Sabtu, 04 Maret 2017

MAKALAH RADIOAKTIF



BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Jika kita membaca berita-berita di media massa, kita dapat mengatakan betapa   sering   orang membicarakan nuklir. Namun sayang, kebanyakan berita nuklir tersebut berkaitan dengan senjata nuklir atau pencemaran radioaktif akibat kebocoran   instalasi   suatu   reaktor  atom, sementara yang   menyangkut   manfaat lain dari energi nuklir sangat jarang ditampilkan. Oleh karena itu, di lingkungan masyarakat awam ikatan nuklir mempunya konotasi yang mengerikan. Padahal energi nuklir juga bermanfaat apabila penggunaannya tidak berlebihan.
Pemahaman yang kurang tepat itu bila terbelakangi oleh tragedi yang menimpa Hirosima dan Nagasaki di Jepang, tempat pertama kalinya energi nuklir. Nuklir diperkenalkan sebagai bom atom, suatu senjata pemusnah massal yang mengerikan.
Reaksi nuklir merupakan reaksi yang melibatkan inti dari suatu atom. Reaksi nuklir ada yang terjadi secara spontan ataupun buatan. Reaksi nuklir spontan terjadi pada inti-inti atom yang tidak stabil. Zat yang mengandung inti tidak stabil ini disebut zat radioaktif. Adapun reaksi nuklir tidak spontan dapat terjadi pada inti yang stabil maupun inti yang tidak stabil. Reaksi nuklir disertai perubahan energi berupa radiasi dan kalor. Berbagai jenis reaksi nuklir disertai pembebasan kalor yang sangat dasyat, lebih besar dari suatu reaksi kimia biasa.
Unsur yang secara alami bersifat radioaktif banyak terdapat di alam. Semua isotop yang bernomor atom diatas 83 bersifat radioaktif. Unsur yang bernomor atom 83 atau kurang mempunyai isotop yang stabil kecuali teknesium dan promesium. Isotop yang bersifat radioaktif disebut isotop radioaktif atau radio isotop, yaitu isotop yang memancarkan radiasi. Sedangkan isotop yang tidak radioaktif disebut isotop stabil. Dewasa ini, radioisotope dapat juga dibuat dari isotop stabil. Jadi disamping radioisotop alami juga terdapat radioisotop buatan.
Pemanfaatan tekhnologi nuklir khususnya mengenai radioisotop adalah pemanfaatan dalam bidang energy dan pemanfaatan di luar energi. Pemanfaatan di luar energi misalnya pada reactor penelitian.

B.      







BAB II
PEMBAHASAN

A.        PENGERTIAN RADIO ISOTOP
          Radionuklida atau radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif. radionuklida mampu memancarkan radiasi. Radionuklida dapat terjadi secara alamiah atau sengaja dibuat oleh manusia dalam reaktor penelitian. Produksi radionuklida dengan proses aktivasi dilakukan dengan cara menembaki isotop stabil dengan neutron di dalam teras reaktor. Proses ini lazim disebut irradiasi neutron, sedangkan bahan yang disinari disebut target atau sasaran. Neutron yang ditembakkan akan masuk ke dalam inti atom target sehingga jumlah neutron dalam inti target tersebut bertambah. Peristiwa ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan inti atom sehingga berubah sifat menjadi radioaktif. Banyak isotop buatan yang dapat dimanfaatkan antara lain Na-24, P-32, Cr-51, Tc-99, dan I-131.

B.       SIFATNYA
            Peran radioisotop sebagai pencari jejak tidak terlepas dari sifat-sifat khas yang dimilikinya.
            Pertama, radioisotop memancarkan radiasi manapun dia berada dan mudah dideteksi. Radioisotop ibarat lampu yang tidak pernah padam senantiasa memancarkan cahayanya.Radioisotopdalam jumlah sedikit sekali pun dapatdengan mudah diketahui keberadaannya. Dengan teknologi pendeteksian radiasi saat ini, radioisotop dalam kisaran pikogram (satu per satu trilyun gram) pun dapat dikenali dengan mudah. Sebagai ilustrasi, jika radioisotop dalam bentuk carrier free (murni tidak mengandung isotop lain) sebanyak 0,1 gram saja dibagi rata ke seluruh penduduk bumi yang jumlahnya lebih dari 5 milyar, jumlah yang diterima oleh masing-masing orang dapat diukur secara tepat
            Kedua, laju peluruhan tiap satuan waktu (radioaktivitas) hanya merupakan fungsi jumlah atom radioisotop yang ada, tidak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan baik temperatur, tekanan, pH dan sebagainya. Penurunan radioaktivitas ditentukan oleh waktu paro, waktu yang diperlukan agar intensitas radiasi menjadi setengahnya. Waktu paro ini merupakan bilangan khas untuk tiap-tiap radioisotop. Misalnya karbon-14 memiliki waktu paro 5.730 tahun, sehingga radioaktivitasnya berkurang menjadi separonya setelah 5.730 tahun berlalu. Seluruh radioisotop yang telah berhasil ditemukan telah diketahui pula waktu paronya. Waktu paro radioisotop bervariasi dari kisaran milidetik sampai ribuan tahun. Waktu paro ini merupakan faktor penting dalam pemilihan jenis radioisotop yang tepat untuk keperluan tertentu.
            Ketiga, intensitas radiasi ini tidak bergantung pada bentuk kimia atau senyawa yang disusunnya. Hal ini dikarenakan pada reaksi kimia atau ikatan kimia yang berperan adalah elektron, utamanya elektron pada kulit atom terluar, sedangkan peluruhan radioisotop merupakan hasil dari perubahan pada inti atom.
            Keempat, radioisotop memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan isotop lain sehingga sifat kimia yang dimiliki radioisotop sama dengan isotop-isotop lain dari unsur yang sama. Radioisotop karbon-14, misalnya, memiliki karakteristik kimia yang sama dengan karbon-12.
            Kelima, radiasi yang dipancarkan, utamanya radiasi gamma, memiliki daya tembus yang besar. Lempengan logam setebal beberapa sentimeter pun dapat ditembus oleh radiasi gamma, utamanya gamma dengan energi tinggi. Sifat ini mempermudah dalam pendeteksian.
Dewasa ini, reaksi nuklir telah banyak digunakan untuk tujuan damai (bukan tujuan militer)  baik sebagai sumber radiasi maupun sebagai sumber tenaga dan pemanfaatannya dalam berbagai bidang.
1.   Sinar-sinar Radioaktif :
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan muatannya. Radiasi yang berrnuatan positif dinamai sinar alfa, dan yang bermuatan negative diberi nama sinar beta. Selanjutnya Paul U.Viillard menemukan jenis sinar yang ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama sinar gamma.
a.       Sinar alfa ( α )
Sinar alfa  merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel sinar alfa sama dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Partikel alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif. Sinar alfa dipancarkan dari inti dengan kecepatan sekitar 1/10 kecepatan cahaya. Karena memiliki  massa yang besar, daya tembus sinar alfa  paling lemah diantara diantara sinar-sinar radioaktif. Diudara hanya dapat menembus beberapa cm saja dan tidak dapat menembus kulit.
Sinar alfa dapat dihentikan oleh selembar kertas biasa. Sinar alfa segera kehilangan energinya ketika bertabrakan dengan molekul media yang dilaluinya. Tabrakan itu  mengakibatkan media yang dilaluinya mengalam ionisasi. Akhirnya partikel alfa akan menangkap 2 elektron dan berubah menjadi atom helium 42.
b.      Sinar beta (β)
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta yang bemuatan -le dan   bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil, partikel beta dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan dengan  notasi 0-1e. Energi sinar beta sangat bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar alfa tetapi daya pengionnya lebih lemah. Sinar beta paling energetik dapat menempuh sampai 300 cm dalam udara kering dan dapat menembus kulit.
c.       Sinar gamma ( γ )
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi, tidak bermuatan dan tidak bermassa. Sinar  gamma dinyatakan  dengan notasi 0 y. Sinar gamma mempunyai daya tembus. Selain sinar alfa, beta, gamma, zat radioaktif  buatan juga ada yang memancarkan sinar X dan sinar Positron. Sinar X adalah radiasi sinar elektromagnetik.
2.   Satuan Radiasi
Berbagai satuan digunakan untuk menyatakan intensitas atau jumlah radiasi bergantung pada jenis yang diukur.
a.       Curie(Ci) dan Becquerrel (Bq)
Curie dan Bequerrel adalah satuan yang dinyatakan untuk menyatakan keaktifan yakni jumlah disintegrasi (peluruhan) dalam satuan waktu. Dalam system satuan SI, keaktifan  dinyatakan  dalam Bq. Satu Bq sama dengan satu disintegrasi per sekon.
1Bq = 1 dps
dps = disintegrasi per sekon
Satuan lain yang juga biasa digunakan ialah Curie. Satu Ci ialah keaktifan yang setara dari 1 gram garam radium, yaitu 3,7.1010 dps.
1Ci = 3,7.1010 dps = 3,7.1010 Bq
b.      Gray (gy) dan Rad (Rd)
Gray dan Rad adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan keaktifan yakni jumlah (dosis) radiasi yang diserap oleh suatu materi. Rad adalah singkatan dari 11radiation absorbed dose. Dalam sistem satuan SI, dosis dinyatakan dengan Gray (Gy). Satu Gray adalah absorbs 1 Joule per  kilogram materi.
1 Gy = 1 J/kg
Satu rad adalah absorbsi 10-3 joule energi/gram jaringan.
1 Rd = 10-3 J/g
Hubungan grey dengan fad
1 Gy = 100 rd
c.       Rem
Daya perusak dari sinar-sinar radioaktif tidak saja bergantung pada dosis tetapi juga pada jenis radiasi itu sendiri. Neutron, sebagai contoh, lebih berbahaya daripada sinar beta dengan dosis dan intensitas yang sama. Rem adalah satuan dosis setelah memperhitungkan pengaruh radiasi pada mahluk hidup (rem adalah singkatan dari radiation equiwlen for man).

C.  PEMANFAATAN RADIO ISOTOP DALAM KEHIDUPAN
Pemanfaatan radioisotope semakin luas dalam berbagai bidang. Secara garis besar, penggunaan radioisotop buatan dibagi menjadi 2 golongan utama. Yaitu, sebagai perunut (tracer) dan sumber radiasi. Pengunaan radioisotop sebagai perunut didasarkan pada pengertian bahwa isotop radioaktif mempunyai sifat kimia yang sama dengan isotop stabil. Jadi suatu isotop radioaktif melangsungkan reaksi kimia, yang sama seperti isotop stabilnya. Sedangkan penggunaan radioisotop sebagai sumber radiasi didasarkan pada  kenyataan bahwa radiasi yang dihasilkan zat radioaktif dapat mempengaruhi materi maupun mahluk hidup. Radiasi  dapat  digunakan untuk memberi efek fisis, efek kimia maupun efek biologi.
Prinsip radioisotop sebagai perunut yaitu menambahkan bahan radioisotop tersebut ke dalam suatu sistem ( baik sistem fisika, kimia, maupun biologi ). Karena radioisotope tersebut mempunya sifat kimia yang sama dengan sistem tersebut maka radioisotop yang   telah ditambahkan dapat digunakan untuk menandai suatu senyawa sehingga perubahan senyawa pada sistem dapat dipantau.

Penggunaannya dalam berbagai bidang antara lain:
1.    Bidang Kedokteran
Berbagai jenis radio isotop digunakan sebagai perunut untut mendeteksi (diagnosa) berbagai jenis penyakit misalnya : teknesium (Tc-99), talium-201(Ti-201), iodine 131(I-131), natrium-24 (Na-24), ksenon-133 (xe-133) dan besi (Fe-59). Tc-99 yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah akan diserap terutama oleh jaringan yang rusak   pada organ tertentu, seperti jantung, hati dan paru-paru.
Sebaliknya Ti-201 terutama akan diserap oleh jaringan yang sehat pada organ   jantung. Oleh karena itu, kedua isotop itu digunakan secara bersama-sama untuk mendeteksi kerusakan jantung. I-131 akan diserap oleh kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari otak. Oleh karena itu, I -131 dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan untuk mendeteksi tumor otak.
Larutan garam yang mengandung Na-24 disuntikkan ke dalam pembuluh darah untuk mendeteksi adanya gangguan peredaran darah misalnya apakah ada penyumbatan dengan mendeteksi sinar gamma yang dipancarkan isotop Natrium tersebut. Xe-133 digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru. P-32 untuk penyakit mata, tumor dan hati. Fe-59 untuk mempelajari pembentukan sel darah merah. Kadang-kadang, radioisotope yang digunakan untuk diagnosa, juga digunakan untuk terapi yaitu dengan dosis yang lebih kuat misalnya, I-131 juga digunakan untuk terapi kanker kelenjar tiroid.
Radioisotop perunut biasanya juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit yang terdapat di dalam organ tubuh. Untuk tujuan diagnosis, pemeriksaan secara   kedokteran nuklir dapat dilakukan dengan mudah, murah, serta  dihasilkan informasi diagnosis yang akurat. Dari diagnosis ini dapat diperoleh informasi tentang fungsi organ tubuh yang diperiksa serta gambaran anatominya.
Tes diagnostik dengan radioisotop dapat digunakan untuk mengetahui :
a.       Baik tidaknya fungsi organ tubuh.
b.      Proses penyerapan berbagai senyawa tertentu oleh tubuh.
c.       Menentukan lokasi dan ukuran tumor dalam organ tubuh.
Technicium-99m (99m Tc) merupakan salah satu jenis radioisotop yang paling banyak digunakan untuk diagnosis. Radioisotop yang ditemukan oleh Perrier dan Serge pada 1961 ini dipilih karena mempunyai waktu paro sangat pendek,   yaitu enam jam, sehingga dosis radiasi yang diterima pasien sangat rendah.

2.   Bidang lndustri
Untuk     mempelajari      pengaruh    oli  dan   afditif  pada    mesin   selama    mesin bekerja digunakan suatu isotop sebagai perunut, Dalam hal ini, piston, ring dan komponen lain dari mesin ditandai dengan isotop radioaktif dari bahan yang sama.
Pemanfaatan radioisotope dalam bidang industry :
a.       Pemeriksaan tanpa merusak.
               Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian yang berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam.
b.      Mengontrol ketebalan bahan
               Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng logam  dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan berkurang dan mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih   kuat sehingga ketebalan dapat dipertahankan.
c.       Pengawetan hahan
               Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu, barang-barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat menningkatkan mutu tekstil karena mengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama.

3.   Bidang Hidrologi
Teknik perunut radioisotope dapat digunakan untuk memperkirakan laju pendangkalan alur pelabuhan. Dengan mengetahui darimana asal dan gerakan sedimen, kecepatan terjadinya pendangkalan dapat ditekan.
Radioisotop perunut yang digunakan berupa pasir tiruan, bentuk dan ukurannya menyerupai pasir yang terdapat pada pelabuhan yang akan diteliti. Radioisotop yang sering digunakan adalah Iridium-192, Aurum-198, dan Scandium-46.
Setelah radioisotop diinjeksikan ke dasar laut, kemudian radiasi yang dipancarkan dilacak dengan detector dan  responnya akan dicatat dengan mesin pencatat radiasi (recorder). Pemantauan terhadap radioisotop yang dilepas ke dasar laut dilakukan beberapa kali dengan jangka waktu tertentu. Dari hasil pemantauan itu secara kumulatif dapat ditentukan arah gerakan sedimen, tebal lapisan sedimen, dan kecepatan rata-rata lapisan sedimen. Data yang diperoleh  ini dapat pula digunakan untuk menentukan pembangunan pelabuhan baru yang sesuai dan tidak memerlukan biaya pengerukan yang tinggi.
Diantara manpaat radioisotop dalam bidang hidrologi
a.       Mendeteksi Zat Pencemar Dalam Air
               Zat pencemar ditandai dengan radioisotop kemudian melepaskannya di tempat yang diperkirakan asal pencemaran, maka pengamatan gerakan zat pencemar itu dapat dilakukan secara terus menerus. Hal ini dapat dipakai untuk menentukan lokasi pembuangan yang cocok, tidak mencemari daerah yang penting dan dapat digunakan   untuk keperluan lain misalnya untuk kawasan wisata, daerah hunian, dan lain-lain.
               Teknik perunut radioisotop ini berguna untuk mengetahui asal pencemaran pada suatu daerah, apakah berasal dari buangan industri atau buangan rumah tangga. Teknik perunut radioisotope untuk pencemarn lingkungan ini biasanya menggunakan radioisotop buatan yang dibuat di reaktor nuklir.
b.      Menentukan Kebocoran Dam atau Bendungan
               Teknik perunut radioisotop juga telah dimanfaatkan untuk menentukan kebocoran/ rembesan dan (bendungan). Radioisotop yang digunakan sebagai perunut harus memenuhi persyaratan tertentu, antara lain: tidak berbahaya bagi manusia atau mahkluk hidup lain di sekelilingnya, aktivitasnya rendah, waktu paronya pendek, larut dalam air, tidak diserap oleh tanah atau tubuh bendungan/dam dan oleh tumbuhan.
               Radioisotop dilepaskan pada tempat tertentu di reservoir (air dam) yang diperkirakan sebagai tempat terjadinya rembesan/bocoran pada dam/bendungan. Apabila terjadi kebocoran pada bendungan tersebut, maka air yang telah diinjeksi/dilepas, radioisotop akan masuk mengikutti arah bocoran.
               Dengan mengikuti/mencacah air yang keluar dari mata air, sumur-sumur pengamat yang terdapat di daerah downstream, maka akan dapat diketahui adanya bocoran/rembesan dan arah dari rembesan dam tersebut.
c.       Mengetahui Gerakan Air Tanah
               Air tanah selalu bergerak sesuai dengan kondisi geologinya. Data gerakan air tanah di suatu daerah sangat berguna untuk pembangunan bendungan, pembangunan instalasi pengolahan limbah dan lain-lain. Untuk mengetahui gerakan air tanah digunakan metode sumur banyak (multiwell technique).
               Perunut radioisotop diinjeksikan ke dalam sumur yang berada di tengah dan pada lubang bor yang lain di sekelilingnya, selanjutnya dilakukan pemantauan dengan detektor radioaktif. Arah gerakan air tanah dapat ditentukan dengan mengetahui adanya radioaktif pada sumur-sumur bor tersebut. Disamping untuk mengetahui arah    gerakan    air  tanah,   teknik    perunut    radioisotop    ini  juga   dapat   digunakan      untuk mengetahui kecepatan air tanah, permeabilitas dan besaran air tanah lainnya.
d.      Mengetahui Karakterisktik Aliran Cairan di Sumur Minyak
               Perunut radioisotop dapat juga digunakan untuk studi hubungan antar sumur-sumur minyak untuk mengetahui karakterisktik aliran cairan di sekitar sumur minyak tersebut. Evaluasi yang akurat tentang karakteristik reservoir minyak pada proyek Enchanced Oil Recovery, dengan metoda penekanan air menggunakan perunut radioisotop yang injeksikan ke dalam lubang sumur, kemudian dipantau di setiap sumur-sumur minyak yang ada. Hasil lain yang diperoleh berupa data gerakan cairan minyak dan waktu transit antara sumur injeksi dengan sumur produksi.
e.       Pengukuran Debit Air Sungai
               Penggunaan metoda perunut radioisotop untuk mengukur debit air sungai terbukt lebih sederhana dibandingkan metoda dengan alat ukur arus (Current Meter). Keunggulan metode perunut radioisotope adalah pengukurannya yang lebih cepat dan dalam keadaan sungai banjir pengukuran tetap dapat dilaksanakan. Dasar metoda perunut radioisotop adalah pengenceran perunut. Perunut radioisotope dalam jumlah yang tidak membahayakan dilepaskan di bagian hulu sungai, kemudian dipantau konsentrasinya di bagian hilir.
f.       Melakukan Studi Geothermal
               Pemanfaatan sumber panas bumi untuk keperluan tenaga listrik di negara kita sudah mulai dikembangkan, contoh Pembangkit Listrik Geothermal Kamojang.
               Pemanfaatan teknologi nuklir khususnya teknik perunut radioisotop telah membantu menentukan suhu sumber panas dan jumlah cadangan panas dengan jalan menentukan komposisi isotop alam yang dikandung oleh sumber panas.

4.    Bidang Biologis
a.       Mempelajari kesetimbangan dinamis.
b.      Mempelajari reaksi pengesteran.
c.       Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.

5.    Bidang Pertanian
Penyakit tumbuhan yang disebabkan jamur merupakan masalah pertanian yang utama. Upaya mengatasinya adalah pengontrolan penyakit itu secara kimiawi Penelusuran dengan radioisotop, misalnya dengan sulfur-35, dimungkinkan untuk mengukur pertumbuhan kimiawi dalam spora-spora tunggal dan mengikuti zat kimia sekujur tanaman. Orang bisa mempelajari siklus kehidupan mikroorganisme  dan memahami bagaimana suhu dan kelembaban mempengaruhi siklus itu.
Orang juga bias menemukan perubahan kimiawi dalam sel tanaman yang membuat tanaman itu mudah diserang jamur. Penelusuran radioisotope dapat menentukan serangga predator yang senang memangsa serangga hama pemakan tanaman. Hama dibuat radioaktif, dan jejaknya ditemukan dengan detector di dalam serangga predator.

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dewasa ini, reaksi nuklir telah banyak digunakan untuk tujuan damai (bukan tujuan militer)  baik sebagai sumber radiasi maupun sebagai sumber tenaga dan pemanfaatannya dalam berbagai bidang.
Penggunaannya dalam berbagai bidang antara lain:
1.    Bidang Kedokteran
 Tes diagnostik dengan radioisotop dapat digunakan untuk mengetahui :
§  Baik tidaknya fungsi organ tubuh.
§  Proses penyerapan berbagai senyawa tertentu oleh tubuh.
§  Menentukan lokasi dan ukuran tumor dalam organ tubuh.
2.   Bidang lndustri
§  Pemeriksaan tanpa merusak.
§  Mengontrol ketebalan bahan.
§  Pengawetan bahan.
3.   Hidrologi
§  Mendeteksi zat pencemar dalam air.
§  Menentukan kebocoran dalam bendungan.
§  Mengetahui gerakan air tanah.
§  Mengetahui karakteristik aliran cairan di sumur minyak.
§  Pengukuran debit air sungai.
§  Melakukan study geothermal.
4.    Bidang biologis
§  Mempelajari kesetimbangan dinamis.
§  Mempelajari reaksi pengesteran.
§  Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.
5.    Bidang pertanian
§  Uji efisiensi pemupukan










PENGGUNAAN  RADIOISOTOP  DI BERBAGAI  BIDANG
No
Radioisotop
Bidang
Kegunaan
1
I-131
Kedokteran
Pemeriksaan fungsi ginjal dan kelenjar gondok/tiroid
2
I-131
Industri
Kebocoran pipa
3
Co- 60
Kedokteran
Radioterapi  kanker/ tumor
4
Co-60
Industri
Uji keretaan beton
5
Co-60
Pertanian,biologi
Mengawetkan makanan
6
C-14
Arkeologi
Menentukan umur benda purbakala , fosil
7
C-14
Biologi
Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis
8
Xe-133
Industri
Kebocoran pipa
9
Xe-133
Kedokteran
Mendeteksi penyakit paru-paru
10
Ar-41
Industri
Kebocoran pipa
11
Na-24
Hidrologi
Mengukur debit air
12
Na-24
Kedokteran
Mendeteksi  gangguan aliran darah
13
P-32
Pertanian
Uji efisiensi pemupukan
14
P-32
Kedokteran
Mendeteksi penyakit mata,tumor dan hati
15
Cs-137
Industri
Kalibrasi alat-alat industri
16
Cs-137
Pertanian,biologi
Mengawetkan makanan
17
Cr-51
Kedokteran
Mempelajari sirkulasi darah
18
Cr-51
Industri ,Hidrologi
Mempelajari aliran sedimentasi, dan laju pengendapan
19
Zn-65
Industri
Uji homogenitas campuran pada proses industri
20
Te-99
Kedokteran
perunut diantaranya : tiroid, hati, tulang, sel darah ,jantung
21
Tl- 201
Kedokteran
Mendeteksi kerusakan jantung
22
Fe-59
Kedokteran
Mempelajari pembentukan sel darah merah
23
Sr-85
Kedokteran
Mendeteksi Jantung
24
Se-75
Kedokteran
Mendeteksi penyakit pankreas
25
O-18
Kimia
Mempelajari mekanisme reaksi pengESTERan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar