MONYET
DAN UNTA PENIRU
![]() |
Pada suatu perayaan besar untuk menghormati sang Singa si Raja
Hutan, seekor monyet diminta untuk menari di depan hewan yang hadir pada
perayaan itu. Tarian sang Monyet begitu indahnya sehingga semua hewan yang
hadir menjadi senang dan gembira melihatnya.
Pujian yang didapatkan oleh sang Monyet membuat seekor unta yang
hadir menjadi iri hati. Dia sangat yakin bahwa ia bisa menari seindah tarian
sang monyet, bahkan mungkin lebih baik lagi, karena itu dia maju ke depan
menerobos kerumunan hewan yang menonton tarian monyet, dan sang Unta mengangkat
kaki depannya, mulai menari. Tapi unta yang sangat besar itu membuat dirinya
kelihatan konyol saat menendang-nendangkan kakinya ke depan dan
memutar-mutarkan lehernya yang kaku dan panjang. Selain itu, sang unta sulit
untuk menjaga agar tapak kakinya yang besar tetap terangkat ke atas.
Akhirnya, salah satu tapak kakinya yang besar hampir mengenai
hidung sang Raja Hutan sehingga hewan-hewan yang jengkel melihat tingkah sang
Unta, mengusirnya keluar sampai ke padang gurun.
Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari
dongeng monyet dan unta peniru ini adalah Jangan memaksakan diri untuk melakukan hal-hal yang
sebenarnya tidak dapat kamu lakukan.
ANGSA
DAN TELUR EMAS
![]() |
Pada zaman dahulu kala, ada seorang petani yang memiliki seekor
angsa yang sangatlah cantik, dimana setiap hari ketika petani tersebut
mendatangi kandang angsa, sang Angsa telah menelurkan sebuah telur emas yang
berkilauan.
Petani tersebut mengambil dan membawa telur-telur emas tersebut
ke pasar dan menjualnya sehingga dalam waktu yang singkat petani tersebut mulai
menjadi kaya. Tetapi tidak lama kemudian keserakahan dan ketidak-sabaran petani
itu terhadap sang Angsa muncul karena sang Angsa hanya memberikan sebuah telur
setiap hari. Sang Petani merasa dia tidak akan cepat menjadi kaya dengan cara
begitu.
Suatu hari, setelah menghitung uangnya, sebuah gagasan muncul di
kepala petani, gagasan bahwa dia akan mendapatkan semua telur emas sang Angsa
sekaligus dengan cara memotong sang Angsa. Tetapi ketika gagasan tersebut
dilaksanakan, tidak ada sebuah telur yang dapat dia temukan, dan angsanya yang
sangat berharga terlanjur mati dipotong.
Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng angsa
dan telur emas ini adalah Barang siapa yang telah memiliki sesuatu dengan
berlimpah, tetapi serakah dan menginginkan yang lebih lagi, akan kehilangan
semua yang dimilikinya. Maka bersyukurlah dengan segala sesuatu yang kita
miliki.
AYAM JANTAN YANG CERDIK DAN RUBAH YANG LICIK
![Hasil gambar untuk AYAM JANTAN YANG CERDIK DAN RUBAH YANG LICIK](file:///C:\DOCUME~1\SERVER\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.jpg)
Suatu senja saat matahari mulai tenggelam, seekor ayam jantan terbang ke dahan pohon untuk bertengger. Sebelum dia beristirahat dengan santai, dia mengepakkan sayapnya tiga kali dan berkokok dengan keras. Saat dia akan meletakkan kepalanya di bawah sayap-nya, mata nya menangkap sesuatu yang berwarna merah dan sekilas hidung yang panjang dari seekor rubah.
"Sudahkah kamu
mendengar berita yang bagus?" teriak sang Rubah dengan cara yang sangat
menyenangkan dan bersemangat.
"Kabar apa?"
tanya sang Ayam Jantan dengan tenang. Tapi dia merasa sedikit aneh dan sedikit
gugup, karena sebenarnya sang Ayam takut kepada sang Rubah.
"Keluargamu dan
keluarga saya dan semua hewan lainnya telah sepakat untuk melupakan perbedaan
mereka dan hidup dalam perdamaian dan persahabatan mulai dari sekarang sampai
selamanya. Cobalah pikirkan berita bagus ini! Aku menjadi tidak sabar untuk
memeluk kamu! Turunlah ke sini, teman, dan mari kita rayakan dengan
gembira."
"Bagus sekali!"
kata sang Ayam Jantan. "Saya sangat senang mendengar berita ini."
Tapi sang Ayam berbicara sambil menjinjitkan kakinya seolah-olah melihat dan
menantikan kedatangan sesuatu dari kejauhan.
"Apa yang kau
lihat?"tanya sang Rubah sedikit cemas.
"Saya melihat
sepasang Anjing datang kemari. Mereka pasti telah mendengar kabar baik ini dan
-"
Tapi sang Rubah tidak
menunggu lebih lama lagi untuk mendengar perkataan sang Ayam dan mulai berlari
menjauh.
"Tunggu," teriak
sang Ayam Jantan tersebut. "Mengapa engkau lari? sekarang anjing adalah
teman-teman kamu juga!"
"Ya,"jawab Fox.
"Tapi mereka mungkin tidak pernah mendengar berita itu. Selain itu, saya
mempunyai tugas yang sangat penting yang hampir saja saya lupakan."
Ayam jantan itu tersenyum
sambil membenamkan kepalanya kembali ke bawah bulu sayapnya dan tidur, karena
ia telah berhasil memperdaya musuhnya yang sangat licik.
Jadi pembelajaran yang
dapat kita teladani dari dongeng ayam jantan yang cerdik dan rubah yang licik
ini adalah Janganlah kita menipu orang lain, jadilah cerdik tetapi tidak
licik.
GEMBALA KAMBING DAN KAMBING LIAR
Pada suatu hari yang dingin, dimana badai dan angin bertiup kencang, seorang gembala kambing menggiring kambing-kambingnya ke tempat perlindungan di sebuah gua. Ternyata dalam gua itu juga didapati segerombolan kambing hutan ikut berteduh. Sang Gembala sangat ingin membuat agar gerombolan kambing hutan hutan itu mau menjadi bagian dari ternaknya. Untuk itu, sang gembala memberi mereka makanan yang baik hingga sekenyang-kenyangnya. Sedangkan untuk kambing gembalaannya sendiri, hanya diberi makan sedikit. Saat cuaca menjadi terang, sang Gembala pun menggiring kambing-kambingnya keluar bersama dengan gerombolan kambing hutan. Saat gerombolan kambing hutan keluar dari gua, kambing tersebut meninggalkan sang Gembala dan meneruskan perjalanannya ke sepanjang bukit .
Inikah bentuk terima kasih kalian setelah saya memperlakukan
kalian dengan baik dan memberi kalian makanan yang banyak?" tanya sang
Gembala.
"Jangan berharap kami akan ikut gerombolan ternakmu,"
kata seekor kambing hutan. "Kami tahu bagaimana kamu akan memperlakukan
kami nantinya saat segerombolan ternak baru datang, seperti kamu memperlakukan
kambing-kambingmu saat kami datang tadi."
Tidaklah bijak untuk memperlakukan teman lama dengan jelek saat
memiliki teman yang baru.
Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng gembala
kambing dan kambing liar ini adalah Tidak baik jika melupakan teman lama
saat sudah memiliki teman yang baru.
KELEDAI DAN
PEMILIKNYA
Seekor keledai dituntun oleh pemiliknya melewati sebuah jalan
yang sempit di pinggiran jurang. Sang Keledai tiba-tiba memutuskan untuk tidak memperdulikan
tuntunan dari pemiliknya dan mencoba untuk memilih jalan yang diinginkannya.
Dia bisa melihat jalan yang ada di bawah jurang, dan berpikir bahwa jalan yang
tercepat untuk mencapai jalan di bawah jurang adalah dengan cara menuruni
jurang tersebut. Saat dia ingin meloncat ke dalam jurang, pemiliknya dengan cepat
menangkap ekornya dan menahan serta menarik mundur keledai tersebut agar tidak
melompat ke dalam jurang, tetapi sang Keledai yang keras kepala dan bodoh terus
meronta-ronta sekuat tenaga.
Karena pemiliknya tidak kuat lagi untuk menahan keledai yang meronta-ronta
ingin melompat ke jurang, pemiliknya lalu berkata "Baiklah, pergilah ke
arah yang kamu mau, binatang bodoh, dan nanti kita lihat apa yang
terjadi."
Saat pemiliknya melepaskan ekornya, sang Keledai melompat ke
dalam jurang dan akhirnya meluncur sepanjang jurang yang terjal dengan kaki di
atas dan kepala di bawah, terbentur sepanjang dinding jurang yang curam.
Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari
dongeng Keledai dan pemiliknya ini adalah Mereka yang tidak mau mendengarkan nasehat
yang baik dari orang lain, akan mengalami nasib yang buruk.
KATAK
DAN TIKUS
Ketika seekor tikus muda yang mencari petualangan
baru, berjalan menyusuri pinggiran kolam di mana di kolam tersebut tinggallah
seekor katak. Saat katak tersebut melihat tikus, dia berenang menuju ke tepi
kolam dan berkata:
"Maukah kamu mengunjungi saya? Saya berjanji kamu akan
senang."
Sang Tikus tidak berpikir panjang lagi, karena dia sangat
ingin berpetualang ke seluruh dunia dan melihat segala yang ada di dunia.
Tetapi walaupun dia bisa berenang sedikit, dia tidak berani untuk masuk dan
berenang di kolam tanpa bantuan.
Sang katak memiliki akal, agar sang Tikus bisa yakin bahwa katak
akan dapat selalu membantu sang Tikus saat berenang di kolam, dia mengikat kaki
tikus tersebut ke kakinya sendiri dengan seutas tali. Lalu dia melompat ke
dalam kolam, sambil menarik teman jalannya yang bodoh bersamanya.
Sang tikus yang terbawa-bawa berenang bersama katak
akhirnya merasa cukup dan ingin kembali ke pinggiran kolam; tetapi sang Katak
yang jahat memiliki rencana lain. Dia kemudian menarik Sang Tikus masuk ke
dalam air dan menenggelamkannya sehingga meninggal. Tetapi sebelum sempat
melepaskan tali yang mengikat dia dengan tikus yang telah meninggal, seekor
elang terbang menyambar ke bawah, menangkap tikus dan membawanya pergi, bersama
Sang Katak yang tergantung-gantung pada kaki tikus. Saat itulah, Sang Elang
sadar bahwa dengan sekali sambar mendapatkan dua makanan sekaligus untuk makan
siangnya.
Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari
dongeng katak dan tikus ini adalah Siapa yang menyakiti orang lain, akan
mendapatkan ganjaran atas perbuatannya.
BABI
HUTAN DAN RUBAH
![]() |
Dongeng babi hutan dan rubah - Seekor babi
hutan sedang sibuk mengasah taringnya pada sebuah batang pohon. Bertepatan
dengan saat itu, secara kebetulan lewatlah seekor rubah. Rubah yang suka
mengolok-olok teman-teman dan tetangganya, langsung mengoloknya dengan
berpura-pura melihat kesana-kemari, seolah-olah takut pada musuh yang tidak
terlihat. Tetapi sang Babi Hutan tidak memperdulikan tingkah sang Rubah dan
tetap melanjutkan pekerjaannya.
"Mengapa engkau melakukan hal
tersebut?" kata sang Rubah dengan senyum mengejek. "Saya tidak
melihat ada musuh dan bahaya di sini."
"Kamu benar, memang sekarang tidak ada
musuh dan bahaya yang mengancam" jawab sang Babi Hutan, "tetapi
ketika musuh benar-benar datang, saya tidak akan sempat mengasah taring saya
lagi seperti sekarang. Saat musuh dan bahaya datang ke sini nantinya, setidak-tidaknya
saya telah memiliki senjata untuk menghadapinya."
Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani
dari dongeng babi hutan dan rubah ini adalah
Selalulah siap siaga dan waspada.
KURA-KURA
DAN SEPASANG ITIK
![Hasil gambar untuk KURA-KURA DAN SEPASANG ITIK](file:///C:\DOCUME~1\SERVER\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image011.jpg)
Seekor
kura-kura, yang kamu tahu selalu membawa rumahnya di belakang punggungnya,
dikatakan tidak pernah dapat meninggalkan rumahnya, biar bagaimana keras
kura-kura itu berusaha. Ada yang mengatakan bahwa dewa Jupiter telah menghukum
kura-kura karena kura-kura tersebut sangat malas dan lebih senang tinggal di
rumah dan tidak pergi ke pesta pernikahan dewa Jupiter, walaupun dewa Jupiter
telah mengundangnya secara khusus.
Setelah
bertahun-tahun, si kura-kura mulai berharap agar suatu saat dia bisa menghadiri
pesta pernikahan. Ketika dia melihat burung-burung yang beterbangan dengan
gembira di atas langit dan bagaimana kelinci dan tupai dan segala macam
binatang dengan gesit berlari, dia merasa sangat ingin menjadi gesit seperti
binatang lain. Si kura-kura merasa sangat sedih dan tidak puas. Dia ingin melihat
dunia juga, tetapi dia memiliki rumah pada punggungnya dan kakinya terlalu
kecil sehingga harus terseret-seret ketika berjalan.
Suatu
hari dia bertemu dengan sepasang itik dan menceritakan semua masalahnya.
"Kami
dapat menolongmu untuk melihat dunia," kata itik tersebut.
"Berpeganglah pada kayu ini dengan gigimu dan kami akan membawamu jauh ke
atas langit dimana kamu bisa melihat seluruh daratan di bawahmu. Tetapi kamu
harus diam dan tidak berbicara atau kamu akan sangat menyesal."
Kura-kura
tersebut sangat senang hatinya. Dia cepat-cepat memegang kayu tersebut
erat-erat dengan giginya, sepasang itik tadi masing-masing menahan kedua ujung
kayu itu dengan mulutnya, dan terbang naik ke atas awan.
Saat
itu seekor burung gagak terbang melintasinya. Dia sangat kagum dengan apa yang
dilihatnya dan berkata:
"Kamu
pastilah Raja dari kura-kura!"
"Pasti
saja......" kura-kura mulai berkata.
Tetapi
begitu dia membuka mulutnya untuk mengucapkan kata-kata tersebut, dia
kehilangan pegangan pada kayu tersebut dan jatuh turun ke bawah, dimana dia
akhirnya terbanting ke atas batu-batuan yang ada di tanah.
Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari
dongeng kura-kura dan sepasang itik ini adalah Rasa ingin tahu yang bodoh dan kesombongan dapat
menyebabkan kesialan.
KERA JADI RAJA
![Hasil gambar untuk fabel KERA JADI RAJA](file:///C:\DOCUME~1\SERVER\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image013.jpg)
Sang Raja hutan
“Singa” ditembak pemburu, penghuni hutan rimba jadi gelisah. Mereka tidak
mempunyai Raja lagi. Tak berapa seluruh penghuni hutan rimba berkumpul untuk
memilih Raja yang baru. Pertama yang dicalonkan adalah Macan Tutul, tetapi
macan tutul menolak. “Jangan, melihat manusia saja aku sudah lari tunggang
langgang,” ujarnya. “Kalau gitu Badak saja, kau kan amat kuat,” kata binatang
lain. “Tidak-tidak, penglihatanku kurang baik, aku telah menabrak pohon
berkali-kali.” “Oh…mungkin Gajah saja yang jadi Raja, badan kau kan besar..”,
ujar binatang-binatang lain. “Aku tidak bisa berkelahi dan gerakanku amat
lambat,” sahut gajah.
Binatang-binatang
menjadi bingung, mereka belum menemukan raja pengganti. Ketika hendak bubar,
tiba-tiba kera berteriak, “Manusia saja yang menjadi raja, ia kan yang sudah
membunuh Singa”. “Tidak mungkin,” jawab tupai. “Coba kalian semua perhatikan
aku…, aku mirip dengan manusia bukan ?, maka akulah yang cocok menjadi raja,”
ujar kera. Setelah melalui perundingan, penghuni hutan sepakat Kera menjadi
raja yang baru. Setelah diangkat menjadi raja, tingkah laku Kera sama sekali
tidak seperti Raja. Kerjanya hanya bermalas-malasan sambil menyantap makanan
yang lezat-lezat.
Penghuni binatang
menjadi kesal, terutama srigala. Srigala berpikir, “bagaimana si kera bisa
menyamakan dirinya dengan manusia ya?, badannya saja yang sama, tetapi otaknya
tidak”. Srigala mendapat ide. Suatu hari, ia menghadap kera. “Tuanku, saya
menemukan makanan yang amat lezar, saya yakin tuanku pasti suka. Saya akan
antarkan tuan ke tempat itu,” ujar srigala. Tanpa pikir panjang, kera, si Raja
yang baru pergi bersama srigala. Di tengah hutan, teronggok buah-buahan kesukaan
kera. Kera yang tamak langsung menyergap buah-buahan itu. Ternyata, si kera
langsung terjeblos ke dalam tanah. Makanan yang disergapnya ternyata jebakan
yang dibuat manusia. “Tolong…tolong,” teriak kera, sambil berjuang keras agar
bisa keluar dari perangkap.
“Hahahaha! Tak
pernah kubayangkan, seorang raja bisa berlaku bodoh, terjebak dalam perangkap
yang dipasang manusia, Raja seperti kera mana bisa melindungi rakyatnya,” ujar
srigala dan binatang lainnya. Tak berapa lama setelah binatang-binatang meninggalkan
kera, seorang pemburu datang ke tempat itu. Melihat ada kera di dalamnya, ia
langsung membawa tangkapannya ke rumah.
SERIGALA DAN BANGAU
![Gambar terkait](file:///C:\DOCUME~1\SERVER\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image015.jpg)
“Saya harap anda
datang, nyonya Bangau” kata tuan Serigala. “Saya akan menyediakan daging yang
lezat”. Nyonya Bangau menerima undangan itu dan pergi mengunjungi tuan
Serigala. tuan Serigala telah membuat kasha yang lezat dan di sajikan di piring
yang lebar.
Nyonya Bangau
mematuk-matuk piring itu dengan paruhnya yang panjang, tetapi dia tidak bisa
menggigit kasha itu. sampai kepalanya terpatuk tetapi masih juga nyonya bangau
tidak dapat menggigit kasha.
Sementara itu tuan
Serigala memakan kasha dengan lahap sampai tandas. setelah kasha habis tuan
Serigala berkata “sangat menyenangkan makan siang bersama anda, saya harap kita
bisa makan bersama lagi.”, “Terima kasih atas makan sianya tuan Serigala” jawab
nyonya Bangau. “Besok anda harus datang ke rumah saya untuk makan siang”. “Saya
akan datang” balas tuan Serigala.
Esoknya ketika
tuan Serigala datang ke rumah nyonya Bangau, dia mencium aroma yang lezat,
dalam hati tuan Serigala berpikir “Bau lezat apakah ini?? pasti makanan enak.
Ketika nyonya Bangau menyajikan makanan, dia meletakkannya di pot yang berleher
panjang dan bermulut sempit. “Jangan malu-malu tuan Serigala” nyonya bangau
mempersilahkan.
Tuan Serigala
berusaha memasukkan cakarnya ke dalam pot, tetapi sepertinya tidak berhasil,
kemudian dia berusaha dengan menggunakan hidungnya, hasilnya nihil dia hanya
bisa mencium bau makanan lezat itu. Kemudian nyonya Bangau memasukkan paruhnya
yang panjang ke dalam pot dan memakan semua hidanagn lezat itu.
Ketika makanan
sudah habis, nyonya Bangau berkata “Sangat menyenangkan anda bisa mengunjungi
saya, semoga kita bisa melakukan lagi dengan segera”. tuan Serigala sangat malu
dan marah mendengarkan kata-kata nyonya Bangau. kemuadian tanpa mengucap
sepatah kata tuan Serigala pergi.
Sejak saat itulah
Bangau dan Serigala bermusuhan.
(SELESAI)
TUPAI DAN IKAN GABUS
![Hasil gambar untuk fabel TUPAI DAN IKAN GABUS](file:///C:\DOCUME~1\SERVER\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image017.jpg)
Di sebuah telaga dengan seekor ikan gabus.
Persahabatan tersebut sangatlah kuatnya.
Pada suatu hari si Ikan Gabus jatuh sakit.
Badannya sangat lemah. Dengan setianya si Tupai menunggui temannya itu. Sudah
beberapa hari si Ikan Gabus tidak enak makan. Maka si Tupai berusaha
membujuknya. Namun si Ikan Gabus hanya mau makan kalau diberi makan hati ikan
Yu.
Mendengar permintaan si Ikan Gabus, Si Tupai
menjadi sangat sedih. Sulit sekali memenuhi permintaan sahabatnya itu. Ikan Yu
adalah hewan yang sangat ganas dan hanya hidup di lautan lepas. Namun akhirnya
ia memutuskan juga untuk mencarikannya.
Maka iapun meloncat-loncat dari pohon ke pohon
hingga sampai ke sebuah pohon kelapa yang batangnya menjorok ke laut. Dengan
perlahan si Tupai melobangi sebutir biji kelapa. Setelah airnya habis, iapun
masuk ke dalam kelapa itu. Dari dalam kelapa itu ia masih dapat menggerogoti
tangkai buah kelapa itu.
Tak lama kemudian buah kelapa itu sudah terlepas
dari tangkainya dan tercebur ke laut lepas. Ombak laut itu sangat besar.
sehingga dalam waktu tidak lama, buah kelapa itu sudah berada ditengah laut
lepas. Tiba-tiba datanglah seekor Ikan Yu besar. Dengan segera ia menelan biji
kelapa tersebut bulat-bulat. Setelah berada di dalam perut ikan itu, si Tupai
lalu mengigiti hatinya. Ikan itu menggelepar-gelepar menuju pantai. Sesampainya
di pantai, Ikan Yu sudah kehabisan tenaga dan akhirnya mati.
Dengan senang hati si Tupai membawa hati Ikan Yu
itu untuk sahabatnya. Dengan ajaibnya setelah memakan hati Ikan Yu, Si Ikan
Gabus menjadi di daerah Kalimantan barat, tersebutlah seekor tupai bersahabat
sembuh total. Ia meloncat-loncat dengan
gembiranya. Ia pun berjanji akan menolong si Tupai kalau ia sakit di hari
kemudian. (Diadaptasi secara bebas dari Warisa Ram, dkk. “Tupai dan Ikan Gabus”
Cerita Rakyat Daerah Kalimantan Barat. Jakarta).
(SELESAI)
SEEKOR KAMBING DAN SERIGALA
![Hasil gambar untuk fabel SEEKOR KAMBING DAN SERIGALA](file:///C:\DOCUME~1\SERVER\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image019.jpg)
Seekor serigala
yang kehausan tiba di tepi sebuah telaga. Ketika hendak minum dilihatnya seekor
kambing sedang minum juga di tempat itu. Namun tidak seperti kambing-kambing
lainnya yang akan kabur bila melihatnya, kambing yang satu ini tetap tenang
meneruskan minumnya. Dengan heran, serigala mendekati kambing.
“Halo kambing! Apa kabar?”sapanya
“Oh, kabar baik serigala. Bagaimana denganmu?”
balas kambing.
“Baik juga,” jawab serigala. “Ngomong-ngomong
kenapa kau tak takut melihatku? Bukankah biasanya teman-temanmu akan kabur bila
melihatku?”
“Ah, kau lupa
padaku?” tanya kambing. “Coba kau perhatikan aku baik-baik dan ingat-ingat, kau
pasti mengenalku!”
Serigala mencoba
untuk mengingat dimana dia pernah bertemu dengan kambng yang satu ini. Lalu
tiba-tiba dia ingat, “o ya aku ingat! Bukankah kau kambing yang pernah
menyelamatkanku?”
Serigala ingat,
saat itu dia sedang asyik memakan daging sapi buruannya ketika tiba-tiba
terdengar bunyi letusan senapan dan jeritan kambing. Rupanya kambing menyeruduk
si pemburu sehingga bidikannya luput dan serigala selamat.
“Maafkan aku kawan,” kata serigala. “Tadi aku
hampir tidak mengenalimu. Terima kasih karena kau telah menyelamatkanku!”
“Sama-sama kawan!” kata kambing. Lalu kambing
pun berpamitan. Dalam hati kambing bersyukur karena tidak jadi dimangsa oleh
serigala.
(SELESAI)
KURA-KURA DAN MONYET YANG RAKUS
![](file:///C:\DOCUME~1\SERVER\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.jpg)
Di tepi hutan hiduplah seekor monyet dan seekor kura-kura. Pada suatu
hari, monyet mengajak kura-kura menanam pohon pisang.
“Kura-kura, mari kita menanam pohon pisang,” ajak monyet.
“Ayo, kau di sebelah kanan aku di sebelah kiri,” jawab kura-kura.
Hari berganti hari. Setiap hari kura-kura merawat pohon pisangnya.
“Tumbuh, tumbuhlah pohon pisangku,” kura-kura bernyanyi riang.
Monyet hanya melihat tingkah kura-kura sambil tiduran di rerumputan.
“Apa kabar Monyet? Bagaimana pohon pisangmu?” sapa kura-kura kepada
monyet.
“Biarkan saja, besok-besok juga berbuah,” jawab monyet sombong.
Bulan berganti bulan, pohon pisang kura-kura berbuah.
Buahnya besar-besar. Ia akan mengundang kawan-kawannya untuk diajak berpesta
pisang. Sebaliknya, pohon pisang monyet mati karena tidak dirawat.
Pisang tanaman kura-kura pun siap dipanen.
kura-kura_monyet2
“Bagaimana cara memetik buah pisang ini?” pikir
kura-kura. “Mungkin monyet mau membantuku.”
Kura-kura lalu meminta bantuan kepada monyet.
“Maukah kau membantuku memetik buah pisang ini?” tanya
kura-kura.
“Aku bersedia, tetapi buah pisang itu nanti dibagi
dua.” jawab monyet.
“Baik! ” jawab kura-kura.
Monyet lalu memanjat pohon pisang kura-kura. Bau harum
buah pisang menggoda selera monyet. Ia lupa akan janjinya.
Kura-kura menunggu di bawah pohon pisang.
kura-kura_monyet3
“Monyet, mana pisang bagianku?” teriak kura-kura.
“Sebiji pun tidak ada,” jawab monyet rakus.
“Monyet, ini pohon pisangku!” rengek kura-kura hampir
menangis.
“Salah sendiri mengapa tidak bisa memanjat pohon?” ejek
monyet.
Kura-kura mulai menangis. Hatinya sedih bercampur marah.
Ia lalu menggoyang-goyang pohon pisang itu.
Tiba-tiba…. bruk! Pohon pisang itu tumbang. Monyet itu
jatuh. Dia mengerang kesakitan. Tubuhnya tertimpa batang pohon pisang.
“Ampun kura-kura, tolong aku! Aku menyesal…” kata
monyet.
Tetapi, kura-kura hanya berlalu begitu saja
menghiraukan teriakan monyet. Sang monyet pun merengek kesakitan sekaligus
menyesal telah kehilangan sahabat baiknya.
LEBAH DAN SEMUT
![](file:///C:\DOCUME~1\SERVER\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image023.jpg)
Dahulu pada zaman Nabi Sulaiman, hidup
banyak sekali lebah. Salah satu di antaranya adalah Dodo. Dodo adalah anak
lebah yang telah ditinggal mati ibunya. Waktu itu ibunya meninggal digigit
kalajengking. Kini ia hidup sebatang kara. Oleh karena itulah ia memutuskan
untuk hidup mengembara. Hingga akhirnya ia tiba di gurun pasir yang luas. Di
tengah gurun itu Dodo merasa haus dan lapar.
“Aku harus segera mencari makan dan air, tapi
aku harus mencari di mana?” pikir Dodo. Tetapi Dodo tidak mau menyerah. Ia
bersikeras mencari makanan dan air. Setelah cukup lama terbang, dari kejauhan
Dodo melihat air dan makanan. Namun setelah mendekat, ternyata yang dilihatnya
hanyalah hamparan pasir yang luas. Maka dengan kekecewaan, Dodo kembali terbang
menyelusuri gurun. Tidak berapa lama kemudian ia bertemu dengan seekor semut
yang sedang kesusahan membawa telurnya. Dodo pun mendekati semut itu.
“Hai, semut. Siapakah namamu?”
“Namaku Didi. Namamu siapa?”
“Aku Dodo. Kamu mau jadi sahabatku?” Didi
mengangguk senang.
“Baguslah! Kalau begitu mari kita mencari air
dan makanan bersama?” Didi kembali mengangguk.
Mereka bergegas pergi untuk mencari makanan. Setelah cukup lama menyusuri gurun, mereka menemukan sebuah mata air yang berair bersih dan segar. Di samping mata air itu terdapat sebatang pohon kurma yang berbuah lebat dan sangat manis. Didi dan Dodo sangat gembira. Mereka segera minum dan makan sepuasnya.
Mereka bergegas pergi untuk mencari makanan. Setelah cukup lama menyusuri gurun, mereka menemukan sebuah mata air yang berair bersih dan segar. Di samping mata air itu terdapat sebatang pohon kurma yang berbuah lebat dan sangat manis. Didi dan Dodo sangat gembira. Mereka segera minum dan makan sepuasnya.
Setelah mereka benar-benar kenyang,
mereka segera mencari tempat tinggal. Dua hari kemudian mereka menemukan tempat
tinggal yang menurut mereka tepat. Yaitu di sebuah padang rumput yang luas.
Mereka tidak akan kekurangan makanan karena di tepi padang rumput itu
terdapat banyak pohon buah-buahan dan sebuah mata air yang sangat bersih. Didi
dan Dodo hidup dengan rukun. Semakin hari persahabatan mereka semakin erat.
Mereka pun hidup dengan aman, tenteram dan bahagia.
SI MONYET YANG NAKAL
![Hasil gambar untuk fabel SI MONYET YANG NAKAL](file:///C:\DOCUME~1\SERVER\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image025.jpg)
“Hai, Moli. Jangan kau merebut makananku.
Kenapa kau suka mengambil milik orang lain?”
“Biar saja, memangnyatidak boleh.terserah
saya, dong!” akhirnya monyet pemilik makanan itu mengalah kemudian monyet itu
pulang dan menceritakan sikap Moli kepada warga di hutan. Monyet itu juga
menasehati warga hutan agar tidak berteman dengan Moli dan menjauhi Moli yang
nakal.
Sejak saat itu Moli merasa kesepian
karena tidak ada satu hewan pun yang mau berteman dengannya. Beberapa hari
kemudian Moli bergegas pergi meninggalkan hutan. Ia berharap dapat memperoleh
teman di daerah lain. Sepanjang jalan Moli sangat murung. Hingga akhirnya ia
bertemu dengan seekor burung. Burung itu sangat heran meilat kemurungan Moli.
“Hai, teman. Mengapa wajahmu sangat murung?” sapa burung itu.
“Hai, teman. Mengapa wajahmu sangat murung?” sapa burung itu.
“Saya pergi dari huta. Karena semua hewan di
huta selalu menganggapku jahil dan suka menang sendiri!” jawab Moli.
“Tidak uash sedih, saya bisa membantumu.”
Burung pun menasehati Moli agar tidak mengulangi kesalahannyadan menghindari
sifat nakalnya. Tetapi Moli tidak memperdulikan nasehat burung. Moli justru
merasa tersinggung, kemudian ia segera pergi meninggalkan tempat itu.
Sewaktu Moli melanjutkan perjalanan, ia bertemu dengan monyrt yang pernah diganggunya. Tetapi Moli enggan meminta maaf, ia malah membuat keributan lagi dengan monyet itu. Mereka pun saling adu mulut hingga akhirnya terjadi pertengkaran antara mereka. Di tengah pertengkaran yang kemudian berlanjut pada perkelahian, Moli jatu terpeleset ke jurang yang sangat dalam. Mulai saat itu tidak terdengar lagi kabar Moli, si monyet yang nakal.sepeninggal Moli, suasana dalam hutan terasa aman tenteram dan damai.
Sewaktu Moli melanjutkan perjalanan, ia bertemu dengan monyrt yang pernah diganggunya. Tetapi Moli enggan meminta maaf, ia malah membuat keributan lagi dengan monyet itu. Mereka pun saling adu mulut hingga akhirnya terjadi pertengkaran antara mereka. Di tengah pertengkaran yang kemudian berlanjut pada perkelahian, Moli jatu terpeleset ke jurang yang sangat dalam. Mulai saat itu tidak terdengar lagi kabar Moli, si monyet yang nakal.sepeninggal Moli, suasana dalam hutan terasa aman tenteram dan damai.
KANCIL DAN SIPUT LOMBA LARI
![Hasil gambar untuk KANCIL DAN SIPUT LOMBA LARI](file:///C:\DOCUME~1\SERVER\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image026.jpg)
Suatu hari
kancil bertemu dengan siput dipinggir kali. Melihat siput merangkak dengan
lambatnya, sang kancil dengan sombong dan angkuhnya berkata.
Kancil : “Hai siput, beranikah kamu lomba lari denganku ?”( ajakan terasa sangat mengejek siput, berpikir sebentar, lalu menjawab )
Siput : “Baiklah, aku terima ajakanmu dan jangan malu kalau nanti kamu sendiri yang kalah.”
Kancil : “Tidak bisa, masa jago lari sedunia mau dikalahkan olehmu, siput, binatang perangkak kelas wahid di dunia.” ejek kancil.
Kancil : “Baiklah, ayo cepat kita tentukan larinya !” jawab kancil.
Siput : “Bagaimana kalau hari minggu besok, agar banyak yang menonton.” Kata siput.
Kancil : “Oke, aku setuju.” Jawab kancil.
Sambil menunggu hari yang telah ditentukan itu,
siput mengatur taktik. Segera dia kumpulkan bangsa siput sebanyak-banyaknya.
Dalam pertemuan itu, siput membakar semangat kawan-kawannya dan dengan geram
mereka ingin mempermalukan kancil dihadapan umum. Dalam musyawarah itu,
disepakatilah dengan suara bulat bahwa dalam lomba nanti setiap siput
ditugaskan berdiri diantara rerumputan di pinggir kali. Diaturlah tempat mereka
masing-masing. Bila kancil memanggil maka siput yang didepannya itu yang
menjawab begitu seterusnya.
Sampailah saat yang ditunggu itu. Penonton pun
sangat penuh. Para penonton datang dari semua penjuru hutan.
Kancil dan siput telah bersiap digaris start.
Pemimpin lomba mengangkat bendera, tanda lomba di mulai. Kancil berlari sangat
cepatnya. Semua tenaga dikeluarkannya. Tepuk tangan penonton kian menggema,
memberi semangat kepada kancil. Setelah lari sekian kilometer, berhentilah kancil.
Sambil napas terengah-engah dia memanggil.
Kancil : “Siput !” seru kancil.Siput : “Ya, aku disini.”
Karena siput telah berada didepannya, kancilpun
kembali lari sangat cepat sampai tidak ada lagi tenaga yang tersisa. Kemudia
dia pun memanggil.
Kancil : “Siput !” teriak kancil lagi.Siput : “Ya, aku disini.”
Berkali-kali selalu begitu. Sampai pada akhirnya
kancil lunglai dan tak dapat berlari lagi. Menyerahlah sang kancil dan mengakui
kekalahannya. Penonton terbengong-bengong. Siput menyambut kemenangan itu
dengan senyuman saja. Tidak ada loncatan kegirangan seperti pada umumnya
pemenang lomba.
*************************************TAMAT********************************
SINGA DAN BERUANG
![Cerita Binatang Singkat Singa dan Beruang](file:///C:\DOCUME~1\SERVER\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image028.jpg)
Suatu hari, seekor Singa mengajak Beruang untuk
mencari makanan bersama. Beruang pun setuju dengan ajakan Singa, dan pergi
mencari makan bersama. Mereka berdua pun pergi kedalam hutan. Setelah melakukan
perjalanan yang lumayan cukup jauh. Akhirnya, mereka sampai di sebuah hutan
belantara. Mereka berdua besembunyi di balik semak-semak untuk mencari mangsa.
Setelah menunggu lama. Akhirnya, mereka menemukan mangsanya masing-masing.
Mereka pun megamati mangsa tersebut. Namun, mereka berdua tidak menyadari bahwa
mangsa yang mereka incar adalah mangsa yang sama. Yaitu seekor Rusa.
Dengan sangat mudah Rusa tersebut dapat
tertangkap. Namun, kedua binatang terebut langsung bertengkar untuk
memperebutkan Rusa tersebut. Menjelang sore, mereka masih memperebutkan Rusa
tersebut. Lama-kelamaan mereka berdua kelelahan dan berhenti bertengkar. Mereka
berdua duduk kelelahan. Tanpa mereka sadari. Ternyata, ada seekor Serigala yang
mengamati pertengkaran antara Singa dan Beruang. Ia terus mengamati kedua
binatang tersebut. Ia pun mengetahui bahwa Singa dan Beruang yang sudah
kelelahan.
Serigala mencari akal untuk mendapatkan Rusa yang
sudah mereka tangkap. Ia mencari kesempatan untuk merebut Rusa tersebut.
Serigala langsung berlari menghampiri Singa dan Beruang, ia pun segera merebut
Rusa tersebut.
‘’ Kalian terlalu kelelahan untuk memakan Rusa
ini. Rusa ini akan aku bawa pulang. Terimakasih, kalian teman yang baik sudah
memberiku seekor Rusa yang lezat ini. Silahkan teruskan pertengkaran kelian
berdua wahai temanku.’’ Ucap Serigala sambil tersenyum senang.
Singa dan Beruang sangat terkejut melihat
kedatangan Serigala yang sangat tiba-tiba. Dengan sekuat tenaga Singa dan
Beruang berusaha untuk mendapatkan Rusa tersebut. Namun, usaha mereka sia-sia.
Mereka terlalu lelah untuk mengejar Serigala yang sudah berlari dengan sangat
cepat. Akhirnya, Rusa tersebut berhasil di rebut oleh Serigala. Singa dan
Beruang sangat sedih. Mangsa yang mereka cari dan di tunggu-tungga seharian
dicuri begitu saja. Mereka pun sangat menyesali pertengkaran mereka tersebut.
‘’ Semuanya salah kita berdua. Seandainya, kita
mau berbagi dan tidak memperebutkan Rusa tersebut. pasti saat ini kita
sama-sama kenyang dan merasa senang karena sudah berhasil mendapatkan mangsa
bersama-sama’’ ucap Singa dan Beruang dengan wajah yang sangat sedih dan
menyesal.
Pesan moral dari Cerita Binatang Singkat : Singa
dan Beruang adalah jadilah anak baik yang mau berbagi dengan orang lain. Sifat
serakah hanya akan merugikan dirimu sendiri.
Kisah Seekor Serigala dan Ayam
![Dongeng Binatang Singkat Kisah Seekor Serigala dan Ayam](file:///C:\DOCUME~1\SERVER\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image030.jpg)
Secara diam-diam Serigala mendekati Ayam, ia pun
langsung menerkam Ayam tersebut. Melihat kedatang Serigala yang datang secara
tiba-tiba membuat sang Ayam sangat terkejut. Pada saat Ayam akan melarikan
diri. Namun, salah satu kakinya di pegang oleh Serigala.
‘’ Kena kau! Kau tidak bisa lari dariku Ayam. Hahaa.’’
Ucap Serigala, dan langsung membawa Ayam tersebut kerumahnya.
Serigala sangat senang mendapatkan mangsa yang
lezat. Ia pun membayangkan memakan daging Ayam yang sangat lezat sampai air
liurnya keluar. Ia sangat tidak sabar untuk melahap mangsanya tersebut. Namun,
pada saat Serigala akan melahapnya. Sang Ayam berkata.
‘’ Hei Tuan, sebelum kau melahapku. Sebaiknya kau
berdoa terlebih dahulu.’’ Ucapnya.
Mendengar yang di ucapkan sang Ayam, Serigala pun
menunda keinginannya untuk melahap Ayam.
‘’ Berdoa? Bagaimana caranya? Ayo cepat beritahu
aku!’’ kata Serigala bertanya kebingungan.
‘’ Aku pernah melihat Manusia yang sedang berdoa.
Ketika mereka akan berdoa, mereka biasanya melipat tangannya di dada saat
berdoa.’’ Jawab Ayam tersebut.
Serigala pun menuruti yang di katakan Ayam. Ia
pun segera melipat kedua tanganya di dada.
‘’ Selain melipat kedua tangannya. Manusia juga
menutup matanya saat berdoa.’’ Kata sang Ayam melanjutkan perkataanya.
Serigala pun menuruti perkataan Ayam. Dengan
semangat ia melipat kedua tangannya di dada dan menutup kedua matanya. Namun,
pada saat ia menutup kedua matanya. Dengan sangat cepat Ayam tersebut terbang
dan melarikan diri.
‘’ Hahaa, selamat tinggal Serigala yang bodoh.’’
kata sang Ayam yang senang karena berhasil meloloskan diri dari cengkraman
Serigala.
Akhirnya, Ayam berhasil meloloskan diri dengan
sangat mudah. Sementara, Serigala pun membuka kedua matanya. Ia tidak sabar
untuk segera melahap mangsanya. Namun, ia sangat terkejut dan
terbengong-bengong melihat sang Ayam sudah tidak ada di hadapannya. Ia pun
segera mencari Ayam tersebut. Namun, Ayam dengan sangat cepat melarikan diri
dan tidak dapat di temukan. Serigala sangat marah karena ia ditipu oleh Ayam.
Ia pun merasa sangat bodoh karena tertipu oleh calon mangsanya. Ia pun
melanjutkan perjalanannya untuk mencari mangsa dan menahan rasa laparnya.
Pesan moral dari Dongeng Binatang Singkat : Kisah
Seekor Serigala dan Ayam adalah jadilah anak yang pintar dengan banyak belajar
agar tidak mudah dibodohi oleh orang lain.
DUA
TUPAI DAN SEEKOR ULAR POHON
![](file:///C:\DOCUME~1\SERVER\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image032.jpg)
Kemudian
tupai yang berhadapan dengannya menjawab dengan berbohong “Ini adalah sarangku,
bukan sarangmu aku sejak dulu sudah tinggal di pohon ini”. Kedua tupai itu
saling memperbutkan pohon itu untuk dimilikinya, mereka adalah dua tupai yang
sombong dan suka berbohong. Pada akhirnya tupai itu berkelahi barang siapa
salah satu dari mereka kalah, maka dia harus meninggalkan pohon itu dan jangan
kembali, dan yang menang akan menjadi pemilik pohon tersebut.
Di
pohon tersebut mereka berkelahi, mencakar menggigit dari dahan kedahan yang
lain, ketika mereka sibuk berkelahi di dahan lain terlihat sosok samar-samar
mengamati perkelahian tersebut, sosok itu bersembunyi di dahan yang penuh
dengan dedaunan, ternyata sosok itu adalah seekor ular pohon yang badannya
berukuran lebih besar dari pada ukuran tubuh tupai, warnanya hijau dan tubuhnya
sangat panjang. Ular itu senang ketika melihat dua ekor tupai sedang berkelahi,
sambil mendesis dia berkata “Dasar dua tupai bodoh dan sombong, mereka
memperebutkan sebuah pohon hingga berkelahi, dan tidak menyadari kehadiranku
disini”.
Lalu
ular itu melata berpindah tempat dengan tanpa disadari oleh kedua tupai itu,
dia mulai mencari tempat yang sangat pas untuk menyerang, setelah menemukan
tempat itu ular tersebut diam seolah olah tidak bergerak dan sekilas ular itu
serupa dengan hijaunya daun, ular itu menunggu dengan sabar untuk menyerang
salah satu tupai tersebut. Di dahan lain ke dua tupai itu terus berkelahi,
akhirnya salah satu dari mereka mengaku kalah, tubuh tupai yang kalah tersebut
terlihat berdarah darah, dan kelelahan. Lalu tupai yang menang dari perkelahian
tersebut berkata “Hai tupai lemah, kini kau sudah mengetahui akulah paling
hebat disini, akulah jagoannya”. dengan sombong dia mengusir tupai yang kalah
itu sambil mengangkat badannya “Pergilah tupai lemah, disini adalah sarangku
dan akulah pemenangnya”.
Dengan sombong dan angkuh tupai itu
bersuara seolah-olah dialah yang paling hebat, sambil tertawa dia melihat tupai
yang kalah dalam perkelahian itu pergi. Namun dia tidak menyadari kehadiran
sang ular yang sudah siap menyerang tupai sombong itu, ternyata tempat tupai
itu berada di belakang sang ular, tak ingin membuang kesempatan, ular itu
mengkerutkan tubuhnya lalu dia membuka mulutnya lebar-lebar terlihat ke dua
gigi depannya yang sangat lancip, seketika itu sang ular menggigit tupai
tersebut, tupai itu mencoba melepaskan diri dari ular tersebut namun apa daya
bisa ular itu telah melumpuhkan badannya. Ketika itu tupai yang telah kalah dari perkelahian melihat
kejadian tadi, dia hanya tersenyum sambil meninggalkan tempat itu. Dia sadar
jika dia selalu sombong dan angkuh dia akan bernasib tidak baik seperti tupai
itu.
Pesan Moral dari
Cerita Dua Tupai Dan Seekor Ular Pohon adalah Keserakahan dan kesombongan akan
berakibat buruk bagi kita
KAMBING YANG NAKAL
Di sebuah desa
yang tentram dan damai desa yang berada tepat dibalik sebuah gunung yang
menjulang tinggi, terdapat seorang peternak kambing yang memiliki banyak sekali
kambing. Kambing-kambing itu dirawat dengan sangat baik mereka terlihat sangat
sehat dengan badan yang gemuk diantara kambing kambing itu ada seekor kambing
yang badannya sangat besar dengan tanduk besar dan kuat bulunya sangat tebal
dan terlihat gagah.
Pada suatu hari peternak itu melepaskan
kambing-kambingnya ke padang rumput luas dan hijau, kambing kambing itu memakan
rereumputan yang sangat segar namun ketika mereka sedang asyik salah satu
kambing yaitu kambing yang sangat besar dengan tanduknya yang besar membuat
kambing lainnya berlarian kambing besar itu menanduk-nanduk kambing lainnya
agar mereka tidak memakan rerumputan di padang itu. Hal itu tidak diketahui
oleh pemilik kambing tersebut karena ketika kambing-kambing itu digembalakan di
padang peternak itu meninggalkannya dan pada sore hari baru peternak itu
menggiring kambing-kambingnya ke kandang.
Dikala sore itu kambing besar itu masih saja
menanduk-nanduk kambing lainnya sambil mengunyah rumput di mulutnya, barulah
hal itu diketahui oleh sang peternak lalu peternak itu menggiring
kambing-kambingnya ke kandang namun ketika di kandang petani itu membawa tali
dan pasak yang besar. Petani itu mengalungkan kambing besar itu kepatok yang
telah disiapkan olehnya. Kambing itu tidak terlihat menyesal dengan
perbuatannya malah dia mencoba melepaskan diri dari pasak itu dengan menarik-narik
pasak itu. Akhirnya kambing besar itupun mampu melepaskan diri sambil
menggantung tali dan patok di lehernya, dia mempertontonkan kepada
kambing-kambing lainnya bahwa dia bangga akan apa yang telah dia lakukan.
Esok harinya peternak itu kembali ke kandang
untuk memeriksa dan menggiring kambing-kambingnya ke padang rumput, dia kaget
ketika pintu kandang dibuka ternyata kambing besar itu melepaskan diri dari
patok yang mengikatnya. Peternak itu membawa kambing besar dan kambing-kambing
lainnya ke padang rumput namun kambing besar itu di ikatkan kepada patok yang
lebih besar dan lebih berat lagi supaya kambing itu tidak lepas dari ikatannya
dan tidak mengganggu kambing lainnya yang sedang makan.
Setelah selesai
mengikat kambing besar itu peternak itu meninggalkan ternaknya, kambing besar
itu mulai menggerak-gerakan lehernya menarik-narik patok yang telah ditancapkan
ke tanah dengan sekuat tenaga. Akhirnya patok itu lepas dan kambing besar itu
terlepas dari ikatannya kambing itu berlarian kesana kemari sambil
menggusur-gusur patok besar dia memperlihatkannya kepada kambing lainnya dengan
penuh kebanggaan. Salah satu kambing berkata kepada kambing besar itu “Kau
sangat bangga berlarian kesana kemari sambil menunjukan kalung patok yang
melingkar di lehermu itu, padahal kalung dan balok itu adalah simbol kenakalan
mu yang sering menanduk-nanduk kambing lainnya, lebih baik bangga karena
perbuatan baik bukan bangga karena perbuatan nakal”.
Pesan Moral dari
Cerita Rakyat Fabel Nusantara Kambing yang Nakal adalah Janganlah kita
berbangga hati dengan hal-hal buruk.
KUCING DI KANDANG AYAM
Seekor kucing
sedang tidur di sebuah kandang ayam yang dipenuhi oleh jerami kering saat itu
dalah dikala matahari hampir terbenam dimana para ayam kembali pulang dari
kebun tempat mereka mencari makanan. Kucing itu tidur dengan sangat pulasnya
padahal kucing itu tau bahwa tempat itu adalah bukan miliknya melainkan tempat
untuk seekor ayam. Hingga pada saat ayam telah tiba di kandangnya ayam itu
kaget melihat seekor kucing sedang tertidur pulas dan tenang.
Ayam itu kemudian membangunkan kucing itu
perlahan supaya kucing itu tidak kaget dan mencakar dirinya namun ketika kucing
itu bangun kucing itu sangat kesal telah dibangunkan dari tidurnya dia
menggeram dan mencoba mengusir ayam itu ayam itu berkokok sambil mengusir sang
kucing namun kucing itu lebih marah karena sang ayam berusaha mengusirnya.
Sang ayam berkata kepada sang kucing “Hei kucing
kenapa kau menempati tempat tidurku kenapa kau tidak tidur saja di tempat
tidurmu?”.
Kucing menjawab “Siapa bilang ini tempat tidurmu
siapapun yang tidur duluan di tempat ini adalah miliknya. Cepat pergi dari sini
kau hanya menggangguku sedang tidur!” Sang ayam menjawab “Ini adalah tempat
tidurku tempat ini dibuat khusus untukku kau malah mengaku ini milikmu, bahkan
kau malah memarahiku dan mengusirku itu adalah perbuatan yang sangat tidak
bijaksana!”.
“Apa kau ingin aku pergi dari tempat ini enak
saja kau ini aku akan tetap disini dan jika kau mencoba mengusirku aku akan
menerkammu”. Lalu dengan kesal sang ayam mengalah dan keluar dari kandang dia
memilih mencari tempat diluar untuk tidur setelah beberapa saat dia menemukan
pohon yang dahannya tidak terlalu tinggi lalu mencoba bertengger di dahan itu
dan mencoba tidur dsana.
Beberapa saat kemudian pemilik kandang ayam itu
datang menghampiri kandangnya ketika dia masuk ke kandang ayam itu dia tidak
melihat ayamnya berada dikandangnya dia hanya melihat seekor kucing yang sedang
tidur pulas. Lalu dia mencari ayamnya itu dia mencari ayam itu di dekat kebun
dan akhirnya dia menemukan ayamnya sedang bertengger di dahan pohon yang tidak
terlalu tinggi.
Ayam itu dia bawa ke kandangnya dan sekaligus
membawa sebuah ranting kecil, setelah itu dia masuk ke kandang dan langsung
memukul kucing yang sedang tertidur pulas itu. Ketika kucing itu dipukul kucing
itu langsung terbangun dan lari terbirit-birit karena takut dipukul lagi oleh
pemilik ayam itu. Kemudian ayam itu diletakan dikandangnya. Disisi lain kucing
itu berpikir bahwa jika kita mengambil tempat milik orang lain kita akan
mendapatkan balasan yang setimpal. Kucing itu kini pergi mencari tempat untuk
tidur namun tempat itu bukan milik hewan lainnya.
Pesan Moral dari Cerita Rakyat Fabel Nusantara
Kucing di Kandang Ayam adalah janganlah mengakui hak milik orang lain menjadi
hak milik kita.
RUBAH YANG RAKUS
Seekor rubah
pergi berburu disebuah rawa yang penuh dengan hewan-hewan lain sedang mencari
makanan seperti burung-burung yang sangat menyukai ikan-ikan kecil. Rubah itu
mengendap-mendap mencari seekor burung besar untuk dijadikan makanannya di
bawah bayang-bayang rumput rawa rubah itu bergerak sekaligus mengamati
mangsanya tidak jauh dari tempat rubah itu berjalan munculah dari udara seekor
burung bangau yang ukuran tubuhnya yang sangat besar kepalanya panjang dan
bulunya berwarna putih kakinya panjang sehingga burung bangau itu terlihat
tinggi dan menawan ketika mendarat dia melihat kebeberapa arah untuk memastikan
tempat itu tidak dihuni hewan seperti rubah namun burung bangau itu tidak
melihat kehadiran rubah yang bersembunyi pada rumput rawa yang tinggi.
Rubah itu mulai mendekati dengan perlahan-lahan
dan hampir-hampir langkahnya sama sekali tidak mengeluarkan suara sedikitpun
terlebih lagi suara yang terdengar pada saat itu adalah suara kicauan burung
yang hadir di rawa itu. Rubah itu sampai pada posisi untuk menangkap burung
bangau itu kemudian dia meloncat namun ketia dia meloncat burung bangau itu
kaget dan mematuk kepala rubah itu sambil terbang menghidari serangan rubah itu
akhirnya burung itu berhasil lolos dari tangkapan sang rubah.
Rubah itu gusar karena mangsanya telah mematuk
dirinya dan pergi kemudian rubah itu pergi meninggalkan tempat itu dia berjalan
mencari makanan tiba-tiba dia mencium bau daging dari arah kejauhan rubah itu
mengikuti bau tersebut hingga akhirnya sampai pada tempat bau itu tercium .
Ternyata bau itu adalah tumpukan daging hasil perburuan beberapa serigala.
Rubah itu melihat serigala memakan daging dengan lahapnya hingga air liurnya
menetes rubah itu mencari kesempatan untuk menyelinap dan mencuri daging besar
untuk dia makan.
Beberapa saat rubah itu diam memperhatikan para
serigala memakan santapannya hingga mereka lupa akan kehadirannya, disaat
itulah rubah itu segera menyelinap dan menggigit daging yang cukup besar untuk
dirinya tanpa disadari oleh para serigala dia berlari ke arah sungai yang
tenang. Ketika rubah itu merasa aman dia berjalan dengan wajah terlihat
gembira. Saat rubah itu melewati sungai yang tenang dengan berjalan di atas
pohon tumbang yang melintang dengan santainya rubah itu berjalan namun dia
kaget ketika rubah itu melihat kearah sungai yang tenang.
Rubah itu
melihat bayangan dirinya di sungai yang tenang itu rubah itu mengira
bayangannya adalah rubah lain padahal itu adalah bayangannya sendiri. Rubah itu
melihatnya dengan sangat gusar karena banyangannya terlihat menggigit daging
yang lebih besar dari dirinya hingga dia ingin sekali merebut daging itu. Lalu
rubah itu menjatuhkan daging dimulutnya dan berharap bisa mengambil daging
lebih besar dari bayangannya. Namun setelah rubah itu melepaskan daging dari
mulutnya dia melihat bayangannya sendiri tidak lagi menggigit daging besar.
Rubah itu sadar
bahwa itu hanyalah bayangannya rubah itu menysesal atas apa yang dilakukannya
tadi. “Padahal baru saja aku mendapat makanan kini hanya karena aku iri pada
bayanganku sendiri aku menjatuhkan makananku”. Sesal sang rubah.
Pesan Moral dari
Cerita Rakyat Fabel Nusantara Rubah Yang Rakus adalah keserakahan dan iri
dengki adalah sifat buruk yang akan membawa kerugian untuk diri kita
DOMBA DAN SAPI
Suatu pagi ketika matahari mulai menampakan
dirinya, sinar matahari menerangi padang rumput luas dan hijau, suara kicauan
burung membuat padang rumput itu terasa tenang dan nyaman. sebelah selatan
padang rumput itu terdapat tebing menjulang tinggi didalamnya terdapat sebuah
gua, gua yang selalu dijadikan tempat persembunyian domba dari ancaman Harimau.
Ketika sinar matahari mulai menyengat tubuh tanda
siang telah tiba, beberapa ekor sapi sedang asik memakan rumput sambil bermain
berlarian kesana kemari mengejar sesamanya, mereka terlihat gembira sekali
namun kegembiraan itu hilang ketika se ekor Harimau besar menampakan dirinya
dan mengejar sapi-sapi tersebut, sapi-sapi itu berlari satu arah sehingga
membuat Harimau itu sulit untuk memilih mangsanya, tapi salah satu sapi
tertinggal dia berlari ke arah yang berbeda dengan sapi yang lain. Maka Harimau
itu pun melihat dengan jelas lalu mengejar sapi yang terpisah dengan
kelompoknya.
Sapi itu berlari sekuat tenaga dengan harapan dia
mampu meloloskan diri dari kejaran Harimau, dia berlari lebih cepat dari
Harimau hingga Harimau pun kehilangan sapi tersebut, namun Harimau itu tidak
berhenti mengejarnya dia terus mencoba mencari sapi tersebut dengan
penciumannya. Sadar dengan kemampuan Harimau yang dapat mencium mangsanya sapi
itu terus berlari mendekati tebing, dia melihat ada gua pada tebing itu lalu
dia masuk ke dalam gua itu.
Setelah berada di dalam gua itu ternyata ada
seekor domba jantan dengan tanduknya yang besar, dia sangat tidak senang dengan
kedatangan sapi tersebut, domba itu langsung menundukan kepalanya dia berlari
ke arah sapi tersebut dan menghantamnya beberapa kali, upaya itu dilakukan
untuk mengusi sapi itu. Tapi sapi itu tidak tinggal diam dia melawan domba tersebut
dengan menanduknya. Akhirnya kedua hewan itu berhenti saling menghantam.
Diluar gua itu ternyata Harimau itu sedang
berkeliaran mengendus bau sapi yang dia incar, namun Harimau itu tidak lagi
mampu mencium bau sapi tersebut di dalam gua karena bau gua itu telah sesak
dengan kotoran-kotoran kelalawar sehingga bau sapi tidak tercium lagi. Harimau
itu masih tetap berkeliaran di dekat gua.
Dalam gua ketika perkelahian domba dan sapi itu
berhenti, domba itu berkata dengan marah kepada sapi “Kenapa kau berani sekali
masuk sarangku, cepat pergi sebelum aku menandukmu lagi!” lalu sapi pun
menjawab dengan gusar “Jika Harimau itu tidak mengejarku aku pun tak mau berada
disini, tapi jika kau mau mengusirku aku tidak akan tinggal diam. Aku akan
mendorongmu keluar menjadi mangsa Harimau lapar itu!”.
“Aku tidak mau dengan ocehanmu, cepat pergilah
dari sini aku sangat tidak suka denganmu, lebih baik kau dimangsa Harimau itu
daripada memasuki gua ini!” perintah domba dengan sangat kesal.
“Aku akan keluar ketika Harimau itu pergi, jika
kau mau melakukan sesuatu tidak baik kepadaku akan kulempar kau keluar, aku
tidak takut dengan geretakan mu”.
Tidak lama kemudian Harimau itu pun meninggalkan
gua tersebut, dia kembali berburu binatang lainnya, sehingga sapi itu keluar
dari persembunyiannya
Pesan Moral dari Domba dan Sapi
adalah Bantulah orang lain ketika dia mendapatkan kesulitan, dan tidaklah baik
menjahati orang yang sedang kesulitan.
RUSA DAN KURA-KURA
Hiduplah seekor rusa pada zaman
dahulu. Ia sangat sombong lagi pemarah. Sering ia meremehkan kemampuan hewan
lain. Pada suatu hari si rusa berjalan-jalan di pinggir danau. Ia bertemu
dengan kura-kura yang terlihat hanya mondar-mandir saja. "Kura-kura, apa
yang sedang engkau lakukan di sini?"
"Aku
sedang mencari sumber penghidupan," jawab si kura-kura.
Si
rusa tiba-tiba marah mendengar jawaban si kura-kura. "Jangan berlagak
engkau, hei kura- kura! Engkau hanya mondar-mandir saja namun berlagak tengah
mencari sumber penghidupan!" Si kura-kura berusaha menjelaskan, namun si
rusa tetap marah. Bahkan, si rusa mengancam akan menginjak tubuh si kura-kura.
Si kura-kura yang jengkel akhirnya menantang untuk mengadu kekuatan betis kaki.
Si
rusa sangat marah mendengar tantangan si kura-kura untuk mengadu betis. Ia pun
meminta agar si kura-kura menendang betisnya terlebih dahulu. "Tendanglah
sekeras-kerasnya, semampu yang engkau bisa lakukan!" Si kura-kura tidak
bersedia melakukannya. Katanya, "Jika aku menendang betismu, engkau akan
jatuh dan tidak bisa membalas menendangku."
Si
rusa kian marah mendengar ucapan si kura- kura. Ia pun bersiap-siap untuk
menendang. Ia berancang-ancang. Ketika dirasanya tepat, ia pun menendang dengan
kaki depannya sekuat-kuatnya.
Ketika
si rusa mengayunkan kakinya, si kura-kura segera memasukkan kaki-kakinya ke
dalam tempurungnya. Tendangan rusa hanya mengenai tempat kosong. Si rusa sangat
marah mendapati tendangannya tidak mengena. Ia lantas menginjak tempurung si
kura-kura dengan kuat. Akibatnya tubuh si kura-kura terbenam ke dalam tanah. Si
Rusa menyangka si kura-kura telah mati. Ia pun meninggalkan si kura-kura. Si
kura-kura berusaha keras keluar dari tanah. Setelah seminggu berusaha, si
kura-kura akhirnya berhasil keluar dari tanah. Ia lalu mencari si rusa.
Ditemukannya si rusa setelah beberapa hari mencari. "Bersiaplah Rusa, kini
giliranku untuk menendang."
Si
rusa hanya memandang remeh kemampuan si kura-kura. "Kerahkan segenap
kemampuanmu untuk menendang betisku. Ayo, jangan ragu-ragu!" Si kura-kura
bersiaga dan mengambil ancang-ancang di tempat tinggi. Ia lalu menggelindingkan
tubuhnya. Ketika hampir tiba di dekat tubuh si rusa, ia pun menaikkan tubuhnya
hingga tubuhnya melayang. Si kura-kura mengincar hidung si rusa. Begitu
kerasnya tempurung si kura-kura mengena hingga hidung si rusa putus. Seketika
itu si rusa yang sombong itu pun mati.
Pesan
Moral dari Cerita Hewan Fabel : Dongeng Rusa dan Kura-Kura adalah jangan
sombong dan meremehkan kemampuan orang lain. kesombongan hanya akan
mendatangkan kerugian dan penyesalan di kemudian hari.
![dongeng kancil dan tikus](file:///C:\DOCUME~1\SERVER\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image044.jpg)
Di hutan hiduplah dua ekor kancil.
Mereka bernama Kanca dan Manggut. Kedua ekor kancil itu bersaudara.
Manggut adalah kakak dari Kanca. Sebaliknya, Kanca adalah adik
dari Manggut. Walaupun mereka bersaudara, tetapi sifat mereka sangatlah
berbeda. Kanca rajin dan baik hati. Sedangkan Manggut pemalas dan suka
menjahili teman-temannya.
Pada suatu hari Manggut kelaparan.
Tetapi Manggut malas mencari makan. Akhirnya Manggut mencuri makanan Kanca.
Waktu Kanca menanyai kepada Manggut di mana makanannya, Manggut menjawab dicuri
tikus.
"Ah, mana mungkin dimakan
tikus!" kata Kanca.
"Iya betul kok! Masa sama
kakaknya tidak percaya!" jawab Manggut berbohong.
Mulanya Kanca tidak percaya dengan omongan
Manggut. Tetapi setelah Manggut mengatakannya berkali-kali akhirnya Kanca
percaya juga. Kanca memanggil tikus ke rumahnya.
"Tikus, apakah kamu mencuri
makananku?" tanya Kanca pada tikus.
"Ha? Mencuri? Berpikir saja aku
belum pernah!" jawab tikus.
"Ah, si tikus! Kamu ini membela
diri saja! Sudah, Kanca! Dia pasti berbohong," kata Manggut.
"Ya, sudahlah! Tikus, sebagai
gantinya ambilkan makanan di seberang sungai sana. Tadi aku juga mengambil
makanan dari sana!" kata Kanca mengakhiri percakapan.
Tikus berjalan ke tepi sungai. Ia
menaiki perahu kecil untuk menuju seberang sungai. Sebenarnya tikus tahu
kalau Manggut yang mencuri makanan. Sementara itu, di bagian sungai yang lain,
Manggut cepat-cepat menyeberangi sungai. Ia hendak memasang perangkap tikus
agar tikus terperangkap.
Ketika tikus hampir mendekati
seberang sungai, tikus melihat perangkap. Tikus yakin kalau perangkap itu
dipasang oleh Manggut. Tiba-tiba tikus mendapat ide. Tikus berpura-pura tenggelam
dalam sungai.
"Aaa...Manggut, tolong
aku...!" teriak tikus.
Mendengar itu Manggut segera
menolong tikus. Tikus meminta Manggut mengantarkannya ke seberang sungai.
Manggut tidak bisa berbuat apa-apa. Ia mengantarkan tikus ke seberang sungai. Sesampai
di seberang sungai tikus meminta Manggut menemani tikus mengambil makanan.
Karena Manggut tidak hati-hati, kakinya terperangkap dalam perangkap tikus.
Manggut menyesali perbuatan buruknya dan berjanji tidak akan mengulanginya
lagi.
KELEDAI YANG MEMAKAI KULIT SINGA
Seekor
keledai menemukan sebuah kulit singa yang telah ditinggalkan oleh sang pemburu
di dalam hutan. Dia kemudian memakai kulit singa itu dan menghibur dirinya
dengan cara bersembuyi di semak-semak dan tiba-tiba meloncat keluar untuk
menakut-nakuti binatang yang lewat di tempat itu. Semua binatang yang kebetulan
lewat, menjadi takut dan lari dari tempat itu ketika melihat keledai yang
mereka kira singa.
Keledai tersebut begitu senang melihat semua
binatang lari menjauh darinya, seolah-olah dirinya adalah raja hutan, sehingga
karena terlalu bangga dan senangnya, dia mulai mengaum dengan keras, tetapi
bukanlah auman singa yang keluar dari mulutnya, melainkan cuma ringkikan
keledai yang parau. Seekor rubah yang tadinya ikut lari bersama dengan binatang
lainnya, menjadi terhenti ketika mendengar suara itu. Perlahan-lahan dia
mendekati keledai itu dan menyadari bahwa yang menakut-nakuti seluruh binatang
yang lewat di tempat itu hanyalah seekor keledai yang memakai kulit singa.
Rubah itu kemudian berkata sambil tertawa:
"Jika kamu menutup mulutmu, mungkin saya
akan berlari ketakutan juga. Tetapi kamu kamu malah mengaum dan mengeluarkan
suara ringkikanmu yang parau."
Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani
dari dongeng Keledai yang memakai kulit singa ini adalah Orang bodoh
mungkin bisa menipu dengan pakaian dan penampilannya, tetapi orang lain akan
segera tahu siapa dirinya sebenarnya dari perkataanya.
Lebah dan Tawon yang Berebut Sarang
Madu
![]() |
Sebuah sarang yang berisikan madu telah ditemukan di sebuah
pohon yang berongga, dan Tawon menyatakan sarang itu adalah milik mereka. Lebah
pun yakin bahwa harta karun itu adalah milik mereka. Argumen dan perdebatan itu
makin lama makin meruncing, dan tampaknya, peristiwa itu tidak bisa diselesaikan
tanpa pertempuran. Tetapi pada akhirnya, mereka berdua setuju untuk membiarkan
seorang hakim yang akan memutuskan masalah ini. Jadi mereka kemudian membawa
kasus ini ke hadapan seekor tabuhan (hornet) yang bertindak sebagai hakim yang
adil di seluruh hutan.
Ketika Hakim mulai memanggil saksi-saksi, saksi menyatakan bahwa
mereka melihat bahwa yang membangun sarang madu tersebut adalah serangga
bersayap yang hidup di lingkungan pohon berongga, yang mendengung keras, dan
tubuhnya bergaris kuning dan hitam, seperti Lebah.
Tetapi pihak tawon segera bersikeras bahwa secara garis besar,
ciri-ciri tersebut juga dimiliki oleh tawon.
Bukti tersebut tidak dapat menunjukkan secara jelas siapa
pemilik sarang yang sah, sehingga sang Hakim pun mendunda pengadilan selama
enam minggu untuk memberinya waktu agar dapat memikirkan hal itu. Ketika kasus
ini disidangkan kembali, kedua belah pihak memiliki lebih banyak lagi saksi.
Saat saksi-saksi mulai diajukan kembali, seekor lebah tua yang bijaksana
berkata:
"Yang Mulia," katanya, "kasus ini kini telah
tertunda selama enam minggu. Jika tidak segera diputuskan, madu dalam sarang
tersebut akan rusak. Perintahkanlah keduanya untuk membangun sarang madu
seperti itu, dan kita akan segera melihat siapa pemilik madu yang sebenarnya."
Tawon memprotes dengan keras. Tetapi Hakim yang bijaksana
langsung mengerti mengapa tawon memprotesnya. Karena Tawon tahu bahwa mereka
tidak bisa membangun sebuah sarang madu dan mengisinya dengan madu.
"Sudah jelas terlihat di sini," kata Hakim, "yang
bisa membuat sarang madu dan yang tidak bisa membuatnya. Saya memutuskan bahwa
madu itu adalah milik Lebah."
Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng lebah
dan tawon yang berebut sarang madu ini adalah Kemampuan akan dibuktikan dengan
tindakan dan janganlah mengakui hak yang bukan miliknya.
Anjing di dalam Kandang Kerbau
Seekor anjing yang tidur pulas di sebuah
kandang sapi yang penuh dengan tumpukan jerami, dibangunkan oleh kerbau-kerbau
yang kelelahan dan kelaparan sehabis bekerja di ladang. Tetapi sang Anjing
tidak membiarkan kerbau-kerbau tersebut mendekati kandang. Anjing tersebut
menggeram-geram dan mengancam menggigit seolah-olah kandang tersebut penuh
dengan daging dan tulang yang semuanya adalah untuk dirinya sendiri.
Kerbau-kerbau tersebut menatap sang Anjing
dengan tatapan jengkel. "Betapa egoisnya dia!" kata salah satu
kerbau. "Dia tidak makan jerami tetapi dia tidak membiarkan kita yang
sudah sangat kelaparan untuk memakan jerami tersebut!"
Saat itulah petani datang. Ketika dia melihat
bagaimana tingkah laku sang Anjing, sang Petani lalu mengambil sebuah kayu dan
mengusir sang Anjing sambil memukulnya karena tingkah lakunya yang egois dan
mementingkan diri sendiri.
Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani
dari dongeng anjing di dalam kandang kerbau ini adalah Janganlah kita
bersikap egois dan mementingkan diri sendiri, perhatikanlah kepentingan orang
lain.
Kuda dan Keledai yang Sarat dengan Beban
Dongeng kuda dan keledai yang sarat
dengan beban - Pernah ada seorang pria yang memelihara seekor kuda dan seekor
keledai untuk mengangkat beban. Sudah menjadi kebiasaan pria tersebut untuk
memuati keledainya dengan beban yang berat sampai keledai tersebut
terhuyung-huyung karena beban yang terlalu berat, sementara sang Kuda diizinkan
untuk berjingkrak sepanjang jalan dengan beban yang ringan.
Saat mereka melakukan perjalan di
suatu hari, sang Keledai yang telah menderita sakit selama beberapa hari
terakhir, berkata kepada sang Kuda, "Maukah kamu mengangkut sebagian dari
beban saya untuk beberapa kilometer saja? Aku merasa sangat tidak enak badan,
tetapi jika kamu mau membawa sebagian bebanku hari ini, mungkin saya akan cepat
sembuh kembali. Beban yang terlalu berat ini bisa membunuhku."
Sang Kuda hanya menendang-nendangkan
kakinya dan berkata kepada sang Keledai agar tidak usah mengeluh dan
mengganggunya dengan kata-kata keluhan. Sang Keledai menjadi terhuyung-huyung
selama berjalan setengah kilometer lagi dan tiba-tiba jatuh ke tanah dan mati.
Saat itulah, si Pemilik datang dan hanya bisa
berpasrah dengan apa yang telah terjadi. Ia lalu melepaskan beban dari keledai
yang telah mati, lalu ditempatkan di atas punggung kuda. "Aduh,"
keluh sang Kuda saat dia merasakan beban berat di punggungnya, di tambah dengan
berat tubuh sang Keledai yang telah mati, "Sekarang saya mendapatkan
ganjaran karena sifat saya yang jelek. Dengan menolak menanggung sebagian beban
sang Keledai, sekarang saya harus membawa seluruh beban tersebut, ditambah
dengan berat tubuh teman saya yang malang ini."
Jadi
pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng kuda dan keledai yang
sarat dengan beban ini adalah Tanamlah sifat untuk saling
membantu satu sama dengan yang lain karena kita tidak dapat hidup sendiri dan
suatu saat pasti kita memerlukan bantuan orang lain.
Kodok dan Seekor Kerbau
Dongeng kodok dan
seekor kerbau - Seekor kerbau datang ke sebuah kolam yang penuh dengan
alang-alang untuk minum. Ketika dia menginjakkan kakinya yang berat ke atas
air, secara tidak sengaja dia menginjak seekor kodok kecil sehingga masuk ke
dalam lumpur. Ibu kodok yang tidak melihat kejadian itu selanjutnya mulai
merasa kehilangan satu anakknya dan bertanya kepada anak kodok yang lainnya
apa-apa saja yang terjadi dengan anak kodok itu.
"Satu makhluk
yang sangat besar," kata salah satu dari anak kodok , "menginjak
saudaraku dengan kakinya yang sangat besar!"
"Besar
katanya!" kata ibu kodok, sambil meniup dirinya sendiri sehingga
menggelembung menjadi besar. "Apakah dia sebesar ini?"
"Oh, jauh lebih
besar!" kata mereka serempak.
Ibu kodok kembali
menggelembungkan dirinya lebih besar lagi.
"Dia tidak
mungkin lebih besar dari ini," katanya kembali. Tetapi kodok-kodok yang
kecil itu mengatakan bahwa makhluk tersebut jauh lebih besar dan ibu kodok
tersebut terus meniup dan menggelembungkan dirinya lagi dan lagi hingga dia
meledak.
Jadi
pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng kodok dan seekor kerbau
ini adalah
Jangan mencoba melakukan sesuatu yang mustahil.
Burung Merak yang Angkuh dan Bangau
![]() |
Seekor burung merak
yang berjalan dengan penuh keangkuhan, suatu hari bertemu dengan seekor burung
bangau, dan untuk membuat sang Bangau kagum, dia merentangkan bulunya yang
indah di bawah sinar matahari.
"Lihat,"
katanya. "Dapatkah kamu mengalahkan keindahan ku? Saya bermandikan
kemewahan dan pelangi, sedangkan bulu mu kusam kelabu seperti debu!"
Sang Bangau
merentangkan sayapnya lebar-lebar dan terbang jauh tinggi ke atas.
"Ikutilah saya
kalau kamu bisa," Kata sang Bangau. Tetapi sang Merak hanya bisa berdiri
terpaku karena burung merak termasuk jenis burung yang tidak dapat terbang,
sedangkan sang Bangau terbang melayang-layang di langit biru dengan bebasnya.
Jadi pembelajaran yang
dapat kita teladani dari dongeng burung merak yang angkuh dan bangau ini adalah
Janganlah kita
menyombongkan diri terhadap apa yang kita miliki.
Ayam Yang Berkelahi dan Burung Elang
Di suatu daerah pertanian, hiduplah dua
ekor ayam jantan yang saling bermusuhan dan sering berkelahi antara keduanya. Pada
suatu hari, mereka memulai pertengkaran dan kembali berkelahi, saling mematuk
dan mencakar. Mereka berkelahi terus hingga salah satunya di kalahkan dan lari
menjauh ke sudut untuk bersembunyi.
Ayam jantan yang memenangkan
perkelahian itu dengan bangganya terbang ke atas atap kandang, dan
mengkepak-kepakkan sayapnya, berkokok dengan sangat bangga dan kerasnya
seolah-olah dia ingin memberi tahukan ke seluruh dunia tentang kemenangannya.
Tetapi saat itu seekor burung elang yang terbang di udara mendengar dan
akhirnya melihat ayam tersebut di atas atap. Burung elang tersebut akhirnya
turun dan menyambar dan menerkam ayam jantan yang jadi pemenang tadi untuk
dibawa ke sarangnya.
Ayam yang satunya yang tadinya
dikalahkan, melihat seluruh kejadian itu dan keluar dari tempat
persembunyiannya dan mengambil tempat sebagai pemenang di perkelahian tadi.
Jadi pembelajaran yang dapat kita
teladani dari dongeng ayam yang berkelahi dan burung elang ini adalah Janganlah
bersikap sombong karena kesombongan dapat berakibat keterpurukan.
Kelinci dan Telinganya yang Panjang
Seekor
singa terluka karena tersedak oleh sebuah tanduk kambing hutan yang tidak
sengaja tertelan sewaktu makan. Dia menjadi sangat marah dan menganggap bahwa
semua hewan yang menjadi mangsanya seharusnya tidak memiliki tanduk yang
berbahaya seperti itu, yang dapat membuatnya terluka saat makan. Karena itu dia
lalu memerintahkan semua hewan yang memiliki tanduk, segera meninggalkan
hutannya dalam waktu satu hari.
Perintahnya
membuat semua hewan dalam hutan menjadi ketakutan. Semua hewan yang memiliki
tanduk, secepatnya berkemas-kemas dan meninggalkan hutan tersebut. Termasuk
seekor kelinci, yang kita tahu, tidak memiliki tanduk. Kelinci tersebut begitu
khawatirnya sampai susah tidur di malam itu dan bermimpi buruk tentang singa.
Dan
ketika dia keluar dari sarangnya di pagi hari, dilihatnya bayangan dirinya di
tanah, dengan telinganya yang panjang, seolah-olah dia memiliki tanduk yang
sangat panjang, sang Kelinci menjadi sangat ketakutan.
"Selamat
tinggal tetanggaku semua," katanya. "Saya akan meninggalkan hutan
ini. Sang Singa pasti menganggap bahwa telinga saya ini adalah tanduk, walaupun
itu tidak benar."
Jadi
pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng kelinci dan telinganya
yang panjang ini adalah Jangan biarkan musuhmu memiliki alasan untuk menjatuhkan
kamu.
Kucing dan Rubah
Suatu kali, ada seekor kucing dan seekor rubah
yang melakukan perjalanan bersama-sama. Sambil berkelana, mereka sama-sama
berburu tikus ataupun ayam yang gemuk di sana-sini, dan setiap makan, mereka
sering mengobrol sambil berdebat. Dan terkadang perdebatan mereka membuat salah
satunya marah.
![Sang Kucing memanjat pohon dengan cakarnya](file:///C:\DOCUME~1\SERVER\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image059.jpg)
"Kamu pikir kamu pandai sekali ya?"
kata sang Rubah. "Ataukah kamu hanya sok tahu? Karena saya merasa, saya
lebih banyak mengetahui trik-trik dibandingkan kamu!"
Sang Kucing pun membalas dengan nada marah,
"Saya mengaku, saya hanya menguasai satu trik, tetapi dengan satu trik
ini, terus terang saya katakan, bernilai seribu kali lebih baik daripada
trik-trikmu!"
Tidak berapa lama, mereka mendengarkan
terompet pemburu dan gonggongan anjing pemburu. Dalam sekejap, sang Kucing
memanjat ke atas pohon dan bersembunyi di antara daun-daunan yang lebat.
"Inilah trik saya," katanya kepada
sang Rubah. "Sekarang perlihatkan padaku trik-trikmu yang berharga."
Walaupun sang Rubah memiliki banyak rencana
untuk meloloskan diri, ia tidak dapat menentukan rencana dan trik yang mana
akan dicobanya terlebih dahulu. Saat anjing pemburu telah dekat, ia mencoba
menghindar kesana-kemari. Kemudian ia mempercepat larinya, lalu bersembunyi
masuk ke dalam lubang, tetapi semuanya sia-sia. Anjing-anjing pemburu itu
berhasil menangkapnya.
Jadi pembelajaran yang dapat
kita teladani dari dongeng kucing dan rubah ini adalah Satu hal yang bersifat
praktis selalu lebih berharga dibandingkan kecerdasan yang tidak digunakan
dengan baik.
Rusa dan
Kura-Kura
Hiduplah
seekor rusa pada zaman dahulu. Ia sangat sombong lagi pemarah. Sering ia
meremehkan kemampuan hewan lain. Pada suatu hari si rusa berjalan-jalan di
pinggir danau. Ia bertemu dengan kura-kura yang terlihat hanya mondar-mandir
saja. "Kura-kura, apa yang sedang engkau lakukan di sini?"
"Aku
sedang mencari sumber penghidupan," jawab si kura-kura.
Si
rusa tiba-tiba marah mendengar jawaban si kura-kura. "Jangan berlagak
engkau, hei kura- kura! Engkau hanya mondar-mandir saja namun berlagak tengah
mencari sumber penghidupan!"
Si
kura-kura berusaha menjelaskan, namun si rusa tetap marah. Bahkan, si rusa
mengancam akan menginjak tubuh si kura-kura. Si kura-kura yang jengkel akhirnya
menantang untuk mengadu kekuatan betis kaki. Si rusa sangat marah mendengar
tantangan si kura-kura untuk mengadu betis. Ia pun meminta agar si kura-kura
menendang betisnya terlebih dahulu. "Tendanglah sekeras-kerasnya, semampu
yang engkau bisa lakukan!" Si kura-kura tidak bersedia melakukannya.
Katanya, "Jika aku menendang betismu, engkau akan jatuh dan tidak bisa
membalas menendangku."
Si
rusa kian marah mendengar ucapan si kura- kura. Ia pun bersiap-siap untuk menendang.
Ia berancang-ancang. Ketika dirasanya tepat, ia pun menendang dengan kaki
depannya sekuat-kuatnya. Ketika si rusa mengayunkan kakinya, si kura-kura
segera memasukkan kaki-kakinya ke dalam tempurungnya. Tendangan rusa hanya
mengenai tempat kosong. Si rusa sangat marah mendapati tendangannya tidak
mengena. Ia lantas menginjak tempurung si kura-kura dengan kuat. Akibatnya
tubuh si kura-kura terbenam ke dalam tanah. Si Rusa menyangka si kura-kura
telah mati. Ia pun meninggalkan si kura-kura.
Si
kura-kura berusaha keras keluar dari tanah. Setelah seminggu berusaha, si
kura-kura akhirnya berhasil keluar dari tanah. Ia lalu mencari si rusa.
Ditemukannya si rusa setelah beberapa hari mencari. "Bersiaplah Rusa, kini
giliranku untuk menendang."
Si
rusa hanya memandang remeh kemampuan si kura-kura. "Kerahkan segenap
kemampuanmu untuk menendang betisku. Ayo, jangan ragu-ragu!"
Si
kura-kura bersiaga dan mengambil ancang-ancang di tempat tinggi. Ia lalu
menggelindingkan tubuhnya. Ketika hampir tiba di dekat tubuh si rusa, ia pun
menaikkan tubuhnya hingga tubuhnya melayang. Si kura-kura mengincar hidung si
rusa. Begitu kerasnya tempurung si kura-kura mengena hingga hidung si rusa
putus. Seketika itu si rusa yang sombong itu pun mati.
Pesan
Moral dari Cerita Hewan Fabel : Dongeng Rusa dan Kura-Kura adalah jangan
sombong dan meremehkan kemampuan orang lain. kesombongan hanya akan
mendatangkan kerugian dan penyesalan di kemudian hari.
https://kokonatsutrrrrrrrrrrrrr.blogspot.co.id/2017/12/cuma-30-detik-yuk-buat-pengharum.html
BalasHapushttps://kokonatsutrrrrrrrrrrrrr.blogspot.co.id/2017/12/mana-yang-paling-bodoh-pilihanmu-ungkap.html
https://kokonatsutrrrrrrrrrrrrr.blogspot.co.id/2017/12/5-even-seru-menikmati-malam-tahun-baru.html
Taipan Indonesia | Taipan Asia | Bandar Taipan | BandarQ Online
SITUS JUDI KARTU ONLINE EKSKLUSIF UNTUK PARA BOS-BOS
Kami tantang para bos semua yang suka bermain kartu
dengan kemungkinan menang sangat besar.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
Cukup Dengan 1 user ID sudah bisa bermain 7 Games.
• AduQ
• BandarQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• FaceBook : @TaipanQQinfo
• WA :+62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
Come & Join Us!!