Kisah Qarun
Kisah
Qarun dalam al-Qur’an dijelaskan dalam surat al-Qashash. Qarun, menurut Ibnu
Ishak, adalah pamannya Nabi Musa as. Sementara menurut A’masy dan lainnya, dan
pendapat ini pendapat masyhur, Qarun adalah sepupu Nabi Musa as. Ayah nabi Musa
yang bernama Imran adalah kakak dari ayah Qarun yang bernama Yashhar. Baik Nabi
Musa maupun Qarun adalah keturunan Nabi Ya’kub, karena keduanya merupakan cucu
dari Laway dan Laway adalah putra Nabi Ya’kub, saudara Nabi Yusuf as, hanya
berbeda ibu.
Qarun
merupakan leluhur Bani Israil. Hanya, semasa hidupnya banyak memeras dan hidup
dari keringat Bani Israil. Karena itu, tidak heran apabila sebagian besar Bani
Israil sendiri membencinya.
Pada
awalnya Qarun adalah seorang yang sangat shaleh, baik, pengikut Nabi Musa,
hanya sangat miskin. Suatu hari ia datang menghadap Nabi Musa, agar ia didoakan
menjadi orang kaya, sehingga ibadahnya bisa lebih rajin, dan dapat membantu
saudara-saudaranya Bani Israil. Nabi Musa lalu mendoakannya, dan dengan idzin
Allah, Qarun menjadi sangat kaya raya. Ia bukan hanya sukses dalam beternak,
akan tetapi juga diangkat menjadi salah satu menteri oleh Ramses II, yang hidup
pada saat itu.
Cita-citanya
untuk menjadi orang kaya kini sudah tercapai. Namun, sayang, kekayaannya telah menjadikannya
lupa dan durhaka. Niat awal agar lebih khusyu ibadah dan membantu sesame,
kandas. Qorun yang tadinya miskin tapi baik dan shaleh, kini menjadi Qarun yang
kaya raya akan tetapi sombong dan durhaka.
Kedurhakaannya
itu bukan saja tidak mentaati Nabi Musa, akan tetapi Allah dia tinggalkan. Yang
tadinya menyembah Allah, kini menyembah Sobek, dewa berkepala buaya, dan
dewa-dewa lainnya. Barangkali sangat relevan apa yang disampaika oleh Allah
dalam hadits Qudsinya bahwa ada hamba yang sengaja diberikan kemiskinan, karena
kalau diberikan kekayaan ia akan menjadi durhaka. Ada juga yang diberkan
kekayaan, karena kalau diberikan kemiskinan, ia akan berbuat dosa.
Qarun
termasuk orang yang diberi kekayaan tapi justru durhaka. Ia lupa bahwa yang
telah membuatnya kaya, hakikatnya adalah Allah.
Qarun
kini sudah menjadi orang yang sangat kaya raya. Saking kayanya, kunci-kunci
gudang kekayaannya tidak dapat lagi dipikul oleh mausia, tapi dibawa oleh 60
ekor unta (al-Qashash ayat 76).
Qarun
pernah pamer kekayaan; ia keluar dengan pakaian yang sangat mewah, di dampingi
oleh 600 orang pelayan; 300 laki-laki dan 300 lagi pelayan perempuan. Bukan
hanya itu, ia juga dikawal oleh 4000 pengawal dan diiringi oleh 4000 binatang
ternak yang sehat, plus 60 ekor unta yang membawa kunci-kunci kekayaannya.
Orang-orang
yang melihat saat itu, banyak yang terkesima dan kagum. Bahkan, sebagian mereka
ada yang mengatakan: “Sungguh sangat ingin sekali seandainya bisa seperti
Qarun” (al-Qashash: 79).
Sayang,
dia sombong, dia sangat pelit dan dia sangat durhaka. Allah marah, dan seluruh
kekayaannya amblas ditelah bumi. Bagaimana kisahnya?
Suatu
hari Nabi Musa as diperintahkan oleh Allah untuk mengerjakan Zakat. Nabi Musa
as lalu mengutus salah seorang pengikutnya untuk mengambil zakat dari Qarun.
Begitu sampe, Qarun langsung marah, dan tidak mau memberikan sedikitpun dari
kekayaannya. Karena, menurutnya kekayaannya itu adalah hasil kerja keras dan
usaha sendiri, tidak ada kaitan dengan siapapun juga tidak ada kaitan dengan
Allah atau dewa. Qarun mengatakan:” “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu,
karena ilmu yang ada padaku” (QS. al-Qashash: 78).
Tidak
sampai di sana Qarun juga mengupah seorang wanita agar mengaku telah berbuat
serong dengan Nabi Musa as. Ketika seluruh Bani Israil telah berkumpul, Qarun
berkata: “Wahai Bani Israil, ketahuilah, Musa yang kalian anggap sebagai Nabi
dan orang baik itu, sebenarnya tidak demikian. Bahkan, dia telah menghamili
wanita ini”, sambil nunjuk kepada wanita dimaksud. “Hari ini, kita akan
menyaksikan bersama pengakuan sendiri langsung dari wanita tadi”.
Nabi
Musa as, merasa sedih. Beliau langsung shalat dan berdoa kepada Allah, agar
Allah menampakkan kebenaran sesungguhnya. Selesai Nabi Musa berdoa, wanita itu
berkata: “Musa tidak berbuat apa-apa dengan saya, dia orang baik, saya diupah
oleh Qarun untuk mengatakan bahwa saya dihamili oleh Musa”. Mendengar itu, Nabi
Musa as, segera sujud sebagai bentuk rasa syukurnya kepada Allah. Kisah ini
menjadi sebab turun dari surat al-Ahzab ayat 69.
Tidak
berhenti di sana, Qarun juga menantang Nabi Musa as untuk berdoa bersama. Siapa
doanya yang dikabulkan, dialah yang benar dan harus diikuti. Qarun lalu berdoa:
“Wahai dewa penguasa jagat raya, matikan Musa saat ini juga”. Namun, Nabi Musa
tidak meninggal, beliau tetap hidup dan berdiri tegak.
Kini
giliran Nabi Musa as. Nabi Musa as lalu berkata: “Wahai bumi telah si Qarun dan
seluruh kekayaannya saat ini juga!”.
Tidak
lama kemudian, bumi berguncang, dan seketika bumi terbelah, sehingga tubuh
Qarun dan seluruh kekayaannya habis ditelan bumi. Allah berfirman: “Maka Kami
benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu
golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk
orang-orang (yang dapat) membela (dirinya)” (QS. al-Qashash: 81).
Tempat
di mana Qarun dan seluruh kekayaannya dibenamkan oleh Allah ke dalam bumi ini,
berada di sebuah tempat yang kini dikenal dengan sebutan Danau Qarun (Bahirah
Qarun).
Tidak
ada satupun kekayaan Qarun yang tersisa, selain puing-puing istananya yang
sampai saat ini masih berdiri kokoh. Istana ini mengingatkan sekaligus menjadi
saksi dan pelajaran bagi ummat sebelumnya, bahwa siapapun yang pongah, sombong
dan kikir, nasibhnya akan seperti Qarun, hancur, binasa.
KISAH TENTANG QARUN
Kisah Qarun dalam al-Qur’an banyak
disebutkan dalam surat al-Qashash.
“Sesungguhnya Qarun adalah
termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah
menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh
berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya
berkata kepadanya: “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri.” (QS: al_Qashash: 76)
Dari ayat tersebut jelas bahwa Qarun merupakan
salah satu kaum Nabi Musa. Menurut Ibnu Ishak, Qarun adalah
pamannya Nabi Musa. Sementara menurut A’masy dan lainnya, dan pendapat ini
pendapat masyhur, Qarun adalah sepupu Nabi Musa. Ayah nabi
Musa yang bernama Imran adalah kakak dari ayah Qarun yang bernama Yashhar. Baik
Nabi Musa maupun Qarun adalah keturunan Nabi Ya’kub, karena
keduanya merupakan cucu dari Laway dan Laway adalah putra Nabi Ya’kub, saudara
Nabi Yusuf, hanya berbeda ibu. Qarun merupakan leluhur Bani
Israil.Hanya, semasa hidupnya banyak memeras dan hidup dari keringat Bani
Israil.Karena itu, tidak heran apabila sebagian besar Bani Israil sendiri
membencinya.
Pada awalnya Qarun adalah seorang
yang sangat shaleh, baik, senantiasa mengikuti perintah Nabi Musa, hanya saja
ia hidup dalam kemiskinan. Suatu hari ia datang menghadap Nabi Musa, agar ia
didoakan menjadi orang kaya, sehingga ibadahnya bisa lebih rajin, dan dapat
membantu saudara-saudaranya Bani Israil. Nabi Musa lalu mendoakannya, dan
dengan idzin Allah, Qarun menjadi sangat kaya raya.Ia bukan
hanya sukses dalam beternak, akan tetapi juga diangkat menjadi salah satu
menteri oleh Ramses II, yang hidup pada saat itu. Cita-citanya untuk menjadi
orang kaya kini sudah tercapai.Namun, sayang, kekayaannya telah menjadikannya
lupa dan durhaka. Niat awal agar lebih khusyu ibadah dan membantu sesama, tidak
pernah ia jalani.
Qorun yang tadinya miskin tapi baik
dan shaleh, kini menjadi Qarun yang kaya raya akan tetapi
sombong dan durhaka.Saking kayanya, kunci-kunci gudang kekayaannya tidak dapat
lagi dipikul oleh mausia, tapi dibawa oleh 60 ekor unta (al-Qashash ayat 76).Qarun pernah
pamer kekayaan; ia keluar dengan pakaian yang sangat mewah, di dampingi oleh
600 orang pelayan; 300 laki-laki dan 300 lagi pelayan perempuan. Bukan hanya
itu, ia juga dikawal oleh 4000 pengawal dan diiringi oleh 4000 binatang ternak
yang sehat, plus 60 ekor unta yang membawa kunci-kunci kekayaannya. Orang-orang
yang melihat saat itu, banyak yang terkesima dan kagum. Bahkan, sebagian mereka
ada yang mengatakan: “Sungguh sangat ingin sekali seandainya bisa seperti
Qarun” (al-Qashash: 79).
Sayang, dia sombong, dia sangat
pelit dan dia sangat durhaka.Allah marah, dan seluruh kekayaannya amblas
ditelah bumi. Bagaimana kisahnya?Suatu hari Nabi Musa as diperintahkan oleh
Allah untuk mengerjakan Zakat.Nabi Musa as lalu mengutus salah seorang
pengikutnya untuk mengambil zakat dari Qarun. Begitu sampai, Qarunlangsung
marah, dan tidak mau memberikan sedikitpun dari kekayaannya.Karena, menurutnya
kekayaannya itu adalah hasil kerja keras dan usaha sendiri, tidak ada kaitan
dengan siapapun juga tidak ada kaitan dengan Allah atau dewa. Dalam kaitannya
dengan peristiwa ini, Allah mencatatnya dalam al-Qashash ayat 78
“Qarun berkata: “Sesungguhnya
aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku.” Dan apakah
ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat
sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta?
Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang
dosa-dosa mereka”
Kesombongan dan keserakahan Qarun membuat
Allah murka dan pada akhirnya menenggelamkannya beserta kekayaannya dalam perut
bumi.
“Maka Kami benamkanlah Karun
beserta rumahnya ke dalam bumi.Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang
menolongnya terhadap azab Allah.Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang
dapat) membela (dirinya)”. (QS: al-Qashash: 81)
Tempat di mana Qarun dan seluruh
kekayaannya dibenamkan oleh Allah ke dalam bumi ini, berada di sebuah tempat
yang kini dikenal dengan sebutan Danau Qarun (Bahirah
Qarun).Tidak ada satupun kekayaan Qarun yang tersisa, selain
puing-puing istananya yang sampai saat ini masih berdiri kokoh. Istana ini
mengingatkan sekaligus menjadi saksi dan pelajaran bagi ummat sesudahnya, bahwa
siapapun yang pongah, sombong dan kikir, nasibnya akan seperti Qarun, hancur,
binasa.
Sejak ditenggelamkannya Qarun dan
kekayaannya ke dalam bumi, maka sejak saat itulah sampai sekarang, setiap kali
mendapatkan harta yang berada di dalam tanah atau di dalam bumi, kita
seringkali menyebutnya dengan Harta Karun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar