BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Alam semesta ini kaya akan kadungan
unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114
unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke
dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B
(golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi
unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia
Beberapa usur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun
senyawa, banyak dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa
unsur logam dan nonlogam meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik
sebagai alat, bahan dasar, maupun sumber energi.
Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam
dalam batuan. Alam Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam,
karena itu perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya menjadi logam yang
dibutuhkan.
Unsur Logam yang sudah akrab dengan kehidupan kita
sehari-hari diantaranya adalah, besi, tembaga, atau perak. Ternyata unsur
natrium pun bersifat logam. Namun, karena tak stabil dalam keadaan unsurnya, ia
lebih banyak kita temui dalam bentuk senyawanya.
Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melipah. Sumber
unsur-
Unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas, senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam bentuk unsur bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya logam platina (Pt), emas (Au), karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Adapun unsur-unsur lainnya ditemukan dalam bentuk bijih logam. Bijih logam merupakan campuran antara mineral yang mengandung unsur-unsur kimia dan pengotornya. Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa oksida, halida, fosfat, silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au) disebut logam mulia. Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di kerak bumi, sedangkan sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan atmosfer.
Unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas, senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam bentuk unsur bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya logam platina (Pt), emas (Au), karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Adapun unsur-unsur lainnya ditemukan dalam bentuk bijih logam. Bijih logam merupakan campuran antara mineral yang mengandung unsur-unsur kimia dan pengotornya. Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa oksida, halida, fosfat, silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au) disebut logam mulia. Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di kerak bumi, sedangkan sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan atmosfer.
Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia
karena semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam
bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa
dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia memberikan dampak
negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur
kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang
dimiliki unsur-unsur tersebut. Melalui makalah ini kami harapkan pembaca dapat
memahami dan mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi.
B.
TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui dan memahami keberadaan
unsur-unsur kimia di alam.
2. Mengetahui dan memahami pengelompokan
dan sifat–sifat unsur kimia
3. Mengetahui dan memahami kegunaaan dan
bahaya unsur-unsur kimia
4. Mengetahui dan memahami pemisahan dan
pembuatan unsur-unsur kimia
C.
RUMUSAN MASALAH
1. Seberapa banyak keberadaan
unsur-unsur kimia di alam
2. Bagaimana pengelompokan dan
sifat-sifat unsur kimia
3. Apakah kegunaan dan bahaya
dari unsur-unsur kimia
4. Bagaimanakah pemisahan dan
pembuatan unsur-unsur kimia
D.
MAMFAAT PENULISAN
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada semua pihak yang membacanya umumnya dan khususnya
kepada siswa untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang kimia unsur.
BAB II
ISI
A.
KELIMPAHAN UNSUR – UNSUR DI ALAM
Dari 118 unsur yang diketahui, sekitar 90 unsur berada di
alam dan sisanya merupakan unsur sintesis (unsur buatan). Sebagian dari unsur
tersebut terdapat sebagai unsur bebas, tetapi lebih banyak yang berupa senyawa,
sedangkan unsur-unsur gas mulia terdapat sebagai unsur bebas (Petrucci dan
Suminar Ahmad, 1987: 96). Sebagian besar logam diperoleh dari deposit tanah, bahan-bahan
alam yang mengandung unsur atau senyawa tertentu disebut mineral. Mineral yang
mengandung unsur atau senyawa tertentu dengan konsentrasi cukup tinggi dan
diolah agar bernilai ekonomis disebut bijih(Brady, 1990: 653).
Unsur-unsur yang paling melimpah di kulit bumi adalah
oksigen, silikon, dan aluminium.
Sumber komersial dari oksigen dan nitrogen adalah udara.
Kelimpahan
unsur
nitrogen dalam udara 78,09% dan oksigen 20,94%. Sedangkan unsur lainnya kurang
dari 1%.
Beberapa unsur diperoleh dari air laut. Misalnya, natrium,
klorin, magnesium, dan bromin. Konsentrasi unsur terbesar dalam air laut adalah
klorida sebesar 18,980 g/kg air laut, kemudian diikuti unsur natrium sebesar
10,556 g/ kg air laut (Sumber: Petrucci dan Suminar Ahmad, 1987: 98).
B.
NITROGEN DAN OKSIGEN
1.
Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur yang paling melimpah yang dapat
dengan mudah diakses oleh manusia. Di alam, nitrogen berbentuk sebagai senyawa
N2 dengan kadar 78,03% volum dan 75,45% berat. Nitrogen adalah gas yang tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak berasa, serta mencair pada suhu –195,8 °C dan
membeku pada suhu –210 °C. Nitrogen diperoleh dengan cara distilasi bertingkat
udara cair. Mula-mula udara disaring untuk dibersihkan dari debu. Udara bersih
yang diperoleh kemudian dikompresikan yang menyebabkan suhu udara meningkat.
Setelah itu dilakukan pendinginan. Pada tahap ini, air dan karbon dioksida
membeku sehingga sudah dapat dipisahkan. Setelah melalui menara pendingin,
udara kemudian diekspansikan sehingga suhu akan turun lagi dan sebagian udara
akan mencair, sedangkan udara yang belum mencair disirkulasikan/dialirkan lagi
ke dalam kompresor.
Kegunaan nitrogen antara lain
sebagai berikut :
·
Sebagian besar nitrogen dipakai
untuk membuat amonia (NH3).
·
Digunakan untuk membuat pupuk
nitrogen, seperti urea (CO(NH2)2)
danZA(NH4)2SO4).
·
Sebagai selubung gas inert untuk
menghilangkan oksigen pada pembuatan alat elektronika karena sifat inert yang
dimiliki.
·
Digunakan sebagai pendingin untuk
menciptakan suhu rendah, misalnya pada industri pengolahan makanan.
·
Membuat ruang inert untuk
penyimpanan zat-zat eksplosif.
·
Mengisi ruang kosong dalam
termometer untuk mengurangi penguapan raksa.
Beberapa senyawa nitrogen sebagai
berikut :
a). Amonia
Wujud amonia adalah gas dengan bau yang khas dan sangat
menyengat, tidak berwarna, dengan titik didih –33,35 °C dan titik beku –77,7
°C. Amonia dibuat dengan proses Haber-Bosch, pada suhu 370 – 540 °C dan tekanan
10 – 1.000 atm, dengan menggunakan katalis Fe3O4. Katalis berfungsi untuk
memperluas kisi dan memperbesar permukaan aktif, sedangkan suhu tinggi dilakukan
untuk mendapatkan laju reaksi yang diinginkan.
Reaksi: N2(g)+ 3H2(g) ⎯⎯→ 2NH3(g)
Dalam skala laboratorium, amonia dibuat dengan mereaksikan
garam amonium dengan basa kuat sambil dipanaskan.
Reaksi: NH4Cl + NaOH ⎯⎯→ NaCl + H2O + NH3
Kegunaan amonia, antara lain :
·
Membuat pupuk, seperti urea
(CO(NH2)2) dan ZA (NH4)2SO4).
·
Membuat senyawa nitrogen yang lain,
seperti asam nitrat, amonium klorida, dan amonium nitrat.
·
Sebagai pendingin dalam pabrik es
karena amonia cair mudah menguap dan menyerap banyak panas.
·
Membuat hidrazin (N2H4), bahan bakar
roket.
·
Digunakan pada industri kertas,
karet, dan farmasi.
·
Sebagai refrigeran pada sistem
kompresi dan absorpsi.
b). Asam Nitrat
Asam nitrat termasuk dalam asam kuat, di mana dapat
melarutkan hampir semua logam, kecuali emas dan platina. Asam nitrat berupa zat
cair jernih pada suhu biasa dan dapat bercampur sempurna dengan air dalam
segala perbandingan. Asam nitrat dibuat dengan melalui tiga tahap, dikenal
dengan proses Oswald, sebagai berikut. Mula-mula amonia dan udara berlebih
dialirkan melalui katalis Pt – Rh pada suhu 950 °C, kemudian didinginkan sampai
suhu mencapai 150 °C di mana gas dicampur dengan udara yang akan menghasilkan NO2.
NO2(g) dan udara sisa dialirkan ke dasar menara, kemudian disemprotkan dengan
air pada temperatur sekitar 80 °C, maka akan diperoleh larutan yang mengandung
70% HNO3
.
Reaksi: 4NH3(g) + 5O2(g) ⎯--> 4NO(g) + 6H2O(g)
2NO(g) + O2(g) ⎯--> 2NO2(g)
4NO2(g) + O2(g) + 2H2O(l) ⎯--> 4HNO3(aq)
Asam nitrat banyak digunakan untuk pupuk (amonium nitrat),
obat-obatan, dan bahan-bahan peledak, seperti TNT, nitrogliserin, dan
nitro-selulosa. Asam nitrat juga digunakan pada sistem pendorong roket dengan
bahan bakar cair.
2.
Oksigen
Oksigen merupakan unsur yang paling banyak di bumi dan
merupakan elemen paling penting dalam kehidupan. Semua makhluk hidup
membutuhkan oksigen untuk proses respirasi (pernapasan). Oksigen terdapat di
alam dalam keadaan bebas dan dalam bentuk senyawa. Dalam keadaan bebas di alam,
oksigen mempunyai dua alotropi, yaitu gas oksigen (O2) dan gas ozon (O3).
Kelimpahan oksigen di alam ± 20% dan dalam air ± 5%. Unsur oksigen mudah
bereaksi dengan semua unsur, kecuali dengan gas mulia ringan. Gas oksigen tidak
berwarna (oksigen padat/cair/lapisan tebal oksigen berwarna biru muda), tidak
berbau, dan tidak berasa sehingga tidak terdeteksi oleh panca indra kita.
Oksigen mengembun pada –183 °C dan membeku pada –218,4 °C. Oksigen merupakan
oksidator yang dapat mengoksidasi logam maupun nonlogam.
Secara industri, dengan proses pemisahan kriogenik distilasi
udara akan diperoleh oksigen dengan kemurnian 99,5%, sedangkan dengan proses
adsorpsi vakum akan diperoleh oksigen dengan kemurnian 90 – 93% (Kirk – Othmer,
vol. 17).
Dalam skala laboratorium, oksigen dapat diperoleh dengan
cara berikut.
·
Pemanasan campuran MnO2dan H2SO4,
proses ini pertama kali diperkenalkan oleh C. W. Scheele(1771)
Reaksi: MnO2(s) + H2SO4(aq) ⎯--> MnSO4(aq) + H2O(l) + O2(g)
·
Pemanasan HgO, proses ini pertama
kali diperkenalkan oleh Priesttley (1771)
Reaksi: 2HgO(s) ⎯--> 2Hg(l) + O2(g)
·
Pemanasan peroksida
Reaksi: 2BaO2(s) ⎯--> 2BaO(s) + O2(g)
Kegunaan oksigen, antara lain :
·
Gas oksigen digunakan untuk
pernapasan semua makhluk hidup.
·
Gas oksigen diperlukan untuk proses
pembakaran.
·
Pada industri kimia, oksigen
digunakan sebagai oksidator untuk membuat senyawa-senyawa kimia.
·
Oksigen cair digunakan untuk bahan bakar
roket.
·
Campuran gas oksigen dan hidrogen
digunakan sebagai bahan bakar pesawat ruang angkasa (sel bahan bakar).
·
Bersama dengan asetilena digunakan
untuk mengelas baja.
·
Dalam industri baja digunakan untuk
mengurangi kadar karbon dalam besi gubal.
C.
GAS MULIA DAN HALOGEN
1.
Gas Mulia
Gas mulia adalah unsur-unsur
golongan VIIIA (18). Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil (sangat
sukar bereaksi). Ada 2 sifat dari gas mulia, yaitu sebagai berikut :
·
Sifat-sifat Fisis Gas Mulia
Sifat
|
He
|
Ne
|
Ar
|
Kr
|
Xe
|
Rn
|
Nomor atom
|
2
|
10
|
18
|
36
|
54
|
86
|
Elektron Valensi
|
2
|
8
|
8
|
8
|
8
|
8
|
Jari-jari atom (A)
|
0,50
|
0,65
|
0,95
|
1,10
|
1,30
|
1,45
|
Titik leleh (oC)
|
-272,2
|
-248,6
|
-189,4
|
-157,2
|
-111,8
|
-71
|
Titik didih (oC)
|
-268,9
|
-246,0
|
-185,9
|
-153,4
|
-108,1
|
-62
|
EnergiPengionan (kJ mol -1)
|
2640
|
2080
|
1520
|
1350
|
1170
|
1040
|
Afinitas elektron (kJ mol-1)
|
21
|
29
|
35
|
39
|
41
|
41
|
Densitas (g L-1)
|
0.178
|
0,900
|
1,78
|
3,73
|
5,89
|
9,73
|
Seperti tampak pada Tabel, gas mulia
mempunyai titik leleh serta titik didih yang sangat rendah. Titik didih helium
mendekati nol absolut (0 K). Titik didih gas mulia hanya beberapa derajat di
atas titik lelehnya. Rendahnya titik didih gas mulia dapat diterangkan sebagai
berikut. Seperti telah diketahui, gas mulia terdapat molekul monoatomik. Gaya
tarik-menarik antarmolekulnya hanyalah gaya London (gaya dispersi) yang lemah.
Oleh karena itu, gas mulia hanya akan mencair atau menjadi padat jika energi molekul-molekulnya menjadi sangat
dilemahkan, yaitu pada suhu yang sangat rendah. Dari atas ke bawah, seiring
dengan bertambahnya massa atom relatif, gaya dispersi semakin besar dan titik
leleh serta titik didihnya juga meningkat.
·
Sifat-Sifat Kimia Gas Mulia
Dunia kimia seperti terguncang
ketika pada tahun 1962, Bartlett berhasil membuat senyawa stabil dari xenon,
yaitu XePtF6. Penemuan itu telah mendobrak kegaiban gas mulia. Tidak
lama kemudian, ahli riset lainnya dapat membuat berbagai senyawa dari xenon,
radon, kripton. Radon ternyata dapat bereaksi spontan dengan fluorin, sedangkan
xenon memerlukan pemanasan atau penyinaran untuk memulai reaksi. Kripton lebih
sukar, hanya bereaksi dengan fluorin jika disinari atau jika diberi loncatan
muatan listrik. Sementara helium, neon, dan argon, ternyata lebih sukar lagi
bereaksi dan belum berhasil dibuat suatu senyawa dari ketiga unsur itu.
Kereaktifan gas mulia bertambah
besar sesuai dengan pertambahan jari-jari atomnya, yaitu dari atas ke bawah.
Pertambahan jari-jari atom mengakibatkan daya tarik inti terhadap elektron
kulit luar berkurang, sehingga elektronnya semakin mudah ditarik oleh atom
lain. Walaupun senyawa gas mulia telah berhasil dibuat, namun tetap harus
diakui bahwa unsur gas mulia lebih stabil dari semua golongan lainnya. Unsur
gas mulia hanya dapat berikatan dengan unsur yang sangat elektronegatif,
seperti fluorin dan oksigen.
2.
Halogen
Unsur-unsur golongan VIIA disebut
halogen. Nama itu berasal dari bahasa Yunani yang berarti “pembentuk garam”.
Dinamai demikian karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam
membentuk garam.
Unsur-unsur halogen mempunyai 7
elektron valensi pada subkulit ns2 np5. Konfigurasi
elektron yang demikian membuat unsur-unsur halogen bersifat sangat reaktif.
Halogen cenderung menyerap satu elektron membentuk ion bermuatan negatif satu.
Ada 2 sifat dari gas mulia, yaitu sebagai berikut :
·
Sifat-Sifat Fisis
Dari tabel tampak bahwa titik didih dan titik leleh naik
seiring dengan bertambahnya nomor atom. Hal ini karena fakta menunjukkan bahwa
molekul-molekul yang lebih besar mempunyai gaya tarik-menarik Van der Waals
yang lebih besar daripada yang dimiliki molekul-molekul yang lebih kecil.
Kecuali gas mulia, halogen mempunyai energi ionisasi dan elektro-negatifitas
yang paling tinggi dari golongan unsur manapun. Dari unsur golongan VII A,
fluorlah yang paling erat mengikat elektron-elektronnya, dan iod yang paling
lemah. Kecenderungan ini bisa dikaitkan dengan ukuran atom halogen (Keenan,
dkk, 1992: 228).
·
Sifat-Sifat Kimia
Ada suatu penurunan yang teratur
dalam keaktifan kimia dari fluor sampai iod, sebagaimana ditunjukkan oleh
kecenderungan dalam kekuatan mengoksidasinya. Molekul fluor yang beratom dua
(diatom) F2 merupakan zat pengoksidasi yang lebih kuat daripada unsur lain yang
manapun dalam keadaan normalnya.
Baik fluor maupun klor membantu
reaksi pembakaran dengan cara yang sama seperti oksigen. Hidrogen dan
logam-logam aktif terbakar dalam salah satu gas tersebut dengan membebaskan
panas dan cahaya. Reaktivitas fluor yang lebih besar dibanding klor terungkap
oleh fakta bahwa bahan-bahan yang biasa termasuk kayu dan beberapa plastik akan
menyala dalam atmosfer fluor.
Keempat unsur halogen tersebut
semuanya sangat merangsang sekali terhadap hidung dan tenggorokan. Brom, suatu
cairan yang merah tua, pada suhu kamar mempunyai tekanan uap yang tinggi. Brom
cair merupakan salah satu reagen kimia yang paling berbahaya karena efek uap
tersebut terhadap mata dan saluran hidung. Klor dan fluor harus digunakan hanya
dalam kamar asam dan dalam ruangan dengan pertukaran udara (ventilasi) yang
baik. Beberapa hisapan klor pada 1.000 ppm bersama napas kita akan mematikan.
Semua halogen harus disimpan jauh dari kontak dengan zat-zat yang dapat
dioksidasi (Keenan, 1992: 229).
D.
LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH
1.
Logam Alkali
Unsur logam alkali (IA) terdiri dari
litium, natrium, kalium, rubidium, sesium, dan fransium. Unsur ini mempunyai energi ionisasi paling kecil karena
mempunyai konfigurasi elektron ns1. Oleh karena itu, unsur logam
alkali mudah melepaskan elektron dan merupakan reduktor yang paling kuat. Unsur
alkali merupakan logam lunak, berwarna putih mengkilap, konduktor yang baik,
dan mempunyai titik leleh yang rendah, serta ditemukan dalam bentuk garamnya
(Mc. Murry dan Fay, 2000: 215).
2.
Sifat-Sifat Logam Alkali
·
Sifat-Sifat Fisis
Dari tabel dapat dilihat bahwa
sebagai logam, golongan alkali tanah mempunyai sifat yang tidak biasa, yaitu
titik lelehnya yang relatif rendah, rapatannya yang relatif rendah, dan
kelunakannya. Semua unsur logam alkali ini dapat dengan mudah diubah bentuknya
dengan memencetnya di antara jempol dan jari telunjuk (dengan melindungi kulit
baik-baik). Unsur-unsur pada golongan ini mempunyai energi ionisasi dan
keelektronegatifan rata-rata yang paling rendah. Hal ini dikarenakan ukuran
atom dan jarak yang relatif besar antara elektron terluar dengan inti (Keenan
dkk, 1992: 152-153).
·
Sifat-Sifat Kimia
Reaksi-reaksi logam alkali sebagai berikut :
a.
Reaksi Logam Alkali dengan Halogen
Reaksi antara logam alkali dengan halogen berlangsung sangat
cepat, membentuk halida logam.
Reaksi: 2M(s) + X2 ⎯--> 2MX(s)
dengan: M = logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs)
X = halogen (F, Cl, Br, I)
Reaktifitas logam alkali semakin meningkat jika energi ionisasinya semakin berkurang,
sehingga Cs > Rb > K> Na> Li (Mc. Murry dan Fay, 2000: 218).
b.
Reaksi Logam Alkali dengan Hidrogen dan Nitrogen
Logam alkali bereaksi dengan gas hidrogen membentuk senyawa
putih berbentuk kristal yang disebut hidrida, MH. Reaksi terjadi dengan lambat
pada suhu kamar dan membutuhkan pemanasan untuk melelehkan logam alkali (Mc.
Murry dan Fay, 2000: 218).
Reaksi: 2M(s) + H2(g) ⎯--> 2MH(s)
Tidak semua logam alkali bereaksi dengan nitrogen, hanya
litium yangmembentuk litium nitrit (Li3N) (Mc. Murry dan Fay, 2000: 218).
Reaksi: 6Li(s) + N2(g) ⎯--> 2Li3N(s).
c.
Reaksi Logam Alkali dengan Oksigen
Reaksi antara logam alkali dengan oksigen berlangsung sangat
cepat. Produk yang dihasilkan berbeda, tergantung pada kondisi reaksi dan
berapa banyak oksigen yang ada, seperti oksida (bilangan oksidasi O = –2),
peroksida (bilangan oksidasi O = –1), dan superoksida (bilangan oksidasi O =
–½) (Mc. Murry dan Fay, 2000: 218).
Reaksi: 4Li(s) + O2(g) ⎯--> 2Li2O(s) ——— Oksida, O = –2
2Na(s) + O2(g) ⎯--> Na2O2(s) ——— Peroksida, O =
–1
K(s) + O2(g) ⎯--> KO2(s) ——— Superoksida, O =
–½
d.
Reaksi Logam Alkali dengan Air
Logam alkali bereaksi dengan air membentuk gas hidrogen dan
hidroksida logam alkali, MOH.
Reaksi: 2M(s) + 2H2O(l) ⎯--> 2M+(aq) + 2OH–(aq)+
H2(g)
dengan M = Li, Na, K, Rb, Cs
Reaksi logam alkali dengan oksigen merupakan reaksi redoks,
di mana logam (M) kehilangan elektron dan hidrogen dari air memperoleh elektron
(Mc. Murry dan Fay, 2000: 219).
e.
Reaksi Logam Alkali dengan Amonia
Logam alkali bereaksi dengan amonia membentuk gas H2dan
logamamida (MNH2). Reaksi ini sama dengan reaksi logam alkali dengan air(Mc.
Murry dan Fay, 2000: 219).
Reaksi: 2M(s) + 2NH3(l) ⎯--> 2M+(s) + 2NH2–(s)
+ H2(g)
dengan M = Li, Na, K, Rb, Cs
3.
Alkali Tanah
Unsur logam alkali tanah (IIA) ini terdiri dari Be, Mg, Ca,
Sr, Ba, dan Ra. Golongan ini mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan golongan
IA. Perbedaannya adalah bahwa golongan IIA ini mempunyai konfigurasi elektron
ns2 dan merupakan reduktor yang kuat. Meskipun lebih keras dari
golongan, tetapi golongan IIA ini tetap relatif lunak, perak mengkilat, dan
mempunyai titik leleh dan kerapatan lebih tinggi (Mc. Murry dan Fay, 2000:
220).
·
Sifat-Sifat Fisis
Unsur-unsur logam alkali tanah agak
lebih keras, kekerasannya berkisar dari barium yang kira-kira sama keras dengan
timbal, sampai berilium yang cukup keras untuk menggores kebanyakan logam
lainnya. Golongan ini mempunyai struktur elektron yang sederhana, unsur-unsur
logam alkali tanah mempunyai 2 elektron yang relatif mudah dilepaskan. Selain energi ionisasi yang relatif rendah, keelektronegatifan
rata-rata golongan ini juga rendah dikarenakan ukuran atomnya dan jarak yang
relatif besar antara elektron terluar dengan inti (Keenan, dkk, 1992: 152-153).
·
Sifat-Sifat Kimia
Logam alkali tanah mengalami reaksi
redoks yang sama dengan logam alkali, hanya saja mereka melepaskan 2 elektron
sehingga membentuk ion 2+. Logam alkali tanah cenderung kurang reaktif
dibandingkan dengan logam alkali karena energi ionisasinya lebih besar daripada
logam alkali tanah, sehingga tren kereaktifannya: Ba > Sr > Ca > Mg
> Be (Mc. Murry dan Fay, 2000: 222).
Reaksi-reaksi logam alkali tanah sebagai berikut :
a.
Logam Alkali Tanah Bereaksi dengan Halogen
Logam alkali tanah bereaksi dengan halogen membentuk garam
halida (MX2)
Reaksi: M + X2 ⎯⎯→ MX2,
dengan: M =
Be, Mg, Ca, Sr, Ba
X = F, Cl, Br, I
b.
Logam Alkali Tanah Bereaksi dengan Oksigen
Logam alkali tanah bereaksi dengan oksigen membentuk oksida
(MO).
Reaksi: 2M + O2 ⎯⎯→ 2MO,
dengan M = Be, Mg, Ca, Sr, Ba
Berilium dan magnesium tidak begitu reaktif jika direaksikan
dengan oksigen pada suhu kamar, tetapi keduanya mengeluarkan cahaya putih cerah
jika dibakar dengan nyala api. Sedangkan kalsium, stronsium, dan barium cukup
reaktif sehingga perlu disimpan di bawah minyak agar tidak kontak dengan udara.
Seperti logam berat alkali, stronsium dan barium membentuk peroksida (MO2) (Mc.
Murry dan Fay, 2000: 222).
c.
Logam Alkali Tanah Bereaksi dengan Air
Logam alkali tanah bereaksi dengan air membentuk logam hidroksida
[M(OH)2].
Reaksi: M(s)+ 2H2O(l) ⎯⎯→ M2+(aq) + 2OH–(aq) +
H2(g)
dengan M = Mg, Ca, Sr, atau Ba
Kecuali berilium, semua logam alkali tanah bereaksi dengan
air membentuk logam hidroksida M(OH)2. Magnesium bereaksi hanya jika suhu di
atas 100 °C, sedangkan untuk kalsium dan stronsium, reaksi berjalan lambat dan
pada suhu kamar. Hanya barium yang bereaksi dahsyat (Mc. Murry dan Fay, 2000:
223).
E.
SIFAT UNSUR – UNSUR PERIODE KETIGA
F.
UNSUR – UNSUR PERIODE KETIGA DI ALAM
1.
Unsur Logam
a.
Natrium
Natrium merupakan unsur alkali
dengan daya reduksi paling rendah, dengan sumber utamanya adalah halit (umumnya
dalam bentuk NaCl). Pembuatan natrium dapat dilakukan dengan proses Downs,
yaitu elektrolisis lelehan NaCl. Air asin yang mengandung NaCl diuapkan sampai
kering kemudian padatan yang terbentuk dihancurkan untuk kemudian dilelehkan.
Sedangkan untuk me-ngurangi biaya pemanasan, NaCl (titik lebur 801 °C) dicampur
dengan 1½ bagian CaCl2 untuk menurunkan suhu lebur hingga 580 °C (Martin S.
Silberberg, 2000: 971).
Na dulunya banyak digunakan untuk
pembuatan TEL (Tetra Ethyl Lead), yaitu untuk
menaikkan bilangan oktan bahan bakar, tetapi sekarang tidak lagi karena
mengandung racun yang berbahaya bagi lingkungan. Na juga digunakan untuk
pengisi lampu penerangan di jalan maupun di kendaraan. Hal ini dikarenakan
emisi warna kuningnya yang mampu menembus kabut dan dapat digunakan juga
sebagai cairan pendingin pada reaktor atom (Sri Lestari, 2004: 23).
b.
Magnesium
Magnesium adalah unsur yang sangat
melimpah di permukaan bumi, tetapi tidak mudah membuatnya dalam bentuk unsur.
Sumber ko-mersial utama magnesium adalah air laut (0,13% kadar Mg), dan dapat
ditemukan pada dolomit (CaMg(CO3)2) dan karnalit (KCl.MgCl2.6H2O)(Oxtoby,
Gillis, Nachtrieb; Erlangga, 2003: 214).
Kegunaan magnesium, antara lain :
-
Pencegah korosi pipa besi di tanah dan dinding kapal laut.
-
Mg(OH)2, dapat digunakan sebagai obat maag karena dapat menetralkan kelebihan
asam lambung (HCl) dan juga sebagai bahan pasta gigi.
-
MgSO4, dikenal dengan nama garam inggris, dapat digunakan sebagai obat pencahar
(laktasif usus).
-
Campuran logam magnesium (10%) dan aluminium (90%) atau yang sering disebut
magnalium dapat digunakan sebagai bahan konstruksi pesawat terbang karena
perpaduan ini kuat dan ringan, rudal, dan bak truk.
-
Magnesium dipakai untuk membuat kembang api dan lampu penerangan pada fotografi
(blitz).
-
MgO, dapat digunakan sebagai bata tahan panas/api untuk melapisi tanur dan tempat
pembakaran semen.
-
Campuran 0,5% Mg, 95% Al, 4% Cu, dan 0,5% Mn atau yang dikenal dengan nama
duralumindigunakan untuk konstruksi mobil.
c.
Aluminium
Aluminium ialah unsur melimpah
ketiga terbanyak dalam kerak bumi (sesudah oksigen dan silikon), mencapai 8,2%
dari massa total. Bijih yang paling penting untuk produksi alu-minium adalah
bauksit, yaitu aluminium oksida terhidrasi yang mengandung 50 – 60% Al2O3, 1 –
20% Fe2O3, 1 – 10% silika, sedikit logam transisi, dan sisanya air. Sumber bauksit
di Indo-nesia di Bukit Asam (Oxtoby, Gillis, Nachtrieb,2003: 212).
Aluminium diperoleh dengan
menggunakan proses Hall-Heroult, sesuai dengan nama penemunya Charles M.
Hall(AS) dan Paul Heroult (Perancis) pada tahun 1886.
2.
Unsur Semi-logam
Silikon
Silikon merupakan unsur kedua
terbanyak yang terdapat di muka bumi, yaitu sekitar 28%. Meskipun berlimpah
akan tetapi silikon tidak ditemukan dalam bentuk alaminya, melainkan terdapat
dalam mineral silikat dan sebagai silika (SiO2) (Sri Lestari, 2004: 48). Kuarsa
merupakan salah satu bentuk kristal SiO2 murni, sedangkan pasir, agata (akik),
oniks, opal, ametis, dan flint merupakan SiO2 dengan suatu bahan pengotor dalam
jumlah runut.
Silikon dapat diperoleh dengan cara
mencampurkan silika dan kokas (sebagai reduktor) dan memanaskannya di dalam
tanur listrik pada suhu sekitar 3000°C.
Reaksi: SiO2(l)+ C(s) ⎯--> Si(l)+ 2CO(g)
Silikon umumnya digunakan untuk
membuat transistor, chips computer, dan sel surya. Sedangkan berbagai
senyawa silikon digunakan di banyak industri. Silika dan silikat digunakan
untuk membuat gelas, keramik, porselin,mdan semen. Silikon yang bereaksi dengan
karbon membentuk karbida (SiC) yang bersifat inert, sangat keras dan tidak
dapat melebur, banyak digunakan dalam peralatan pemotong dan pengampelas.
Silika gel bersifat higroskopis sehingga banyak digunakan untuk pengering dalam
berbagai macam produk.
3.
Unsur Non-logam
a.
Fosforus
Sumber utama dari fosfor adalah
batuan fosfat yang dikenal dengan nama apatit, Ca9(PO4)6.CaF6.
Ada beberapa jenis fosfor, yaitu :
-
Fosfor putih, dengan tetrahedral sebagai bentuk molekulnya, lunak, sangat
reaktif, dan beracun. Fosfor jenis ini sering disebut sebagai fosfor kuning
karena kadang-kadang berwarna kekuningan.
-
Fosfor merah, bentuk molekulnya belum dapat dipastikan, kurang reaktif, dan
tidak beracun.
-
Fosfor hitam (mirip grafit), diperoleh dengan memanaskan fosfor putih di bawah
tekanan pada suhu 550 °C.
b.
Belerang
Belerang terdapat di muka bumi dalam
bentuk bebas maupun senyawa. Belerang padat mempunyai dua bentuk alotropi,
yaitu belerang rombik dan belerang monoklinik. Belerang yang biasa kita lihat
adalah belerang rombik, dengan warna kuning, belerang ini stabil di bawah suhu
95,5 °C. Bila lebih dari suhu 95,5 °C, belerang rombik akan berubah menjadi
belerang monoklinik yang akan mencair pada suhu 113 °C. Biasanya belerang
dijumpai dalam bentuk mineral sulfida dan sulfat, hidrogen sulfida, maupun
senyawa belerang organik.
Belerang dapat diperoleh dengan cara
ekstraksi melalui proses Frasch. Belerang yang ada di bawah tanah dicairkan
dengan mengalirkan air super panas (campuran antara air dan uap air dengan
tekanan sekitar 16 atm dan suhu sekitar 160 °C) melalui pipa bagian luar dari
suatu susunan tiga pipa konsentrik. Belerang cair kemudian dipaksa keluar
dengan memompakan udara panas (dengan tekanan sekitar 20 – 25 atm). Setelah itu
belerang dibiarkan membeku. Belerang yang diperoleh dengan cara ini mempunyai
kemurnian sampai 99,6%, hal ini disebabkan karena belerang tidak larut dalam
air.
Kegunaan belerang yang utama adalah
untuk membuat asam sulfat, vulkanisasi karet, dan membasmi penyakit tanaman.
Belerang juga digunakan untuk membuat CS2 dan senyawa belerang lainnya.
G.
UNSUR – UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
Pada sistem periodik unsur, yang termasuk dalam golongan
transisi adalah unsur-unsur golongan B, dimulai dari IB – VIIB dan VIII. Sesuai
dengan pengisian elektron pada subkulitnya, unsur ini termasuk unsur blok d,
yaitu unsur-unsur dengan elektron valensi yang terletak pada subkulit d dalam
konfigurasi elektronnya.
Pada bagian ini unsur-unsur transisi yang akan dibahas
adalah unsur transisi pada periode 4, yang terdiri dari skandium (Sc), titanium
(Ti), vanadium (V), krom (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni),
tembaga (Cu), dan seng (Zn).
1.
Sifat Logam
Semua unsur transisi adalah logam, yang bersifat lunak,
mengkilap, dan penghantar listrik dan panas yang baik. Perak merupakan unsur
transisi yang mempunyai konduktivitas listrik paling tinggi pada suhu kamar dan
tembaga di tempat kedua. Dibandingkan dengan golongan IA dan IIA, unsur logam
transisi lebih keras, punya titik leleh, titik didih, dan kerapatan lebih
tinggi. Hal ini disebabkan karena unsur transisi berbagi elektron pada kulit d
dan s, sehingga ikatannya semakin kuat (Mc. Murry dan Fay, 2000: 867).
2.
Bilangan Oksidasi
Tidak seperti golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai
bilangan oksidasi +1 dan +2, unsur-unsur logam transisi mempunyai beberapa
bilangan oksidasi. Seperti vanadium yang punya bilangan oksidasi +2, +3, dan +4
(Keenan, dkk, 1992: 167).
3.
Sifat Kemagnetan
Setiap atom dan molekul mempunyai sifat magnetik, yaitu
para-magnetik, di mana atom, molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan
magnet karena ada elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya
dandiamagnetik, di mana atom, molekul, atau ion dapat ditolak oleh medan magnet
karena seluruh elektron pada orbitnya berpasangan. Sedangkan pada umumnya
unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik karena mempunyai elektron yang tidak
berpasangan pada orbital-orbital d-nya. Sifat paramagnetik ini akan semakin
kuat jika jumlah elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya semakin
banyak. Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn bersifat paramagnetik, sedangkan Cu dan Zn
bersifat diamagnetik. Untuk Fe, Co, dan Ni bersifat feromagnetik, yaitu kondisi
yang sama dengan paramagnetik hanya saja dalam keadaan padat (Brady, 1990:
698).
4. Ion
Berwarna
Tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi
yang hampir sama menyebabkan timbulnya warna pada ion-ion logam transisi. Hal
ini terjadi karena elektron dapat bergerak ke tingkat yang lebih tinggi dengan
mengabsorpsi sinar tampak. Pada golongan transisi, subkulit 3d yang belum
terisi penuh menyebabkan elektron pada subkulit itu menyerap energi cahaya,
sehingga elektronnya tereksitasi dan memancarkan energi cahaya dengan warna
yang sesuai dengan warna cahaya yang dapat dipantulkan pada saat kembali ke
keadaan dasar.
Misalnya
Ti2+ berwarna ungu, Ti4+ tidak berwarna, Co2+
berwarna merah muda, Co3+ berwarna biru, dan lain sebagainya.
Beberapa
kegunaan unsur-unsur transisi :
-
Skandium, digunakan pada lampu intensitas tinggi.
-
Titanium, digunakan pada industri pesawat terbang dan industri kimia (pemutih
kertas, kaca, keramik, dan kosmetik).
-
Vanadium, digunakan sebagai katalis pada pembuatan asam sulfat.
-
Kromium, digunakan sebagai plating logam-logam lainnya.
-
Mangan, digunakan pada produksi baja dan umumnya alloy mangan-besi.
-
Besi, digunakan pada perangkat elektronik.
-
Kobalt, digunakan untuk membuat aliansi logam.
-
Nikel, digunakan untuk melapisi logam supaya tahan karat, membuat monel.
-
Tembaga, digunakan pada alat-alat elektronik dan perhiasan.
-
Seng, digunakan sebagai bahan cat putih, antioksidan pada pembuatan ban mobil,
dan bahan untuk melapisi tabung gambar televisi.
H.
ION KOMPLEKS
Semua unsur transisi dapat membentuk ion kompleks, yaitu
suatu struktur dimana kation logam dikelilingi oleh dua atau lebih anion atau
molekul netral yang disebut ligan. Antara ion pusat dengan ligan terjadi ikatan
kovalen koordinasi, dimana ligan berfungsi sebagai basa Lewis (penyedia
pasangan elektron).
Contoh: [Cu(H2O)4]2+
[Fe(CN)6]4–
[Cr(NH3)4Cl2]+
Senyawa unsur transisi umumnya berwarna. Hal ini disebabkan
perpindahan elektron yang terjadi pada pengisian subkulit d dengan pengabsorbsi
sinar tampak. Senyawa Sc dan Zn tidak berwarna.
I.
UNSUR RADIOAKTIF
Radioaktif adalah zat yang mengandung inti yang tidak
stabil. Pada tahun 1903,Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang
dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan
muatannya. Radiasi yang bermuatan positif disebut sinar alfa, sedangkan yang
bermuatan negatif disebutsinar beta. Kemudian ditemukan sinar ketiga yang tidak
bermuatan dan diberi nama sinar gama, penemunya Paul U. Vilard.
1.
Sinar Radioaktif
Sinar-sinar
radioaktif mempunyai sifat-sifat :
-
Dapat menembus kertas atau lempengan logam tipis.
-
Dapat mengionkan gas yang disinari.
-
Dapat menghitamkan pelat film.
-
Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar (fluoresensi).
-
Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi tiga berkas sinar, yaitu sinar α, β,
dan γ.
a.
Sinar Alfa (α )
Sinar alfa merupakan inti helium
(He) dan diberi lambang atau .
Sinar α memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
-
bermuatan positif sehingga dalam medan listrik dibelokkan ke kutub negatif;
-
daya tembusnya kecil (α < β < γ);
-
daya ionisasi besar (α > β > γ).
b.
Sinar Beta (β)
Sinar beta merupakan pancaran
elektron dengan kecepatan tinggi dan diberi lambang atau .
Sinar beta memiliki sifat-sifat:
-
bermuatan negatif sehingga dalam medan listrik dibelokkan ke kutub positif;
-
daya tembusnya lebih besar dari α;
-
daya ionisasinya lebih kecil dari α.
-
c.
Sinar Gamma
Sinar gamma merupakan gelombang
elektromagnetik dengan panjang gelombang yang pendek dan diberi lambang .
Sinar γ memiliki sifat-sifat:
-
tidak bermuatan listrik, sehingga tidak dipengaruhi medan listrik;
-
daya tembusnya lebih besar dari α dan β;
-
daya ionisasi lebih kecil dari α dan β.
Selain sinar α, β dan γ unsur radioaktif juga memancarkan partikel
yang lain, misalnya positron (elektron
positif) , neutron , proton , detron dan triton .
2.
Stabilitas Inti
Dalam inti atom terdapat proton dan
neutron yang disebut nukleon (partikel penyusun inti). Suatu inti atom
(nuklida) ditandai jumlah proton dan jumlah neutron. Secara umum nuklida
dilambangkan dengan:
Kestabilan inti ditentukan oleh
imbangan banyaknya proton dan neu-tron, karena neutron dalam inti berfungsi
menjaga tolak-menolak antarproton. Untuk unsur yang kecil, jumlah neutron sama
atau sedikit lebih banyak dari pada proton. Untuk unsur yang berat jumlah
neutron lebih banyak daripada proton. Nuklida yang stabil dengan nomor
atomterbesar 83 yaitu , sedangkan nuklida dengan Z > 83 tidak stabil.
Stabilitas inti dapat digambarkan sebagai pita kestabilan
(stability belt) sebagai berikut:
Sampai dengan nomor atom 80
inti-inti stabil semakin besar angka banding neutron dengan proton. Inti adalah inti stabil terberat yang angkabanding
neutron-protonnya adalah 1.Inti yang tidak stabil (bersifat radioaktif)
memiliki perbandingan n/p di luar pita kestabilan, yaitu:
-
di atas pita kestabilan
-
di bawah pita kestabilan
-
di seberang pita kestabilan
3.
Penggunaan Radioaktif
a.
Sebagai Peranut
1). Bidang Kedokteran
Digunakan sebagai perunut untuk
mendeteksi berbagai jenis penyakit, antara lain(Martin S. Silberberg, 2000:
1066):
-
24Na, mendeteksi adanya gangguan peredaran darah.
-
59Fe, mengukur laju pembentukan sel darah merah.
-
11C, mengetahui metabolisme secara umum.
-
131I, mendeteksi kerusakan pada kelenjar tiroid.
-
32P, mendeteksi penyakit mata, liver, dan adanya tumor.
2). Bidang Industri
Digunakan untuk
meningkatkan kualitas produksi, seperti pada:
-
Industri makanan, sinar gama untuk mengawetkan makanan, membunuh mikroorganisme
yang menyebabkan pembusukan pada sayur dan buah-buahan.
-
Industri metalurgi, digunakan untuk mendeteksi rongga udara pada besi cor,
mendeteksi sambungan pipa saluran air, keretakan pada pesawat terbang, dan
lain-lain.
-
Industri kertas, mengukur ketebalan kertas.
-
Industri otomotif, mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin
bekerja.
3). Bidang Hidrologi
- 24Na dan 131I, digunakan untuk
mengetahui kecepatan aliran air sungai.
- Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
- 14C dan 13C, menentukan umur dan
asal air tanah.
4). Bidang Kimia dan Biologi
Digunakan untuk
analisis penelusuran mekanisme reaksi kimia, seperti :
-
Dengan bantuan isotop oksigen–18 sebagai atom perunut, dapat ditentukan asal
molekul air yang terbentuk.
-
Analisis pengaktifan neutron.
-
Sumber radiasi dan sebagai katalis pada suatu reaksi kimia.
-
Pembuatan unsur-unsur baru.
Dalam
bidang biologi di gunakan untuk :
-
Mengubah sifat gen dengan cara memberikan sinar radiasi pada gen-gen tertentu.
-
Menentukan kecepatan pembentukan senyawa pada proses fotosintesis menggunakan
radioisotop C–14.
-
Meneliti gerakan air di dalam batang tanaman.
5). Bidang Pertanian dan Peternakan
Dalam bidang
pertanian digunakan untuk :
-
37P dan 14C, mengetahui tempat pemupukan yang tepat.
-
32P, mempelajari arah dan kemampuan tentang serangga hama.
-
Mutasi gen atau pemuliaan tanaman.
-
14C dan 18O, mengetahui metabolisme dan proses
fotosintesis.
Dalam
bidang peternakan digunakan untuk :
-
Mengkaji efisiensi pemanfaatan pakan untuk produksi ternak.
-
Mengungkapkan informasi dasar kimia dan biologi maupun antikualitas pada pakan
ternak.
-
32P dan 35S, untuk pengukuran jumlah dan laju sintesis
protein di dalam usus besar.
-
14C dan 3H, untuk pengukuran produksi serta proporsi asam
lemak mudah menguap di dalam usus besar.
b.
Sebagai Sumber Radiasi
1). Bidang Kedokteran
Digunakan
untuk sterilisasi radiasi, terapi tumor dan kanker.
2). Bidang Industri
Digunakan
untuk :
-
Perbaikan mutu kayu dengan penambahan monomer yang sudah diradiasi, kayu
menjadi lebih keras dan lebih awet.
-
Perbaikan mutu serat tekstil dengan meradiasi serat tekstil, sehingga titik
leleh lebih tinggi dan mudah mengisap zat warna serta air.
-
Mengontrol ketebalan produk yang dihasilkan, seperti lembaran kertas, film, dan
lempeng logam.
-
60Co untuk penyamakan kulit, sehingga daya rentang kulit yang
disamakdengan cara ini lebih baik daripada kulit yang disamak dengan cara
biasa.
Dampak negatif dari radiasi zat radioaktif, antara lain :
-
Radiasi zat radioaktif dapat memperpendek umur manusia. Hal ini karena zat
radioaktif dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh dan menurunkan kekebalan
tubuh.
-
Radiasi zat radioaktif terhadap kelenjar-kelenjar kelamin dapat mengakibatkan
kemandulan dan mutasi genetik pada keturunannya.
-
Radiasi zat radioaktif dapat mengakibatkan terjadinya pembelahan sel darah
putih, sehingga mengakibatkan penyakit leukimia.
-
Radiasi zat radioaktif dapat menyebabkan kerusakan somatis berbentuk lokal
-
dengan tanda kerusakan kulit, kerusakan sel pembentuk sel darah, dan kerusakan
sistem saraf.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Sifat-sifat unsur kimia dapat kita
ketahui dari sifat fisis dan kimianya. Sama seperti pada unsur-unsur dari gas
mulia dan halogen. Dari sifat fisis kita dapat mengetahui penampilan dari suatu
unsur namun tanpa melibatkan pengubahan zat itu menjadi zat lain, serta dari
sifat kimianya kita dapat mengetahui reaksi-reaksi yang dapat dialami oleh zat
itu, seperti kereaktifan, daya oksidasi, daya reduksi, sifat asam, dan sifat
basa.
B.
SARAN
Saran yang saya dapat berikan bagi pembaca yang ingin
membuat makalah tantang “Kimia Unsur” ini, untuk dapat lebih baik dari makalah
yang saya buat ini ialah dengan mencari lebih banyak refrensi dari berbagai
sumber, baik dari buku maupun dari internet, sehingga makalah anda akan dapat
lebih baik dari makalah ini. Mungkin hanya ini saran yang dapat saya sampaikan
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terimakasih Wassallam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar