teman, dan mari kita rayakan dengan gembira."
"Bagus sekali!" kata sang Ayam Jantan. "Saya sangat senang mendengar berita ini." Tapi sang Ayam berbicara sambil menjinjitkan kakinya seolah-olah melihat dan menantikan kedatangan sesuatu dari kejauhan.
"Apa yang kau lihat?"tanya sang Rubah sedikit cemas.
"Saya melihat sepasang Anjing datang kemari. Mereka pasti telah mendengar kabar baik ini dan -"
Tapi sang Rubah tidak menunggu lebih lama lagi untuk mendengar perkataan sang Ayam dan mulai berlari menjauh.
"Tunggu," teriak sang Ayam Jantan tersebut. "Mengapa engkau lari? sekarang anjing adalah teman-teman kamu juga!"
"Ya,"jawab Fox. "Tapi mereka mungkin tidak pernah mendengar berita itu. Selain itu, saya mempunyai tugas yang sangat penting yang hampir saja saya lupakan."
Ayam jantan itu tersenyum sambil membenamkan kepalanya kembali ke bawah bulu sayapnya dan tidur, karena ia telah berhasil memperdaya musuhnya yang sangat licik.
Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng ayam jantan yang cerdik dan rubah yang licik ini adalah Janganlah kita menipu orang lain, jadilah cerdik tetapi tidak licik.


GEMBALA KAMBING DAN KAMBING LIAR

Gerombolan kambing hutan meninggalkan sang Gembala

Pada suatu hari yang dingin, dimana badai dan angin bertiup kencang, seorang gembala kambing menggiring kambing-kambingnya ke tempat perlindungan di sebuah gua. Ternyata dalam gua itu juga didapati segerombolan kambing hutan ikut berteduh. Sang Gembala sangat ingin membuat agar gerombolan kambing hutan hutan itu mau menjadi bagian dari ternaknya. Untuk itu, sang gembala memberi mereka makanan yang baik hingga sekenyang-kenyangnya. Sedangkan untuk kambing gembalaannya sendiri, hanya diberi makan sedikit. Saat cuaca menjadi terang, sang Gembala pun menggiring kambing-kambingnya keluar bersama dengan gerombolan kambing hutan. Saat gerombolan kambing hutan keluar dari gua, kambing tersebut meninggalkan sang Gembala dan meneruskan perjalanannya ke sepanjang bukit .

Inikah bentuk terima kasih kalian setelah saya memperlakukan kalian dengan baik dan memberi kalian makanan yang banyak?" tanya sang Gembala.
"Jangan berharap kami akan ikut gerombolan ternakmu," kata seekor kambing hutan. "Kami tahu bagaimana kamu akan memperlakukan kami nantinya saat segerombolan ternak baru datang, seperti kamu memperlakukan kambing-kambingmu saat kami datang tadi."
Tidaklah bijak untuk memperlakukan teman lama dengan jelek saat memiliki teman yang baru.
Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng gembala kambing dan kambing liar ini adalah Tidak baik jika melupakan teman lama saat sudah memiliki teman yang baru.





KELEDAI DAN PEMILIKNYA

Keledai dan Pemiliknya

Seekor keledai dituntun oleh pemiliknya melewati sebuah jalan yang sempit di pinggiran jurang. Sang Keledai tiba-tiba memutuskan untuk tidak memperdulikan tuntunan dari pemiliknya dan mencoba untuk memilih jalan yang diinginkannya. Dia bisa melihat jalan yang ada di bawah jurang, dan berpikir bahwa jalan yang tercepat untuk mencapai jalan di bawah jurang adalah dengan cara menuruni jurang tersebut. Saat dia ingin meloncat ke dalam jurang, pemiliknya dengan cepat menangkap ekornya dan menahan serta menarik mundur keledai tersebut agar tidak melompat ke dalam jurang, tetapi sang Keledai yang keras kepala dan bodoh terus meronta-ronta sekuat tenaga.

Karena pemiliknya tidak kuat lagi untuk menahan keledai yang meronta-ronta ingin melompat ke jurang, pemiliknya lalu berkata "Baiklah, pergilah ke arah yang kamu mau, binatang bodoh, dan nanti kita lihat apa yang terjadi."

Saat pemiliknya melepaskan ekornya, sang Keledai melompat ke dalam jurang dan akhirnya meluncur sepanjang jurang yang terjal dengan kaki di atas dan kepala di bawah, terbentur sepanjang dinding jurang yang curam.

Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng Keledai dan pemiliknya ini adalah Mereka yang tidak mau mendengarkan nasehat yang baik dari orang lain, akan mengalami nasib yang buruk.

KATAK DAN TIKUS

Katak tergantung-gantung pada kaki sang Tikus saat disambar oleh seekor elang

            Ketika seekor tikus muda yang mencari petualangan baru, berjalan menyusuri pinggiran kolam di mana di kolam tersebut tinggallah seekor katak. Saat katak tersebut melihat tikus, dia berenang menuju ke tepi kolam dan berkata:
"Maukah kamu mengunjungi saya? Saya berjanji kamu akan senang."
            Sang Tikus tidak berpikir panjang lagi, karena dia sangat ingin berpetualang ke seluruh dunia dan melihat segala yang ada di dunia. Tetapi walaupun dia bisa berenang sedikit, dia tidak berani untuk masuk dan berenang di kolam tanpa bantuan.
Sang katak memiliki akal, agar sang Tikus bisa yakin bahwa katak akan dapat selalu membantu sang Tikus saat berenang di kolam, dia mengikat kaki tikus tersebut ke kakinya sendiri dengan seutas tali. Lalu dia melompat ke dalam kolam, sambil menarik teman jalannya yang bodoh bersamanya.
            Sang tikus yang terbawa-bawa berenang bersama katak akhirnya merasa cukup dan ingin kembali ke pinggiran kolam; tetapi sang Katak yang jahat memiliki rencana lain. Dia kemudian menarik Sang Tikus masuk ke dalam air dan menenggelamkannya sehingga meninggal. Tetapi sebelum sempat melepaskan tali yang mengikat dia dengan tikus yang telah meninggal, seekor elang terbang menyambar ke bawah, menangkap tikus dan membawanya pergi, bersama Sang Katak yang tergantung-gantung pada kaki tikus. Saat itulah, Sang Elang sadar bahwa dengan sekali sambar mendapatkan dua makanan sekaligus untuk makan siangnya.
             Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng katak dan tikus ini adalah Siapa yang menyakiti orang lain, akan mendapatkan ganjaran atas perbuatannya.

BABI HUTAN DAN RUBAH

Sang Rubah mengolok-olok babi hutan yang sedang mengasah taringnya

Dongeng babi hutan dan rubah - Seekor babi hutan sedang sibuk mengasah taringnya pada sebuah batang pohon. Bertepatan dengan saat itu, secara kebetulan lewatlah seekor rubah. Rubah yang suka mengolok-olok teman-teman dan tetangganya, langsung mengoloknya dengan berpura-pura melihat kesana-kemari, seolah-olah takut pada musuh yang tidak terlihat. Tetapi sang Babi Hutan tidak memperdulikan tingkah sang Rubah dan tetap melanjutkan pekerjaannya.
"Mengapa engkau melakukan hal tersebut?" kata sang Rubah dengan senyum mengejek. "Saya tidak melihat ada musuh dan bahaya di sini."
"Kamu benar, memang sekarang tidak ada musuh dan bahaya yang mengancam" jawab sang Babi Hutan, "tetapi ketika musuh benar-benar datang, saya tidak akan sempat mengasah taring saya lagi seperti sekarang. Saat musuh dan bahaya datang ke sini nantinya, setidak-tidaknya saya telah memiliki senjata untuk menghadapinya."
Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng babi hutan dan rubah ini adalah
Selalulah siap siaga dan waspada.







KURA-KURA DAN SEPASANG ITIK
Hasil gambar untuk KURA-KURA DAN SEPASANG ITIK
Seekor kura-kura, yang kamu tahu selalu membawa rumahnya di belakang punggungnya, dikatakan tidak pernah dapat meninggalkan rumahnya, biar bagaimana keras kura-kura itu berusaha. Ada yang mengatakan bahwa dewa Jupiter telah menghukum kura-kura karena kura-kura tersebut sangat malas dan lebih senang tinggal di rumah dan tidak pergi ke pesta pernikahan dewa Jupiter, walaupun dewa Jupiter telah mengundangnya secara khusus.
Setelah bertahun-tahun, si kura-kura mulai berharap agar suatu saat dia bisa menghadiri pesta pernikahan. Ketika dia melihat burung-burung yang beterbangan dengan gembira di atas langit dan bagaimana kelinci dan tupai dan segala macam binatang dengan gesit berlari, dia merasa sangat ingin menjadi gesit seperti binatang lain. Si kura-kura merasa sangat sedih dan tidak puas. Dia ingin melihat dunia juga, tetapi dia memiliki rumah pada punggungnya dan kakinya terlalu kecil sehingga harus terseret-seret ketika berjalan.
Suatu hari dia bertemu dengan sepasang itik dan menceritakan semua masalahnya.
"Kami dapat menolongmu untuk melihat dunia," kata itik tersebut. "Berpeganglah pada kayu ini dengan gigimu dan kami akan membawamu jauh ke atas langit dimana kamu bisa melihat seluruh daratan di bawahmu. Tetapi kamu harus diam dan tidak berbicara atau kamu akan sangat menyesal."
Kura-kura tersebut sangat senang hatinya. Dia cepat-cepat memegang kayu tersebut erat-erat dengan giginya, sepasang itik tadi masing-masing menahan kedua ujung kayu itu dengan mulutnya, dan terbang naik ke atas awan.
Saat itu seekor burung gagak terbang melintasinya. Dia sangat kagum dengan apa yang dilihatnya dan berkata:
"Kamu pastilah Raja dari kura-kura!"
"Pasti saja......" kura-kura mulai berkata.
Tetapi begitu dia membuka mulutnya untuk mengucapkan kata-kata tersebut, dia kehilangan pegangan pada kayu tersebut dan jatuh turun ke bawah, dimana dia akhirnya terbanting ke atas batu-batuan yang ada di tanah.
Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng kura-kura dan sepasang itik ini adalah Rasa ingin tahu yang bodoh dan kesombongan dapat menyebabkan kesialan.

 

KERA JADI RAJA


Hasil gambar untuk fabel KERA JADI RAJA
Sang Raja hutan “Singa” ditembak pemburu, penghuni hutan rimba jadi gelisah. Mereka tidak mempunyai Raja lagi. Tak berapa seluruh penghuni hutan rimba berkumpul untuk memilih Raja yang baru. Pertama yang dicalonkan adalah Macan Tutul, tetapi macan tutul menolak. “Jangan, melihat manusia saja aku sudah lari tunggang langgang,” ujarnya. “Kalau gitu Badak saja, kau kan amat kuat,” kata binatang lain. “Tidak-tidak, penglihatanku kurang baik, aku telah menabrak pohon berkali-kali.” “Oh…mungkin Gajah saja yang jadi Raja, badan kau kan besar..”, ujar binatang-binatang lain. “Aku tidak bisa berkelahi dan gerakanku amat lambat,” sahut gajah.
Binatang-binatang menjadi bingung, mereka belum menemukan raja pengganti. Ketika hendak bubar, tiba-tiba kera berteriak, “Manusia saja yang menjadi raja, ia kan yang sudah membunuh Singa”. “Tidak mungkin,” jawab tupai. “Coba kalian semua perhatikan aku…, aku mirip dengan manusia bukan ?, maka akulah yang cocok menjadi raja,” ujar kera. Setelah melalui perundingan, penghuni hutan sepakat Kera menjadi raja yang baru. Setelah diangkat menjadi raja, tingkah laku Kera sama sekali tidak seperti Raja. Kerjanya hanya bermalas-malasan sambil menyantap makanan yang lezat-lezat.
Penghuni binatang menjadi kesal, terutama srigala. Srigala berpikir, “bagaimana si kera bisa menyamakan dirinya dengan manusia ya?, badannya saja yang sama, tetapi otaknya tidak”. Srigala mendapat ide. Suatu hari, ia menghadap kera. “Tuanku, saya menemukan makanan yang amat lezar, saya yakin tuanku pasti suka. Saya akan antarkan tuan ke tempat itu,” ujar srigala. Tanpa pikir panjang, kera, si Raja yang baru pergi bersama srigala. Di tengah hutan, teronggok buah-buahan kesukaan kera. Kera yang tamak langsung menyergap buah-buahan itu. Ternyata, si kera langsung terjeblos ke dalam tanah. Makanan yang disergapnya ternyata jebakan yang dibuat manusia. “Tolong…tolong,” teriak kera, sambil berjuang keras agar bisa keluar dari perangkap.
“Hahahaha! Tak pernah kubayangkan, seorang raja bisa berlaku bodoh, terjebak dalam perangkap yang dipasang manusia, Raja seperti kera mana bisa melindungi rakyatnya,” ujar srigala dan binatang lainnya. Tak berapa lama setelah binatang-binatang meninggalkan kera, seorang pemburu datang ke tempat itu. Melihat ada kera di dalamnya, ia langsung membawa tangkapannya ke rumah.

SERIGALA DAN BANGAU


Gambar terkaitPada jaman dahulu tuan Serigala dan nyonya Bangau berteman, mereka selalu menghabiskan waktu bersama, pada suatu hari tuan Serigala mengundang nyonya Bangau untuk makan siang di rumahnya.
“Saya harap anda datang, nyonya Bangau” kata tuan Serigala. “Saya akan menyediakan daging yang lezat”. Nyonya Bangau menerima undangan itu dan pergi mengunjungi tuan Serigala. tuan Serigala telah membuat kasha yang lezat dan di sajikan di piring yang lebar.
Nyonya Bangau mematuk-matuk piring itu dengan paruhnya yang panjang, tetapi dia tidak bisa menggigit kasha itu. sampai kepalanya terpatuk tetapi masih juga nyonya bangau tidak dapat menggigit kasha.
Sementara itu tuan Serigala memakan kasha dengan lahap sampai tandas. setelah kasha habis tuan Serigala berkata “sangat menyenangkan makan siang bersama anda, saya harap kita bisa makan bersama lagi.”, “Terima kasih atas makan sianya tuan Serigala” jawab nyonya Bangau. “Besok anda harus datang ke rumah saya untuk makan siang”. “Saya akan datang” balas tuan Serigala.
Esoknya ketika tuan Serigala datang ke rumah nyonya Bangau, dia mencium aroma yang lezat, dalam hati tuan Serigala berpikir “Bau lezat apakah ini?? pasti makanan enak. Ketika nyonya Bangau menyajikan makanan, dia meletakkannya di pot yang berleher panjang dan bermulut sempit. “Jangan malu-malu tuan Serigala” nyonya bangau mempersilahkan.
Tuan Serigala berusaha memasukkan cakarnya ke dalam pot, tetapi sepertinya tidak berhasil, kemudian dia berusaha dengan menggunakan hidungnya, hasilnya nihil dia hanya bisa mencium bau makanan lezat itu. Kemudian nyonya Bangau memasukkan paruhnya yang panjang ke dalam pot dan memakan semua hidanagn lezat itu.
Ketika makanan sudah habis, nyonya Bangau berkata “Sangat menyenangkan anda bisa mengunjungi saya, semoga kita bisa melakukan lagi dengan segera”. tuan Serigala sangat malu dan marah mendengarkan kata-kata nyonya Bangau. kemuadian tanpa mengucap sepatah kata tuan Serigala pergi.
Sejak saat itulah Bangau dan Serigala bermusuhan.
(SELESAI)


TUPAI DAN IKAN GABUS


Hasil gambar untuk fabel TUPAI DAN IKAN GABUS
Di sebuah telaga dengan seekor ikan gabus. Persahabatan tersebut sangatlah kuatnya.
Pada suatu hari si Ikan Gabus jatuh sakit. Badannya sangat lemah. Dengan setianya si Tupai menunggui temannya itu. Sudah beberapa hari si Ikan Gabus tidak enak makan. Maka si Tupai berusaha membujuknya. Namun si Ikan Gabus hanya mau makan kalau diberi makan hati ikan Yu.
Mendengar permintaan si Ikan Gabus, Si Tupai menjadi sangat sedih. Sulit sekali memenuhi permintaan sahabatnya itu. Ikan Yu adalah hewan yang sangat ganas dan hanya hidup di lautan lepas. Namun akhirnya ia memutuskan juga untuk mencarikannya.
Maka iapun meloncat-loncat dari pohon ke pohon hingga sampai ke sebuah pohon kelapa yang batangnya menjorok ke laut. Dengan perlahan si Tupai melobangi sebutir biji kelapa. Setelah airnya habis, iapun masuk ke dalam kelapa itu. Dari dalam kelapa itu ia masih dapat menggerogoti tangkai buah kelapa itu.
Tak lama kemudian buah kelapa itu sudah terlepas dari tangkainya dan tercebur ke laut lepas. Ombak laut itu sangat besar. sehingga dalam waktu tidak lama, buah kelapa itu sudah berada ditengah laut lepas. Tiba-tiba datanglah seekor Ikan Yu besar. Dengan segera ia menelan biji kelapa tersebut bulat-bulat. Setelah berada di dalam perut ikan itu, si Tupai lalu mengigiti hatinya. Ikan itu menggelepar-gelepar menuju pantai. Sesampainya di pantai, Ikan Yu sudah kehabisan tenaga dan akhirnya mati.
Dengan senang hati si Tupai membawa hati Ikan Yu itu untuk sahabatnya. Dengan ajaibnya setelah memakan hati Ikan Yu, Si Ikan Gabus menjadi di daerah Kalimantan barat, tersebutlah seekor tupai bersahabat
sembuh total. Ia meloncat-loncat dengan gembiranya. Ia pun berjanji akan menolong si Tupai kalau ia sakit di hari kemudian. (Diadaptasi secara bebas dari Warisa Ram, dkk. “Tupai dan Ikan Gabus” Cerita Rakyat Daerah Kalimantan Barat. Jakarta).
(SELESAI)

SEEKOR KAMBING DAN SERIGALA


Hasil gambar untuk fabel SEEKOR KAMBING DAN SERIGALA
Seekor serigala yang kehausan tiba di tepi sebuah telaga. Ketika hendak minum dilihatnya seekor kambing sedang minum juga di tempat itu. Namun tidak seperti kambing-kambing lainnya yang akan kabur bila melihatnya, kambing yang satu ini tetap tenang meneruskan minumnya. Dengan heran, serigala mendekati kambing.
 “Halo kambing! Apa kabar?”sapanya
 “Oh, kabar baik serigala. Bagaimana denganmu?” balas kambing.
 “Baik juga,” jawab serigala. “Ngomong-ngomong kenapa kau tak takut melihatku? Bukankah biasanya teman-temanmu akan kabur bila melihatku?”
“Ah, kau lupa padaku?” tanya kambing. “Coba kau perhatikan aku baik-baik dan ingat-ingat, kau pasti mengenalku!”
Serigala mencoba untuk mengingat dimana dia pernah bertemu dengan kambng yang satu ini. Lalu tiba-tiba dia ingat, “o ya aku ingat! Bukankah kau kambing yang pernah menyelamatkanku?”
Serigala ingat, saat itu dia sedang asyik memakan daging sapi buruannya ketika tiba-tiba terdengar bunyi letusan senapan dan jeritan kambing. Rupanya kambing menyeruduk si pemburu sehingga bidikannya luput dan serigala selamat.
 “Maafkan aku kawan,” kata serigala. “Tadi aku hampir tidak mengenalimu. Terima kasih karena kau telah menyelamatkanku!”
 “Sama-sama kawan!” kata kambing. Lalu kambing pun berpamitan. Dalam hati kambing bersyukur karena tidak jadi dimangsa oleh serigala.

(SELESAI)

KURA-KURA DAN MONYET YANG RAKUS

Di tepi hutan hiduplah seekor monyet dan seekor kura-kura. Pada suatu hari, monyet mengajak kura-kura menanam pohon pisang.
“Kura-kura, mari kita menanam pohon pisang,” ajak monyet.
“Ayo, kau di sebelah kanan aku di sebelah kiri,” jawab kura-kura.
Hari berganti hari. Setiap hari kura-kura merawat pohon pisangnya.
“Tumbuh, tumbuhlah pohon pisangku,” kura-kura bernyanyi riang.
Monyet hanya melihat tingkah kura-kura sambil tiduran di rerumputan.
“Apa kabar Monyet? Bagaimana pohon pisangmu?” sapa kura-kura kepada monyet.
“Biarkan saja, besok-besok juga berbuah,” jawab monyet sombong.
Bulan berganti bulan, pohon pisang kura-kura berbuah. Buahnya besar-besar. Ia akan mengundang kawan-kawannya untuk diajak berpesta pisang. Sebaliknya, pohon pisang monyet mati karena tidak dirawat.
Pisang tanaman kura-kura pun siap dipanen.
kura-kura_monyet2
“Bagaimana cara memetik buah pisang ini?” pikir kura-kura. “Mungkin monyet mau membantuku.”
Kura-kura lalu meminta bantuan kepada monyet.
“Maukah kau membantuku memetik buah pisang ini?” tanya kura-kura.
“Aku bersedia, tetapi buah pisang itu nanti dibagi dua.” jawab monyet.
“Baik! ” jawab kura-kura.
Monyet lalu memanjat pohon pisang kura-kura. Bau harum buah pisang menggoda selera monyet. Ia lupa akan janjinya.
Kura-kura menunggu di bawah pohon pisang.
kura-kura_monyet3
“Monyet, mana pisang bagianku?” teriak kura-kura.
“Sebiji pun tidak ada,” jawab monyet rakus.
“Monyet, ini pohon pisangku!” rengek kura-kura hampir menangis.
“Salah sendiri mengapa tidak bisa memanjat pohon?” ejek monyet.
Kura-kura mulai menangis. Hatinya sedih bercampur marah. Ia lalu menggoyang-goyang pohon pisang itu.
Tiba-tiba…. bruk! Pohon pisang itu tumbang. Monyet itu jatuh. Dia mengerang kesakitan. Tubuhnya tertimpa batang pohon pisang.
“Ampun kura-kura, tolong aku! Aku menyesal…” kata monyet.
Tetapi, kura-kura hanya berlalu begitu saja menghiraukan teriakan monyet. Sang monyet pun merengek kesakitan sekaligus menyesal telah kehilangan sahabat baiknya.

LEBAH DAN SEMUT

Dahulu pada zaman Nabi Sulaiman, hidup banyak sekali lebah. Salah satu di antaranya adalah Dodo. Dodo adalah anak lebah yang telah ditinggal mati ibunya. Waktu itu ibunya meninggal digigit kalajengking. Kini ia hidup sebatang kara. Oleh karena itulah ia memutuskan untuk hidup mengembara. Hingga akhirnya ia tiba di gurun pasir yang luas. Di tengah gurun itu Dodo merasa haus dan lapar.
 “Aku harus segera mencari makan dan air, tapi aku harus mencari di mana?” pikir Dodo. Tetapi Dodo tidak mau menyerah. Ia bersikeras mencari makanan dan air. Setelah cukup lama terbang, dari kejauhan Dodo melihat air dan makanan. Namun setelah mendekat, ternyata yang dilihatnya hanyalah hamparan pasir yang luas. Maka dengan kekecewaan, Dodo kembali terbang menyelusuri gurun. Tidak berapa lama kemudian ia bertemu dengan seekor semut yang sedang kesusahan membawa telurnya. Dodo pun mendekati semut itu.
 “Hai, semut. Siapakah namamu?”
 “Namaku Didi. Namamu siapa?”
 “Aku Dodo. Kamu mau jadi sahabatku?” Didi mengangguk senang.
 “Baguslah! Kalau begitu mari kita mencari air dan makanan bersama?” Didi kembali mengangguk.
Mereka bergegas pergi untuk mencari makanan. Setelah cukup lama menyusuri gurun, mereka menemukan sebuah mata air yang berair bersih dan segar. Di samping mata air itu terdapat sebatang pohon kurma yang berbuah lebat dan sangat manis. Didi dan Dodo sangat gembira. Mereka segera minum dan makan sepuasnya.
Setelah mereka benar-benar kenyang, mereka segera mencari tempat tinggal. Dua hari kemudian mereka menemukan tempat tinggal yang menurut mereka tepat. Yaitu di sebuah padang rumput yang luas. Mereka tidak akan kekurangan makanan karena di tepi  padang rumput itu terdapat banyak pohon buah-buahan dan sebuah mata air yang sangat bersih. Didi dan Dodo hidup dengan rukun. Semakin hari persahabatan mereka semakin erat. Mereka pun hidup dengan aman, tenteram dan bahagia.

SI MONYET YANG NAKAL


Hasil gambar untuk fabel SI MONYET YANG NAKALDi sebuah hutan, tinggallah seekor monyet yang sangat nakal dan suka membuat kerusuhan. Dia bernama Moli. Suatu hari Moli sedang berebut makanan dengan monyet lainnya. Padahal makanan itu bukan milik Moli, tetapi ia tetap berniat untuk mendapatkannya.
 “Hai, Moli. Jangan kau merebut makananku. Kenapa kau suka mengambil milik orang lain?”
 “Biar saja, memangnyatidak boleh.terserah saya, dong!” akhirnya monyet pemilik makanan itu mengalah kemudian monyet itu pulang dan menceritakan sikap Moli kepada warga di hutan. Monyet itu juga menasehati warga hutan agar tidak berteman dengan Moli dan menjauhi Moli yang nakal.
Sejak saat itu Moli merasa kesepian karena tidak ada satu hewan pun yang mau berteman dengannya. Beberapa hari kemudian Moli bergegas pergi meninggalkan hutan. Ia berharap dapat memperoleh teman di daerah lain. Sepanjang jalan Moli sangat murung. Hingga akhirnya ia bertemu dengan seekor burung. Burung itu sangat heran meilat kemurungan Moli.
“Hai, teman. Mengapa wajahmu sangat murung?” sapa burung itu.
 “Saya pergi dari huta. Karena semua hewan di huta selalu menganggapku jahil dan suka menang sendiri!” jawab Moli.
 “Tidak uash sedih, saya bisa membantumu.” Burung pun menasehati Moli agar tidak mengulangi kesalahannyadan menghindari sifat nakalnya. Tetapi Moli tidak memperdulikan nasehat burung. Moli justru merasa tersinggung, kemudian ia segera pergi meninggalkan tempat itu.
Sewaktu Moli melanjutkan perjalanan, ia bertemu dengan monyrt yang pernah diganggunya. Tetapi Moli enggan meminta maaf, ia malah membuat keributan lagi dengan monyet itu. Mereka pun saling adu mulut hingga akhirnya terjadi pertengkaran antara mereka. Di tengah pertengkaran yang kemudian berlanjut pada perkelahian, Moli jatu terpeleset ke jurang yang sangat dalam. Mulai saat itu tidak terdengar lagi kabar Moli, si monyet yang nakal.sepeninggal Moli, suasana dalam hutan terasa aman tenteram dan damai.


 

KANCIL DAN SIPUT LOMBA LARI


Hasil gambar untuk KANCIL DAN SIPUT LOMBA LARI
Suatu hari kancil bertemu dengan siput dipinggir kali. Melihat siput merangkak dengan lambatnya, sang kancil dengan sombong dan angkuhnya berkata.
Kancil : “Hai siput, beranikah kamu lomba lari denganku ?”
( ajakan terasa sangat mengejek siput, berpikir sebentar, lalu menjawab )
Siput : “Baiklah, aku terima ajakanmu dan jangan malu kalau nanti kamu sendiri yang kalah.”
Kancil : “Tidak bisa, masa jago lari sedunia mau dikalahkan olehmu, siput, binatang perangkak kelas wahid di dunia.” ejek kancil.
Kancil : “Baiklah, ayo cepat kita tentukan larinya !” jawab kancil.
Siput : “Bagaimana kalau hari minggu besok, agar banyak yang menonton.” Kata siput.
Kancil : “Oke, aku setuju.” Jawab kancil.
Sambil menunggu hari yang telah ditentukan itu, siput mengatur taktik. Segera dia kumpulkan bangsa siput sebanyak-banyaknya. Dalam pertemuan itu, siput membakar semangat kawan-kawannya dan dengan geram mereka ingin mempermalukan kancil dihadapan umum. Dalam musyawarah itu, disepakatilah dengan suara bulat bahwa dalam lomba nanti setiap siput ditugaskan berdiri diantara rerumputan di pinggir kali. Diaturlah tempat mereka masing-masing. Bila kancil memanggil maka siput yang didepannya itu yang menjawab begitu seterusnya.
Sampailah saat yang ditunggu itu. Penonton pun sangat penuh. Para penonton datang dari semua penjuru hutan.
Kancil dan siput telah bersiap digaris start. Pemimpin lomba mengangkat bendera, tanda lomba di mulai. Kancil berlari sangat cepatnya. Semua tenaga dikeluarkannya. Tepuk tangan penonton kian menggema, memberi semangat kepada kancil. Setelah lari sekian kilometer, berhentilah kancil. Sambil napas terengah-engah dia memanggil.
Kancil : “Siput !” seru kancil.
Siput : “Ya, aku disini.”
Karena siput telah berada didepannya, kancilpun kembali lari sangat cepat sampai tidak ada lagi tenaga yang tersisa. Kemudia dia pun memanggil.
Kancil : “Siput !” teriak kancil lagi.
Siput : “Ya, aku disini.”
Berkali-kali selalu begitu. Sampai pada akhirnya kancil lunglai dan tak dapat berlari lagi. Menyerahlah sang kancil dan mengakui kekalahannya. Penonton terbengong-bengong. Siput menyambut kemenangan itu dengan senyuman saja. Tidak ada loncatan kegirangan seperti pada umumnya pemenang lomba.
*************************************TAMAT********************************

SINGA DAN BERUANG

Cerita Binatang Singkat Singa dan Beruang
Suatu hari, seekor Singa mengajak Beruang untuk mencari makanan bersama. Beruang pun setuju dengan ajakan Singa, dan pergi mencari makan bersama. Mereka berdua pun pergi kedalam hutan. Setelah melakukan perjalanan yang lumayan cukup jauh. Akhirnya, mereka sampai di sebuah hutan belantara. Mereka berdua besembunyi di balik semak-semak untuk mencari mangsa. Setelah menunggu lama. Akhirnya, mereka menemukan mangsanya masing-masing. Mereka pun megamati mangsa tersebut. Namun, mereka berdua tidak menyadari bahwa mangsa yang mereka incar adalah mangsa yang sama. Yaitu seekor Rusa.
Dengan sangat mudah Rusa tersebut dapat tertangkap. Namun, kedua binatang terebut langsung bertengkar untuk memperebutkan Rusa tersebut. Menjelang sore, mereka masih memperebutkan Rusa tersebut. Lama-kelamaan mereka berdua kelelahan dan berhenti bertengkar. Mereka berdua duduk kelelahan. Tanpa mereka sadari. Ternyata, ada seekor Serigala yang mengamati pertengkaran antara Singa dan Beruang. Ia terus mengamati kedua binatang tersebut. Ia pun mengetahui bahwa Singa dan Beruang yang sudah kelelahan.
Serigala mencari akal untuk mendapatkan Rusa yang sudah mereka tangkap. Ia mencari kesempatan untuk merebut Rusa tersebut. Serigala langsung berlari menghampiri Singa dan Beruang, ia pun segera merebut Rusa tersebut.
‘’ Kalian terlalu kelelahan untuk memakan Rusa ini. Rusa ini akan aku bawa pulang. Terimakasih, kalian teman yang baik sudah memberiku seekor Rusa yang lezat ini. Silahkan teruskan pertengkaran kelian berdua wahai temanku.’’ Ucap Serigala sambil tersenyum senang.
Singa dan Beruang sangat terkejut melihat kedatangan Serigala yang sangat tiba-tiba. Dengan sekuat tenaga Singa dan Beruang berusaha untuk mendapatkan Rusa tersebut. Namun, usaha mereka sia-sia. Mereka terlalu lelah untuk mengejar Serigala yang sudah berlari dengan sangat cepat. Akhirnya, Rusa tersebut berhasil di rebut oleh Serigala. Singa dan Beruang sangat sedih. Mangsa yang mereka cari dan di tunggu-tungga seharian dicuri begitu saja. Mereka pun sangat menyesali pertengkaran mereka tersebut.
‘’ Semuanya salah kita berdua. Seandainya, kita mau berbagi dan tidak memperebutkan Rusa tersebut. pasti saat ini kita sama-sama kenyang dan merasa senang karena sudah berhasil mendapatkan mangsa bersama-sama’’ ucap Singa dan Beruang dengan wajah yang sangat sedih dan menyesal.
Pesan moral dari Cerita Binatang Singkat : Singa dan Beruang adalah jadilah anak baik yang mau berbagi dengan orang lain. Sifat serakah hanya akan merugikan dirimu sendiri.

Kisah Seekor Serigala dan Ayam

Dongeng Binatang Singkat Kisah Seekor Serigala dan AyamPada suatu hari, di dalam hutan belantara. Terlihat seekor Serigala yang sedang kelaparan. Ia mencari mangsa kesana kemari. Namun, ia tidak menemukan mangsa yang ia cari. Di tengah perjalanan ia melihat seekor Ayam. Karena sudah sangat lapar, ia pun mengincar sang Ayam tersebut.
Secara diam-diam Serigala mendekati Ayam, ia pun langsung menerkam Ayam tersebut. Melihat kedatang Serigala yang datang secara tiba-tiba membuat sang Ayam sangat terkejut. Pada saat Ayam akan melarikan diri. Namun, salah satu kakinya di pegang oleh Serigala.
‘’ Kena kau! Kau tidak bisa lari dariku Ayam. Hahaa.’’ Ucap Serigala, dan langsung membawa Ayam tersebut kerumahnya.
Serigala sangat senang mendapatkan mangsa yang lezat. Ia pun membayangkan memakan daging Ayam yang sangat lezat sampai air liurnya keluar. Ia sangat tidak sabar untuk melahap mangsanya tersebut. Namun, pada saat Serigala akan melahapnya. Sang Ayam berkata.
‘’ Hei Tuan, sebelum kau melahapku. Sebaiknya kau berdoa terlebih dahulu.’’ Ucapnya.
Mendengar yang di ucapkan sang Ayam, Serigala pun menunda keinginannya untuk melahap Ayam.
‘’ Berdoa? Bagaimana caranya? Ayo cepat beritahu aku!’’ kata Serigala bertanya kebingungan.
‘’ Aku pernah melihat Manusia yang sedang berdoa. Ketika mereka akan berdoa, mereka biasanya melipat tangannya di dada saat berdoa.’’ Jawab Ayam tersebut.
Serigala pun menuruti yang di katakan Ayam. Ia pun segera melipat kedua tanganya di dada.
‘’ Selain melipat kedua tangannya. Manusia juga menutup matanya saat berdoa.’’ Kata sang Ayam melanjutkan perkataanya.
Serigala pun menuruti perkataan Ayam. Dengan semangat ia melipat kedua tangannya di dada dan menutup kedua matanya. Namun, pada saat ia menutup kedua matanya. Dengan sangat cepat Ayam tersebut terbang dan melarikan diri.
‘’ Hahaa, selamat tinggal Serigala yang bodoh.’’ kata sang Ayam yang senang karena berhasil meloloskan diri dari cengkraman Serigala.
Akhirnya, Ayam berhasil meloloskan diri dengan sangat mudah. Sementara, Serigala pun membuka kedua matanya. Ia tidak sabar untuk segera melahap mangsanya. Namun, ia sangat terkejut dan terbengong-bengong melihat sang Ayam sudah tidak ada di hadapannya. Ia pun segera mencari Ayam tersebut. Namun, Ayam dengan sangat cepat melarikan diri dan tidak dapat di temukan. Serigala sangat marah karena ia ditipu oleh Ayam. Ia pun merasa sangat bodoh karena tertipu oleh calon mangsanya. Ia pun melanjutkan perjalanannya untuk mencari mangsa dan menahan rasa laparnya.
Pesan moral dari Dongeng Binatang Singkat : Kisah Seekor Serigala dan Ayam adalah jadilah anak yang pintar dengan banyak belajar agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.
DUA TUPAI DAN SEEKOR ULAR POHON
Di suatu kebun yang rindang berdekatan dengan daerah pertanian, terdapat pohon duren yang sangat besar serta rindang, pohon itu selalu berbuah dengan sangat melimpah, pohon itu adalah pohon yang paling tinggi di antara pohon-pohon lainnya. Pada suatu pagi yang cerah ketika mentari menyinari kebun tersebut terlihat 2 ekor tupai sedang berlari dari satu dahan ke dahan lain, meloncat dari satu pohon ke pohon yang lain, mencari sebuah pohon yang rindang dan tinggi untuk dijadikan sarang mereka, dua ekor tupai tersebut melihat pohon duren yang sangat tinggi dan rindang. Kedua tupai itu mulai mendekati pohon tersebut dari arah yang berlawanan, mereka sangat menginginkan pohon duren itu dijadikan sarangnya, setelah beberapa saat kedua tupai itu sampai di pohon duren tersebut. Kedua tupai itu saling berhadapan, salah satu tupai itu marah dia berbicara kepada tupai yang ada didepannya “Hei apa yang kau lakukan disini, ini adalah sarang ku?”
Kemudian tupai yang berhadapan dengannya menjawab dengan berbohong “Ini adalah sarangku, bukan sarangmu aku sejak dulu sudah tinggal di pohon ini”. Kedua tupai itu saling memperbutkan pohon itu untuk dimilikinya, mereka adalah dua tupai yang sombong dan suka berbohong. Pada akhirnya tupai itu berkelahi barang siapa salah satu dari mereka kalah, maka dia harus meninggalkan pohon itu dan jangan kembali, dan yang menang akan menjadi pemilik pohon tersebut.
Di pohon tersebut mereka berkelahi, mencakar menggigit dari dahan kedahan yang lain, ketika mereka sibuk berkelahi di dahan lain terlihat sosok samar-samar mengamati perkelahian tersebut, sosok itu bersembunyi di dahan yang penuh dengan dedaunan, ternyata sosok itu adalah seekor ular pohon yang badannya berukuran lebih besar dari pada ukuran tubuh tupai, warnanya hijau dan tubuhnya sangat panjang. Ular itu senang ketika melihat dua ekor tupai sedang berkelahi, sambil mendesis dia berkata “Dasar dua tupai bodoh dan sombong, mereka memperebutkan sebuah pohon hingga berkelahi, dan tidak menyadari kehadiranku disini”.
Lalu ular itu melata berpindah tempat dengan tanpa disadari oleh kedua tupai itu, dia mulai mencari tempat yang sangat pas untuk menyerang, setelah menemukan tempat itu ular tersebut diam seolah olah tidak bergerak dan sekilas ular itu serupa dengan hijaunya daun, ular itu menunggu dengan sabar untuk menyerang salah satu tupai tersebut. Di dahan lain ke dua tupai itu terus berkelahi, akhirnya salah satu dari mereka mengaku kalah, tubuh tupai yang kalah tersebut terlihat berdarah darah, dan kelelahan. Lalu tupai yang menang dari perkelahian tersebut berkata “Hai tupai lemah, kini kau sudah mengetahui akulah paling hebat disini, akulah jagoannya”. dengan sombong dia mengusir tupai yang kalah itu sambil mengangkat badannya “Pergilah tupai lemah, disini adalah sarangku dan akulah pemenangnya”.
Dengan sombong dan angkuh tupai itu bersuara seolah-olah dialah yang paling hebat, sambil tertawa dia melihat tupai yang kalah dalam perkelahian itu pergi. Namun dia tidak menyadari kehadiran sang ular yang sudah siap menyerang tupai sombong itu, ternyata tempat tupai itu berada di belakang sang ular, tak ingin membuang kesempatan, ular itu mengkerutkan tubuhnya lalu dia membuka mulutnya lebar-lebar terlihat ke dua gigi depannya yang sangat lancip, seketika itu sang ular menggigit tupai tersebut, tupai itu mencoba melepaskan diri dari ular tersebut namun apa daya bisa ular itu telah melumpuhkan badannya. Ketika itu tupai yang telah kalah dari perkelahian melihat kejadian tadi, dia hanya tersenyum sambil meninggalkan tempat itu. Dia sadar jika dia selalu sombong dan angkuh dia akan bernasib tidak baik seperti tupai itu.
Pesan Moral dari Cerita Dua Tupai Dan Seekor Ular Pohon adalah Keserakahan dan kesombongan akan berakibat buruk bagi kita

KAMBING YANG NAKAL

Cerita Rakyat Fabel Nusantara Kambing yang Nakal
Di sebuah desa yang tentram dan damai desa yang berada tepat dibalik sebuah gunung yang menjulang tinggi, terdapat seorang peternak kambing yang memiliki banyak sekali kambing. Kambing-kambing itu dirawat dengan sangat baik mereka terlihat sangat sehat dengan badan yang gemuk diantara kambing kambing itu ada seekor kambing yang badannya sangat besar dengan tanduk besar dan kuat bulunya sangat tebal dan terlihat gagah.
Pada suatu hari peternak itu melepaskan kambing-kambingnya ke padang rumput luas dan hijau, kambing kambing itu memakan rereumputan yang sangat segar namun ketika mereka sedang asyik salah satu kambing yaitu kambing yang sangat besar dengan tanduknya yang besar membuat kambing lainnya berlarian kambing besar itu menanduk-nanduk kambing lainnya agar mereka tidak memakan rerumputan di padang itu. Hal itu tidak diketahui oleh pemilik kambing tersebut karena ketika kambing-kambing itu digembalakan di padang peternak itu meninggalkannya dan pada sore hari baru peternak itu menggiring kambing-kambingnya ke kandang.
Dikala sore itu kambing besar itu masih saja menanduk-nanduk kambing lainnya sambil mengunyah rumput di mulutnya, barulah hal itu diketahui oleh sang peternak lalu peternak itu menggiring kambing-kambingnya ke kandang namun ketika di kandang petani itu membawa tali dan pasak yang besar. Petani itu mengalungkan kambing besar itu kepatok yang telah disiapkan olehnya. Kambing itu tidak terlihat menyesal dengan perbuatannya malah dia mencoba melepaskan diri dari pasak itu dengan menarik-narik pasak itu. Akhirnya kambing besar itupun mampu melepaskan diri sambil menggantung tali dan patok di lehernya, dia mempertontonkan kepada kambing-kambing lainnya bahwa dia bangga akan apa yang telah dia lakukan.
Esok harinya peternak itu kembali ke kandang untuk memeriksa dan menggiring kambing-kambingnya ke padang rumput, dia kaget ketika pintu kandang dibuka ternyata kambing besar itu melepaskan diri dari patok yang mengikatnya. Peternak itu membawa kambing besar dan kambing-kambing lainnya ke padang rumput namun kambing besar itu di ikatkan kepada patok yang lebih besar dan lebih berat lagi supaya kambing itu tidak lepas dari ikatannya dan tidak mengganggu kambing lainnya yang sedang makan.
Setelah selesai mengikat kambing besar itu peternak itu meninggalkan ternaknya, kambing besar itu mulai menggerak-gerakan lehernya menarik-narik patok yang telah ditancapkan ke tanah dengan sekuat tenaga. Akhirnya patok itu lepas dan kambing besar itu terlepas dari ikatannya kambing itu berlarian kesana kemari sambil menggusur-gusur patok besar dia memperlihatkannya kepada kambing lainnya dengan penuh kebanggaan. Salah satu kambing berkata kepada kambing besar itu “Kau sangat bangga berlarian kesana kemari sambil menunjukan kalung patok yang melingkar di lehermu itu, padahal kalung dan balok itu adalah simbol kenakalan mu yang sering menanduk-nanduk kambing lainnya, lebih baik bangga karena perbuatan baik bukan bangga karena perbuatan nakal”.
Pesan Moral dari Cerita Rakyat Fabel Nusantara Kambing yang Nakal adalah Janganlah kita berbangga hati dengan hal-hal buruk.

KUCING DI KANDANG AYAM


Seekor kucing sedang tidur di sebuah kandang ayam yang dipenuhi oleh jerami kering saat itu dalah dikala matahari hampir terbenam dimana para ayam kembali pulang dari kebun tempat mereka mencari makanan. Kucing itu tidur dengan sangat pulasnya padahal kucing itu tau bahwa tempat itu adalah bukan miliknya melainkan tempat untuk seekor ayam. Hingga pada saat ayam telah tiba di kandangnya ayam itu kaget melihat seekor kucing sedang tertidur pulas dan tenang.
Cerita Rakyat Fabel Nusantara Kucing di Kandang Ayam
Ayam itu kemudian membangunkan kucing itu perlahan supaya kucing itu tidak kaget dan mencakar dirinya namun ketika kucing itu bangun kucing itu sangat kesal telah dibangunkan dari tidurnya dia menggeram dan mencoba mengusir ayam itu ayam itu berkokok sambil mengusir sang kucing namun kucing itu lebih marah karena sang ayam berusaha mengusirnya.
Sang ayam berkata kepada sang kucing “Hei kucing kenapa kau menempati tempat tidurku kenapa kau tidak tidur saja di tempat tidurmu?”.
Kucing menjawab “Siapa bilang ini tempat tidurmu siapapun yang tidur duluan di tempat ini adalah miliknya. Cepat pergi dari sini kau hanya menggangguku sedang tidur!” Sang ayam menjawab “Ini adalah tempat tidurku tempat ini dibuat khusus untukku kau malah mengaku ini milikmu, bahkan kau malah memarahiku dan mengusirku itu adalah perbuatan yang sangat tidak bijaksana!”.
“Apa kau ingin aku pergi dari tempat ini enak saja kau ini aku akan tetap disini dan jika kau mencoba mengusirku aku akan menerkammu”. Lalu dengan kesal sang ayam mengalah dan keluar dari kandang dia memilih mencari tempat diluar untuk tidur setelah beberapa saat dia menemukan pohon yang dahannya tidak terlalu tinggi lalu mencoba bertengger di dahan itu dan mencoba tidur dsana.
Beberapa saat kemudian pemilik kandang ayam itu datang menghampiri kandangnya ketika dia masuk ke kandang ayam itu dia tidak melihat ayamnya berada dikandangnya dia hanya melihat seekor kucing yang sedang tidur pulas. Lalu dia mencari ayamnya itu dia mencari ayam itu di dekat kebun dan akhirnya dia menemukan ayamnya sedang bertengger di dahan pohon yang tidak terlalu tinggi.
Ayam itu dia bawa ke kandangnya dan sekaligus membawa sebuah ranting kecil, setelah itu dia masuk ke kandang dan langsung memukul kucing yang sedang tertidur pulas itu. Ketika kucing itu dipukul kucing itu langsung terbangun dan lari terbirit-birit karena takut dipukul lagi oleh pemilik ayam itu. Kemudian ayam itu diletakan dikandangnya. Disisi lain kucing itu berpikir bahwa jika kita mengambil tempat milik orang lain kita akan mendapatkan balasan yang setimpal. Kucing itu kini pergi mencari tempat untuk tidur namun tempat itu bukan milik hewan lainnya.
Pesan Moral dari Cerita Rakyat Fabel Nusantara Kucing di Kandang Ayam adalah janganlah mengakui hak milik orang lain menjadi hak milik kita.

RUBAH YANG RAKUS


Seekor rubah pergi berburu disebuah rawa yang penuh dengan hewan-hewan lain sedang mencari makanan seperti burung-burung yang sangat menyukai ikan-ikan kecil. Rubah itu mengendap-mendap mencari seekor burung besar untuk dijadikan makanannya di bawah bayang-bayang rumput rawa rubah itu bergerak sekaligus mengamati mangsanya tidak jauh dari tempat rubah itu berjalan munculah dari udara seekor burung bangau yang ukuran tubuhnya yang sangat besar kepalanya panjang dan bulunya berwarna putih kakinya panjang sehingga burung bangau itu terlihat tinggi dan menawan ketika mendarat dia melihat kebeberapa arah untuk memastikan tempat itu tidak dihuni hewan seperti rubah namun burung bangau itu tidak melihat kehadiran rubah yang bersembunyi pada rumput rawa yang tinggi.
Cerita Rakyat Fabel Nusantara Rubah Yang Rakus
Rubah itu mulai mendekati dengan perlahan-lahan dan hampir-hampir langkahnya sama sekali tidak mengeluarkan suara sedikitpun terlebih lagi suara yang terdengar pada saat itu adalah suara kicauan burung yang hadir di rawa itu. Rubah itu sampai pada posisi untuk menangkap burung bangau itu kemudian dia meloncat namun ketia dia meloncat burung bangau itu kaget dan mematuk kepala rubah itu sambil terbang menghidari serangan rubah itu akhirnya burung itu berhasil lolos dari tangkapan sang rubah.
Rubah itu gusar karena mangsanya telah mematuk dirinya dan pergi kemudian rubah itu pergi meninggalkan tempat itu dia berjalan mencari makanan tiba-tiba dia mencium bau daging dari arah kejauhan rubah itu mengikuti bau tersebut hingga akhirnya sampai pada tempat bau itu tercium . Ternyata bau itu adalah tumpukan daging hasil perburuan beberapa serigala. Rubah itu melihat serigala memakan daging dengan lahapnya hingga air liurnya menetes rubah itu mencari kesempatan untuk menyelinap dan mencuri daging besar untuk dia makan.
Beberapa saat rubah itu diam memperhatikan para serigala memakan santapannya hingga mereka lupa akan kehadirannya, disaat itulah rubah itu segera menyelinap dan menggigit daging yang cukup besar untuk dirinya tanpa disadari oleh para serigala dia berlari ke arah sungai yang tenang. Ketika rubah itu merasa aman dia berjalan dengan wajah terlihat gembira. Saat rubah itu melewati sungai yang tenang dengan berjalan di atas pohon tumbang yang melintang dengan santainya rubah itu berjalan namun dia kaget ketika rubah itu melihat kearah sungai yang tenang.
Rubah itu melihat bayangan dirinya di sungai yang tenang itu rubah itu mengira bayangannya adalah rubah lain padahal itu adalah bayangannya sendiri. Rubah itu melihatnya dengan sangat gusar karena banyangannya terlihat menggigit daging yang lebih besar dari dirinya hingga dia ingin sekali merebut daging itu. Lalu rubah itu menjatuhkan daging dimulutnya dan berharap bisa mengambil daging lebih besar dari bayangannya. Namun setelah rubah itu melepaskan daging dari mulutnya dia melihat bayangannya sendiri tidak lagi menggigit daging besar.
Rubah itu sadar bahwa itu hanyalah bayangannya rubah itu menysesal atas apa yang dilakukannya tadi. “Padahal baru saja aku mendapat makanan kini hanya karena aku iri pada bayanganku sendiri aku menjatuhkan makananku”. Sesal sang rubah.
Pesan Moral dari Cerita Rakyat Fabel Nusantara Rubah Yang Rakus adalah keserakahan dan iri dengki adalah sifat buruk yang akan membawa kerugian untuk diri kita

DOMBA DAN SAPI

Dongeng anak paud sapi sedang makan rumput
Suatu pagi ketika matahari mulai menampakan dirinya, sinar matahari menerangi padang rumput luas dan hijau, suara kicauan burung membuat padang rumput itu terasa tenang dan nyaman. sebelah selatan padang rumput itu terdapat tebing menjulang tinggi didalamnya terdapat sebuah gua, gua yang selalu dijadikan tempat persembunyian domba dari ancaman Harimau.
Ketika sinar matahari mulai menyengat tubuh tanda siang telah tiba, beberapa ekor sapi sedang asik memakan rumput sambil bermain berlarian kesana kemari mengejar sesamanya, mereka terlihat gembira sekali namun kegembiraan itu hilang ketika se ekor Harimau besar menampakan dirinya dan mengejar sapi-sapi tersebut, sapi-sapi itu berlari satu arah sehingga membuat Harimau itu sulit untuk memilih mangsanya, tapi salah satu sapi tertinggal dia berlari ke arah yang berbeda dengan sapi yang lain. Maka Harimau itu pun melihat dengan jelas lalu mengejar sapi yang terpisah dengan kelompoknya.
Sapi itu berlari sekuat tenaga dengan harapan dia mampu meloloskan diri dari kejaran Harimau, dia berlari lebih cepat dari Harimau hingga Harimau pun kehilangan sapi tersebut, namun Harimau itu tidak berhenti mengejarnya dia terus mencoba mencari sapi tersebut dengan penciumannya. Sadar dengan kemampuan Harimau yang dapat mencium mangsanya sapi itu terus berlari mendekati tebing, dia melihat ada gua pada tebing itu lalu dia masuk ke dalam gua itu.
Setelah berada di dalam gua itu ternyata ada seekor domba jantan dengan tanduknya yang besar, dia sangat tidak senang dengan kedatangan sapi tersebut, domba itu langsung menundukan kepalanya dia berlari ke arah sapi tersebut dan menghantamnya beberapa kali, upaya itu dilakukan untuk mengusi sapi itu. Tapi sapi itu tidak tinggal diam dia melawan domba tersebut dengan menanduknya. Akhirnya kedua hewan itu berhenti saling menghantam.
Diluar gua itu ternyata Harimau itu sedang berkeliaran mengendus bau sapi yang dia incar, namun Harimau itu tidak lagi mampu mencium bau sapi tersebut di dalam gua karena bau gua itu telah sesak dengan kotoran-kotoran kelalawar sehingga bau sapi tidak tercium lagi. Harimau itu masih tetap berkeliaran di dekat gua.
Dalam gua ketika perkelahian domba dan sapi itu berhenti, domba itu berkata dengan marah kepada sapi “Kenapa kau berani sekali masuk sarangku, cepat pergi sebelum aku menandukmu lagi!” lalu sapi pun menjawab dengan gusar “Jika Harimau itu tidak mengejarku aku pun tak mau berada disini, tapi jika kau mau mengusirku aku tidak akan tinggal diam. Aku akan mendorongmu keluar menjadi mangsa Harimau lapar itu!”.
“Aku tidak mau dengan ocehanmu, cepat pergilah dari sini aku sangat tidak suka denganmu, lebih baik kau dimangsa Harimau itu daripada memasuki gua ini!” perintah domba dengan sangat kesal.
“Aku akan keluar ketika Harimau itu pergi, jika kau mau melakukan sesuatu tidak baik kepadaku akan kulempar kau keluar, aku tidak takut dengan geretakan mu”.
Tidak lama kemudian Harimau itu pun meninggalkan gua tersebut, dia kembali berburu binatang lainnya, sehingga sapi itu keluar dari persembunyiannya
Pesan Moral dari Domba dan Sapi adalah Bantulah orang lain ketika dia mendapatkan kesulitan, dan tidaklah baik menjahati orang yang sedang kesulitan.
RUSA DAN KURA-KURA
Cerita Hewan Fabel Dongeng Rusa dan Kura-Kura
Hiduplah seekor rusa pada zaman dahulu. Ia sangat sombong lagi pemarah. Sering ia meremehkan kemampuan hewan lain. Pada suatu hari si rusa berjalan-jalan di pinggir danau. Ia bertemu dengan kura-kura yang terlihat hanya mondar-mandir saja. "Kura-kura, apa yang sedang engkau lakukan di sini?"
"Aku sedang mencari sumber penghidupan," jawab si kura-kura.
Si rusa tiba-tiba marah mendengar jawaban si kura-kura. "Jangan berlagak engkau, hei kura- kura! Engkau hanya mondar-mandir saja namun berlagak tengah mencari sumber penghidupan!" Si kura-kura berusaha menjelaskan, namun si rusa tetap marah. Bahkan, si rusa mengancam akan menginjak tubuh si kura-kura. Si kura-kura yang jengkel akhirnya menantang untuk mengadu kekuatan betis kaki.
Si rusa sangat marah mendengar tantangan si kura-kura untuk mengadu betis. Ia pun meminta agar si kura-kura menendang betisnya terlebih dahulu. "Tendanglah sekeras-kerasnya, semampu yang engkau bisa lakukan!" Si kura-kura tidak bersedia melakukannya. Katanya, "Jika aku menendang betismu, engkau akan jatuh dan tidak bisa membalas menendangku."
Si rusa kian marah mendengar ucapan si kura- kura. Ia pun bersiap-siap untuk menendang. Ia berancang-ancang. Ketika dirasanya tepat, ia pun menendang dengan kaki depannya sekuat-kuatnya.
Ketika si rusa mengayunkan kakinya, si kura-kura segera memasukkan kaki-kakinya ke dalam tempurungnya. Tendangan rusa hanya mengenai tempat kosong. Si rusa sangat marah mendapati tendangannya tidak mengena. Ia lantas menginjak tempurung si kura-kura dengan kuat. Akibatnya tubuh si kura-kura terbenam ke dalam tanah. Si Rusa menyangka si kura-kura telah mati. Ia pun meninggalkan si kura-kura. Si kura-kura berusaha keras keluar dari tanah. Setelah seminggu berusaha, si kura-kura akhirnya berhasil keluar dari tanah. Ia lalu mencari si rusa. Ditemukannya si rusa setelah beberapa hari mencari. "Bersiaplah Rusa, kini giliranku untuk menendang."
Si rusa hanya memandang remeh kemampuan si kura-kura. "Kerahkan segenap kemampuanmu untuk menendang betisku. Ayo, jangan ragu-ragu!" Si kura-kura bersiaga dan mengambil ancang-ancang di tempat tinggi. Ia lalu menggelindingkan tubuhnya. Ketika hampir tiba di dekat tubuh si rusa, ia pun menaikkan tubuhnya hingga tubuhnya melayang. Si kura-kura mengincar hidung si rusa. Begitu kerasnya tempurung si kura-kura mengena hingga hidung si rusa putus. Seketika itu si rusa yang sombong itu pun mati.
Pesan Moral dari Cerita Hewan Fabel : Dongeng Rusa dan Kura-Kura adalah jangan sombong dan meremehkan kemampuan orang lain. kesombongan hanya akan mendatangkan kerugian dan penyesalan di kemudian hari.

dongeng kancil dan tikus

Di hutan hiduplah dua ekor kancil. Mereka bernama Kanca dan Manggut. Kedua ekor kancil itu bersaudara. Manggut adalah kakak dari Kanca. Sebaliknya, Kanca adalah adik dari Manggut. Walaupun mereka bersaudara, tetapi sifat mereka sangatlah berbeda. Kanca rajin dan baik hati. Sedangkan Manggut pemalas dan suka menjahili teman-temannya.

Pada suatu hari Manggut kelaparan. Tetapi Manggut malas mencari makan. Akhirnya Manggut mencuri makanan Kanca. Waktu Kanca menanyai kepada Manggut di mana makanannya, Manggut menjawab dicuri tikus.

"Ah, mana mungkin dimakan tikus!" kata Kanca.

"Iya betul kok! Masa sama kakaknya tidak percaya!" jawab Manggut berbohong.

Mulanya Kanca tidak percaya dengan omongan Manggut. Tetapi setelah Manggut mengatakannya berkali-kali akhirnya Kanca percaya juga. Kanca memanggil tikus ke rumahnya.

"Tikus, apakah kamu mencuri makananku?" tanya Kanca pada tikus.

"Ha? Mencuri? Berpikir saja aku belum pernah!" jawab tikus.

"Ah, si tikus! Kamu ini membela diri saja! Sudah, Kanca! Dia pasti berbohong," kata Manggut.

"Ya, sudahlah! Tikus, sebagai gantinya ambilkan makanan di seberang sungai sana. Tadi aku juga mengambil makanan dari sana!" kata Kanca mengakhiri percakapan.

Tikus berjalan ke tepi sungai. Ia menaiki perahu kecil untuk menuju seberang sungai. Sebenarnya tikus tahu kalau Manggut yang mencuri makanan. Sementara itu, di bagian sungai yang lain, Manggut cepat-cepat menyeberangi sungai. Ia hendak memasang perangkap tikus agar tikus terperangkap.

Ketika tikus hampir mendekati seberang sungai, tikus melihat perangkap. Tikus yakin kalau perangkap itu dipasang oleh Manggut. Tiba-tiba tikus mendapat ide. Tikus berpura-pura tenggelam dalam sungai.

"Aaa...Manggut, tolong aku...!" teriak tikus.

Mendengar itu Manggut segera menolong tikus. Tikus meminta Manggut mengantarkannya ke seberang sungai. Manggut tidak bisa berbuat apa-apa. Ia mengantarkan tikus ke seberang sungai. Sesampai di seberang sungai tikus meminta Manggut menemani tikus mengambil makanan. Karena Manggut tidak hati-hati, kakinya terperangkap dalam perangkap tikus. Manggut menyesali perbuatan buruknya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.



KELEDAI YANG MEMAKAI KULIT SINGA

Keledai memakai kulit singa

Seekor keledai menemukan sebuah kulit singa yang telah ditinggalkan oleh sang pemburu di dalam hutan. Dia kemudian memakai kulit singa itu dan menghibur dirinya dengan cara bersembuyi di semak-semak dan tiba-tiba meloncat keluar untuk menakut-nakuti binatang yang lewat di tempat itu. Semua binatang yang kebetulan lewat, menjadi takut dan lari dari tempat itu ketika melihat keledai yang mereka kira singa.

Keledai tersebut begitu senang melihat semua binatang lari menjauh darinya, seolah-olah dirinya adalah raja hutan, sehingga karena terlalu bangga dan senangnya, dia mulai mengaum dengan keras, tetapi bukanlah auman singa yang keluar dari mulutnya, melainkan cuma ringkikan keledai yang parau. Seekor rubah yang tadinya ikut lari bersama dengan binatang lainnya, menjadi terhenti ketika mendengar suara itu. Perlahan-lahan dia mendekati keledai itu dan menyadari bahwa yang menakut-nakuti seluruh binatang yang lewat di tempat itu hanyalah seekor keledai yang memakai kulit singa. Rubah itu kemudian berkata sambil tertawa:
"Jika kamu menutup mulutmu, mungkin saya akan berlari ketakutan juga. Tetapi kamu kamu malah mengaum dan mengeluarkan suara ringkikanmu yang parau."

Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng Keledai yang memakai kulit singa ini adalah Orang bodoh mungkin bisa menipu dengan pakaian dan penampilannya, tetapi orang lain akan segera tahu siapa dirinya sebenarnya dari perkataanya.


Lebah dan Tawon yang Berebut Sarang Madu
Hakim menjadi penengah dari perdebatan Lebah dan Tawon

Sebuah sarang yang berisikan madu telah ditemukan di sebuah pohon yang berongga, dan Tawon menyatakan sarang itu adalah milik mereka. Lebah pun yakin bahwa harta karun itu adalah milik mereka. Argumen dan perdebatan itu makin lama makin meruncing, dan tampaknya, peristiwa itu tidak bisa diselesaikan tanpa pertempuran. Tetapi pada akhirnya, mereka berdua setuju untuk membiarkan seorang hakim yang akan memutuskan masalah ini. Jadi mereka kemudian membawa kasus ini ke hadapan seekor tabuhan (hornet) yang bertindak sebagai hakim yang adil di seluruh hutan.

Ketika Hakim mulai memanggil saksi-saksi, saksi menyatakan bahwa mereka melihat bahwa yang membangun sarang madu tersebut adalah serangga bersayap yang hidup di lingkungan pohon berongga, yang mendengung keras, dan tubuhnya bergaris kuning dan hitam, seperti Lebah.

Tetapi pihak tawon segera bersikeras bahwa secara garis besar, ciri-ciri tersebut juga dimiliki oleh tawon.

Bukti tersebut tidak dapat menunjukkan secara jelas siapa pemilik sarang yang sah, sehingga sang Hakim pun mendunda pengadilan selama enam minggu untuk memberinya waktu agar dapat memikirkan hal itu. Ketika kasus ini disidangkan kembali, kedua belah pihak memiliki lebih banyak lagi saksi. Saat saksi-saksi mulai diajukan kembali, seekor lebah tua yang bijaksana berkata:

"Yang Mulia," katanya, "kasus ini kini telah tertunda selama enam minggu. Jika tidak segera diputuskan, madu dalam sarang tersebut akan rusak. Perintahkanlah keduanya untuk membangun sarang madu seperti itu, dan kita akan segera melihat siapa pemilik madu yang sebenarnya." 

Tawon memprotes dengan keras. Tetapi Hakim yang bijaksana langsung mengerti mengapa tawon memprotesnya. Karena Tawon tahu bahwa mereka tidak bisa membangun sebuah sarang madu dan mengisinya dengan madu.

"Sudah jelas terlihat di sini," kata Hakim, "yang bisa membuat sarang madu dan yang tidak bisa membuatnya. Saya memutuskan bahwa madu itu adalah milik Lebah."

Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng lebah dan tawon yang berebut sarang madu ini adalah Kemampuan akan dibuktikan dengan tindakan dan janganlah mengakui hak yang bukan miliknya.
Anjing di dalam Kandang Kerbau

Anjing yang tidak membiarkan kerbau untuk makan jerami


Seekor anjing yang tidur pulas di sebuah kandang sapi yang penuh dengan tumpukan jerami, dibangunkan oleh kerbau-kerbau yang kelelahan dan kelaparan sehabis bekerja di ladang. Tetapi sang Anjing tidak membiarkan kerbau-kerbau tersebut mendekati kandang. Anjing tersebut menggeram-geram dan mengancam menggigit seolah-olah kandang tersebut penuh dengan daging dan tulang yang semuanya adalah untuk dirinya sendiri.

Kerbau-kerbau tersebut menatap sang Anjing dengan tatapan jengkel. "Betapa egoisnya dia!" kata salah satu kerbau. "Dia tidak makan jerami tetapi dia tidak membiarkan kita yang sudah sangat kelaparan untuk memakan jerami tersebut!"
Saat itulah petani datang. Ketika dia melihat bagaimana tingkah laku sang Anjing, sang Petani lalu mengambil sebuah kayu dan mengusir sang Anjing sambil memukulnya karena tingkah lakunya yang egois dan mementingkan diri sendiri.

Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng anjing di dalam kandang kerbau ini adalah Janganlah kita bersikap egois dan mementingkan diri sendiri, perhatikanlah kepentingan orang lain.
Kuda dan Keledai yang Sarat dengan Beban
Sang Keledai mati karena kelelahan
            Dongeng kuda dan keledai yang sarat dengan beban - Pernah ada seorang pria yang memelihara seekor kuda dan seekor keledai untuk mengangkat beban. Sudah menjadi kebiasaan pria tersebut untuk memuati keledainya dengan beban yang berat sampai keledai tersebut terhuyung-huyung karena beban yang terlalu berat, sementara sang Kuda diizinkan untuk berjingkrak sepanjang jalan dengan beban yang ringan.

            Saat mereka melakukan perjalan di suatu hari, sang Keledai yang telah menderita sakit selama beberapa hari terakhir, berkata kepada sang Kuda, "Maukah kamu mengangkut sebagian dari beban saya untuk beberapa kilometer saja? Aku merasa sangat tidak enak badan, tetapi jika kamu mau membawa sebagian bebanku hari ini, mungkin saya akan cepat sembuh kembali. Beban yang terlalu berat ini bisa membunuhku."
            Sang Kuda hanya menendang-nendangkan kakinya dan berkata kepada sang Keledai agar tidak usah mengeluh dan mengganggunya dengan kata-kata keluhan. Sang Keledai menjadi terhuyung-huyung selama berjalan setengah kilometer lagi dan tiba-tiba jatuh ke tanah dan mati.
Saat itulah, si Pemilik datang dan hanya bisa berpasrah dengan apa yang telah terjadi. Ia lalu melepaskan beban dari keledai yang telah mati, lalu ditempatkan di atas punggung kuda. "Aduh," keluh sang Kuda saat dia merasakan beban berat di punggungnya, di tambah dengan berat tubuh sang Keledai yang telah mati, "Sekarang saya mendapatkan ganjaran karena sifat saya yang jelek. Dengan menolak menanggung sebagian beban sang Keledai, sekarang saya harus membawa seluruh beban tersebut, ditambah dengan berat tubuh teman saya yang malang ini."
            Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng kuda dan keledai yang sarat dengan beban ini adalah Tanamlah sifat untuk saling membantu satu sama dengan yang lain karena kita tidak dapat hidup sendiri dan suatu saat pasti kita memerlukan bantuan orang lain.



Kodok dan Seekor Kerbau

Kodok dan anak-anaknya

Dongeng kodok dan seekor kerbau - Seekor kerbau datang ke sebuah kolam yang penuh dengan alang-alang untuk minum. Ketika dia menginjakkan kakinya yang berat ke atas air, secara tidak sengaja dia menginjak seekor kodok kecil sehingga masuk ke dalam lumpur. Ibu kodok yang tidak melihat kejadian itu selanjutnya mulai merasa kehilangan satu anakknya dan bertanya kepada anak kodok yang lainnya apa-apa saja yang terjadi dengan anak kodok itu.
"Satu makhluk yang sangat besar," kata salah satu dari anak kodok , "menginjak saudaraku dengan kakinya yang sangat besar!"
"Besar katanya!" kata ibu kodok, sambil meniup dirinya sendiri sehingga menggelembung menjadi besar. "Apakah dia sebesar ini?"
"Oh, jauh lebih besar!" kata mereka serempak.
Ibu kodok kembali menggelembungkan dirinya lebih besar lagi.
"Dia tidak mungkin lebih besar dari ini," katanya kembali. Tetapi kodok-kodok yang kecil itu mengatakan bahwa makhluk tersebut jauh lebih besar dan ibu kodok tersebut terus meniup dan menggelembungkan dirinya lagi dan lagi hingga dia meledak.
Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng kodok dan seekor kerbau ini adalah Jangan mencoba melakukan sesuatu yang mustahil.

Burung Merak yang Angkuh dan Bangau

Merak yang angkuh tidak dapat terbang seperti burung bangau
Seekor burung merak yang berjalan dengan penuh keangkuhan, suatu hari bertemu dengan seekor burung bangau, dan untuk membuat sang Bangau kagum, dia merentangkan bulunya yang indah di bawah sinar matahari.
"Lihat," katanya. "Dapatkah kamu mengalahkan keindahan ku? Saya bermandikan kemewahan dan pelangi, sedangkan bulu mu kusam kelabu seperti debu!"
Sang Bangau merentangkan sayapnya lebar-lebar dan terbang jauh tinggi ke atas.
"Ikutilah saya kalau kamu bisa," Kata sang Bangau. Tetapi sang Merak hanya bisa berdiri terpaku karena burung merak termasuk jenis burung yang tidak dapat terbang, sedangkan sang Bangau terbang melayang-layang di langit biru dengan bebasnya.
Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng burung merak yang angkuh dan bangau ini adalah
Janganlah kita menyombongkan diri terhadap apa yang kita miliki.




Ayam Yang Berkelahi dan Burung Elang

Ayam Pemenang dan Burung Elang
          Di suatu daerah pertanian, hiduplah dua ekor ayam jantan yang saling bermusuhan dan sering berkelahi antara keduanya. Pada suatu hari, mereka memulai pertengkaran dan kembali berkelahi, saling mematuk dan mencakar. Mereka berkelahi terus hingga salah satunya di kalahkan dan lari menjauh ke sudut untuk bersembunyi.
          Ayam jantan yang memenangkan perkelahian itu dengan bangganya terbang ke atas atap kandang, dan mengkepak-kepakkan sayapnya, berkokok dengan sangat bangga dan kerasnya seolah-olah dia ingin memberi tahukan ke seluruh dunia tentang kemenangannya. Tetapi saat itu seekor burung elang yang terbang di udara mendengar dan akhirnya melihat ayam tersebut di atas atap. Burung elang tersebut akhirnya turun dan menyambar dan menerkam ayam jantan yang jadi pemenang tadi untuk dibawa ke sarangnya.
          Ayam yang satunya yang tadinya dikalahkan, melihat seluruh kejadian itu dan keluar dari tempat persembunyiannya dan mengambil tempat sebagai pemenang di perkelahian tadi.
          Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng ayam yang berkelahi dan burung elang ini adalah Janganlah bersikap sombong karena kesombongan dapat berakibat keterpurukan.

Kelinci dan Telinganya yang Panjang

Kelinci menjadi ketakutan saat melihat bayangan telinganya yang seperti tanduk panjang
            Seekor singa terluka karena tersedak oleh sebuah tanduk kambing hutan yang tidak sengaja tertelan sewaktu makan. Dia menjadi sangat marah dan menganggap bahwa semua hewan yang menjadi mangsanya seharusnya tidak memiliki tanduk yang berbahaya seperti itu, yang dapat membuatnya terluka saat makan. Karena itu dia lalu memerintahkan semua hewan yang memiliki tanduk, segera meninggalkan hutannya dalam waktu satu hari.
            Perintahnya membuat semua hewan dalam hutan menjadi ketakutan. Semua hewan yang memiliki tanduk, secepatnya berkemas-kemas dan meninggalkan hutan tersebut. Termasuk seekor kelinci, yang kita tahu, tidak memiliki tanduk. Kelinci tersebut begitu khawatirnya sampai susah tidur di malam itu dan bermimpi buruk tentang singa.
            Dan ketika dia keluar dari sarangnya di pagi hari, dilihatnya bayangan dirinya di tanah, dengan telinganya yang panjang, seolah-olah dia memiliki tanduk yang sangat panjang, sang Kelinci menjadi sangat ketakutan.
            "Selamat tinggal tetanggaku semua," katanya. "Saya akan meninggalkan hutan ini. Sang Singa pasti menganggap bahwa telinga saya ini adalah tanduk, walaupun itu tidak benar."
            Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng kelinci dan telinganya yang panjang ini adalah Jangan biarkan musuhmu memiliki alasan untuk menjatuhkan kamu.


Kucing dan Rubah
Suatu kali, ada seekor kucing dan seekor rubah yang melakukan perjalanan bersama-sama. Sambil berkelana, mereka sama-sama berburu tikus ataupun ayam yang gemuk di sana-sini, dan setiap makan, mereka sering mengobrol sambil berdebat. Dan terkadang perdebatan mereka membuat salah satunya marah.
Sang Kucing memanjat pohon dengan cakarnya

"Kamu pikir kamu pandai sekali ya?" kata sang Rubah. "Ataukah kamu hanya sok tahu? Karena saya merasa, saya lebih banyak mengetahui trik-trik dibandingkan kamu!"
Sang Kucing pun membalas dengan nada marah, "Saya mengaku, saya hanya menguasai satu trik, tetapi dengan satu trik ini, terus terang saya katakan, bernilai seribu kali lebih baik daripada trik-trikmu!"
Tidak berapa lama, mereka mendengarkan terompet pemburu dan gonggongan anjing pemburu. Dalam sekejap, sang Kucing memanjat ke atas pohon dan bersembunyi di antara daun-daunan yang lebat.
"Inilah trik saya," katanya kepada sang Rubah. "Sekarang perlihatkan padaku trik-trikmu yang berharga."
Walaupun sang Rubah memiliki banyak rencana untuk meloloskan diri, ia tidak dapat menentukan rencana dan trik yang mana akan dicobanya terlebih dahulu. Saat anjing pemburu telah dekat, ia mencoba menghindar kesana-kemari. Kemudian ia mempercepat larinya, lalu bersembunyi masuk ke dalam lubang, tetapi semuanya sia-sia. Anjing-anjing pemburu itu berhasil menangkapnya.
Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng kucing dan rubah ini adalah Satu hal yang bersifat praktis selalu lebih berharga dibandingkan kecerdasan yang tidak digunakan dengan baik.


Rusa dan Kura-Kura
Cerita Hewan Fabel Dongeng Rusa dan Kura-Kura
Hiduplah seekor rusa pada zaman dahulu. Ia sangat sombong lagi pemarah. Sering ia meremehkan kemampuan hewan lain. Pada suatu hari si rusa berjalan-jalan di pinggir danau. Ia bertemu dengan kura-kura yang terlihat hanya mondar-mandir saja. "Kura-kura, apa yang sedang engkau lakukan di sini?"
"Aku sedang mencari sumber penghidupan," jawab si kura-kura.
Si rusa tiba-tiba marah mendengar jawaban si kura-kura. "Jangan berlagak engkau, hei kura- kura! Engkau hanya mondar-mandir saja namun berlagak tengah mencari sumber penghidupan!"
Si kura-kura berusaha menjelaskan, namun si rusa tetap marah. Bahkan, si rusa mengancam akan menginjak tubuh si kura-kura. Si kura-kura yang jengkel akhirnya menantang untuk mengadu kekuatan betis kaki. Si rusa sangat marah mendengar tantangan si kura-kura untuk mengadu betis. Ia pun meminta agar si kura-kura menendang betisnya terlebih dahulu. "Tendanglah sekeras-kerasnya, semampu yang engkau bisa lakukan!" Si kura-kura tidak bersedia melakukannya. Katanya, "Jika aku menendang betismu, engkau akan jatuh dan tidak bisa membalas menendangku."
Si rusa kian marah mendengar ucapan si kura- kura. Ia pun bersiap-siap untuk menendang. Ia berancang-ancang. Ketika dirasanya tepat, ia pun menendang dengan kaki depannya sekuat-kuatnya. Ketika si rusa mengayunkan kakinya, si kura-kura segera memasukkan kaki-kakinya ke dalam tempurungnya. Tendangan rusa hanya mengenai tempat kosong. Si rusa sangat marah mendapati tendangannya tidak mengena. Ia lantas menginjak tempurung si kura-kura dengan kuat. Akibatnya tubuh si kura-kura terbenam ke dalam tanah. Si Rusa menyangka si kura-kura telah mati. Ia pun meninggalkan si kura-kura.
Si kura-kura berusaha keras keluar dari tanah. Setelah seminggu berusaha, si kura-kura akhirnya berhasil keluar dari tanah. Ia lalu mencari si rusa. Ditemukannya si rusa setelah beberapa hari mencari. "Bersiaplah Rusa, kini giliranku untuk menendang."
Si rusa hanya memandang remeh kemampuan si kura-kura. "Kerahkan segenap kemampuanmu untuk menendang betisku. Ayo, jangan ragu-ragu!"
Si kura-kura bersiaga dan mengambil ancang-ancang di tempat tinggi. Ia lalu menggelindingkan tubuhnya. Ketika hampir tiba di dekat tubuh si rusa, ia pun menaikkan tubuhnya hingga tubuhnya melayang. Si kura-kura mengincar hidung si rusa. Begitu kerasnya tempurung si kura-kura mengena hingga hidung si rusa putus. Seketika itu si rusa yang sombong itu pun mati.
Pesan Moral dari Cerita Hewan Fabel : Dongeng Rusa dan Kura-Kura adalah jangan sombong dan meremehkan kemampuan orang lain. kesombongan hanya akan mendatangkan kerugian dan penyesalan di kemudian hari.

1 komentar:

  1. https://kokonatsutrrrrrrrrrrrrr.blogspot.co.id/2017/12/cuma-30-detik-yuk-buat-pengharum.html
    https://kokonatsutrrrrrrrrrrrrr.blogspot.co.id/2017/12/mana-yang-paling-bodoh-pilihanmu-ungkap.html
    https://kokonatsutrrrrrrrrrrrrr.blogspot.co.id/2017/12/5-even-seru-menikmati-malam-tahun-baru.html

    Taipan Indonesia | Taipan Asia | Bandar Taipan | BandarQ Online
    SITUS JUDI KARTU ONLINE EKSKLUSIF UNTUK PARA BOS-BOS
    Kami tantang para bos semua yang suka bermain kartu
    dengan kemungkinan menang sangat besar.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    Cukup Dengan 1 user ID sudah bisa bermain 7 Games.
    • AduQ
    • BandarQ
    • Capsa
    • Domino99
    • Poker
    • Bandarpoker.
    • Sakong
    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • FaceBook : @TaipanQQinfo
    • WA :+62 813 8217 0873
    • BB : D60E4A61
    Come & Join Us!!

    BalasHapus