BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Jika kita membaca berita-berita di media massa, kita dapat
mengatakan betapa sering orang membicarakan nuklir.
Namun sayang, kebanyakan berita nuklir tersebut berkaitan dengan senjata nuklir
atau pencemaran radioaktif akibat kebocoran instalasi
suatu reaktor atom, sementara yang
menyangkut manfaat lain dari energi nuklir sangat jarang
ditampilkan. Oleh karena itu, di lingkungan masyarakat awam ikatan nuklir
mempunya konotasi yang mengerikan. Padahal energi nuklir juga bermanfaat
apabila penggunaannya tidak berlebihan.
Pemahaman yang kurang tepat itu bila terbelakangi oleh
tragedi yang menimpa Hirosima dan Nagasaki di Jepang, tempat pertama kalinya
energi nuklir. Nuklir diperkenalkan sebagai bom atom, suatu senjata pemusnah
massal yang mengerikan.
Reaksi nuklir merupakan reaksi yang melibatkan inti dari
suatu atom. Reaksi nuklir ada yang terjadi secara spontan ataupun buatan.
Reaksi nuklir spontan terjadi pada inti-inti atom yang tidak stabil. Zat yang
mengandung inti tidak stabil ini disebut zat radioaktif. Adapun reaksi nuklir
tidak spontan dapat terjadi pada inti yang stabil maupun inti yang tidak
stabil. Reaksi nuklir disertai perubahan energi berupa radiasi dan kalor.
Berbagai jenis reaksi nuklir disertai pembebasan kalor yang sangat dasyat,
lebih besar dari suatu reaksi kimia biasa.
Unsur yang secara alami bersifat radioaktif banyak terdapat
di alam. Semua isotop yang bernomor atom diatas 83 bersifat radioaktif. Unsur
yang bernomor atom 83 atau kurang mempunyai isotop yang stabil kecuali
teknesium dan promesium. Isotop yang bersifat radioaktif disebut isotop
radioaktif atau radio isotop, yaitu isotop yang memancarkan radiasi. Sedangkan
isotop yang tidak radioaktif disebut isotop stabil. Dewasa ini, radioisotope
dapat juga dibuat dari isotop stabil. Jadi disamping radioisotop alami juga
terdapat radioisotop buatan.
Pemanfaatan tekhnologi nuklir khususnya mengenai radioisotop
adalah pemanfaatan dalam bidang energy dan pemanfaatan di luar energi.
Pemanfaatan di luar energi misalnya pada reactor penelitian.
B.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN RADIO ISOTOP
Radionuklida
atau radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif. radionuklida mampu
memancarkan radiasi. Radionuklida dapat terjadi secara alamiah atau sengaja
dibuat oleh manusia dalam reaktor penelitian. Produksi radionuklida dengan
proses aktivasi dilakukan dengan cara menembaki isotop stabil dengan neutron di
dalam teras reaktor. Proses ini lazim disebut irradiasi neutron, sedangkan
bahan yang disinari disebut target atau sasaran. Neutron yang ditembakkan akan
masuk ke dalam inti atom target sehingga jumlah neutron dalam inti target
tersebut bertambah. Peristiwa ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan inti atom
sehingga berubah sifat menjadi radioaktif. Banyak isotop buatan yang dapat
dimanfaatkan antara lain Na-24, P-32, Cr-51, Tc-99, dan I-131.
B. SIFATNYA
Peran
radioisotop sebagai pencari jejak tidak terlepas dari sifat-sifat khas yang
dimilikinya.
Pertama, radioisotop memancarkan radiasi manapun dia berada dan mudah dideteksi. Radioisotop ibarat lampu yang tidak pernah padam senantiasa memancarkan cahayanya.Radioisotopdalam jumlah sedikit sekali pun dapatdengan mudah diketahui keberadaannya. Dengan teknologi pendeteksian radiasi saat ini, radioisotop dalam kisaran pikogram (satu per satu trilyun gram) pun dapat dikenali dengan mudah. Sebagai ilustrasi, jika radioisotop dalam bentuk carrier free (murni tidak mengandung isotop lain) sebanyak 0,1 gram saja dibagi rata ke seluruh penduduk bumi yang jumlahnya lebih dari 5 milyar, jumlah yang diterima oleh masing-masing orang dapat diukur secara tepat
Pertama, radioisotop memancarkan radiasi manapun dia berada dan mudah dideteksi. Radioisotop ibarat lampu yang tidak pernah padam senantiasa memancarkan cahayanya.Radioisotopdalam jumlah sedikit sekali pun dapatdengan mudah diketahui keberadaannya. Dengan teknologi pendeteksian radiasi saat ini, radioisotop dalam kisaran pikogram (satu per satu trilyun gram) pun dapat dikenali dengan mudah. Sebagai ilustrasi, jika radioisotop dalam bentuk carrier free (murni tidak mengandung isotop lain) sebanyak 0,1 gram saja dibagi rata ke seluruh penduduk bumi yang jumlahnya lebih dari 5 milyar, jumlah yang diterima oleh masing-masing orang dapat diukur secara tepat
Kedua,
laju peluruhan tiap satuan waktu (radioaktivitas) hanya merupakan fungsi jumlah
atom radioisotop yang ada, tidak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan baik
temperatur, tekanan, pH dan sebagainya. Penurunan radioaktivitas ditentukan
oleh waktu paro, waktu yang diperlukan agar intensitas radiasi menjadi
setengahnya. Waktu paro ini merupakan bilangan khas untuk tiap-tiap
radioisotop. Misalnya karbon-14 memiliki waktu paro 5.730 tahun, sehingga
radioaktivitasnya berkurang menjadi separonya setelah 5.730 tahun berlalu.
Seluruh radioisotop yang telah berhasil ditemukan telah diketahui pula waktu
paronya. Waktu paro radioisotop bervariasi dari kisaran milidetik sampai ribuan
tahun. Waktu paro ini merupakan faktor penting dalam pemilihan jenis
radioisotop yang tepat untuk keperluan tertentu.
Ketiga,
intensitas radiasi ini tidak bergantung pada bentuk kimia atau senyawa yang
disusunnya. Hal ini dikarenakan pada reaksi kimia atau ikatan kimia yang
berperan adalah elektron, utamanya elektron pada kulit atom terluar, sedangkan
peluruhan radioisotop merupakan hasil dari perubahan pada inti atom.
Keempat,
radioisotop memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan isotop lain sehingga
sifat kimia yang dimiliki radioisotop sama dengan isotop-isotop lain dari unsur
yang sama. Radioisotop karbon-14, misalnya, memiliki karakteristik kimia yang
sama dengan karbon-12.
Kelima,
radiasi yang dipancarkan, utamanya radiasi gamma, memiliki daya tembus yang
besar. Lempengan logam setebal beberapa sentimeter pun dapat ditembus oleh
radiasi gamma, utamanya gamma dengan energi tinggi. Sifat ini mempermudah dalam
pendeteksian.
Dewasa ini, reaksi nuklir telah banyak digunakan untuk tujuan
damai (bukan tujuan militer) baik sebagai sumber radiasi maupun sebagai
sumber tenaga dan pemanfaatannya dalam berbagai bidang.
1. Sinar-sinar
Radioaktif :
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa
radiasi yang dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis
berdasarkan muatannya. Radiasi yang berrnuatan positif dinamai sinar alfa, dan
yang bermuatan negative diberi nama sinar beta. Selanjutnya Paul U.Viillard
menemukan jenis sinar yang ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama sinar
gamma.
a.
Sinar
alfa ( α )
Sinar alfa merupakan radiasi
partikel yang bermuatan positif. Partikel sinar alfa sama dengan inti helium
-4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Partikel alfa adalah partikel terberat
yang dihasilkan oleh zat radioaktif. Sinar alfa dipancarkan dari inti dengan
kecepatan sekitar 1/10 kecepatan cahaya. Karena memiliki massa yang
besar, daya tembus sinar alfa paling lemah diantara diantara sinar-sinar
radioaktif. Diudara hanya dapat menembus beberapa cm saja dan tidak dapat
menembus kulit.
Sinar alfa dapat dihentikan oleh
selembar kertas biasa. Sinar alfa segera kehilangan energinya ketika
bertabrakan dengan molekul media yang dilaluinya. Tabrakan itu
mengakibatkan media yang dilaluinya mengalam ionisasi. Akhirnya partikel alfa
akan menangkap 2 elektron dan berubah menjadi atom helium 42.
b.
Sinar
beta (β)
Sinar beta merupakan radiasi
partikel bermuatan negatif. Sinar beta merupakan berkas elektron yang berasal
dari inti atom. Partikel beta yang bemuatan -le dan bermassa 1/836
sma. Karena sangat kecil, partikel beta dianggap tidak bermassa sehingga
dinyatakan dengan notasi 0-1e. Energi sinar beta sangat bervariasi,
mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar alfa tetapi daya pengionnya lebih
lemah. Sinar beta paling energetik dapat menempuh sampai 300 cm dalam udara
kering dan dapat menembus kulit.
c.
Sinar
gamma ( γ )
Sinar gamma adalah radiasi
elektromagnetek berenergi tinggi, tidak bermuatan dan tidak bermassa.
Sinar gamma dinyatakan dengan notasi 0 y. Sinar gamma mempunyai
daya tembus. Selain sinar alfa, beta, gamma, zat radioaktif buatan juga
ada yang memancarkan sinar X dan sinar Positron. Sinar X adalah radiasi sinar
elektromagnetik.
2. Satuan Radiasi
Berbagai satuan digunakan untuk menyatakan intensitas atau
jumlah radiasi bergantung pada jenis yang diukur.
a. Curie(Ci) dan Becquerrel (Bq)
Curie
dan Bequerrel adalah satuan yang dinyatakan untuk menyatakan keaktifan yakni
jumlah disintegrasi (peluruhan) dalam satuan waktu. Dalam system satuan SI,
keaktifan dinyatakan dalam Bq. Satu Bq sama dengan satu
disintegrasi per sekon.
1Bq
= 1 dps
dps
= disintegrasi per sekon
Satuan
lain yang juga biasa digunakan ialah Curie. Satu Ci ialah keaktifan yang setara
dari 1 gram garam radium, yaitu 3,7.1010 dps.
1Ci
= 3,7.1010 dps = 3,7.1010 Bq
b. Gray (gy) dan Rad (Rd)
Gray
dan Rad adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan keaktifan yakni jumlah
(dosis) radiasi yang diserap oleh suatu materi. Rad adalah singkatan dari
11radiation absorbed dose. Dalam sistem satuan SI, dosis dinyatakan dengan Gray
(Gy). Satu Gray adalah absorbs 1 Joule per kilogram materi.
1
Gy = 1 J/kg
Satu
rad adalah absorbsi 10-3 joule energi/gram jaringan.
1
Rd = 10-3 J/g
Hubungan
grey dengan fad
1
Gy = 100 rd
c. Rem
Daya
perusak dari sinar-sinar radioaktif tidak saja bergantung pada dosis tetapi
juga pada jenis radiasi itu sendiri. Neutron, sebagai contoh, lebih berbahaya
daripada sinar beta dengan dosis dan intensitas yang sama. Rem adalah satuan
dosis setelah memperhitungkan pengaruh radiasi pada mahluk hidup (rem adalah
singkatan dari radiation equiwlen for man).
C. PEMANFAATAN RADIO
ISOTOP DALAM KEHIDUPAN
Pemanfaatan radioisotope semakin luas dalam berbagai bidang.
Secara garis besar, penggunaan radioisotop buatan dibagi menjadi 2 golongan
utama. Yaitu, sebagai perunut (tracer) dan sumber radiasi. Pengunaan
radioisotop sebagai perunut didasarkan pada pengertian bahwa isotop radioaktif
mempunyai sifat kimia yang sama dengan isotop stabil. Jadi suatu isotop
radioaktif melangsungkan reaksi kimia, yang sama seperti isotop stabilnya.
Sedangkan penggunaan radioisotop sebagai sumber radiasi didasarkan pada
kenyataan bahwa radiasi yang dihasilkan zat radioaktif dapat mempengaruhi
materi maupun mahluk hidup. Radiasi dapat digunakan untuk memberi
efek fisis, efek kimia maupun efek biologi.
Prinsip radioisotop sebagai perunut yaitu menambahkan bahan
radioisotop tersebut ke dalam suatu sistem ( baik sistem fisika, kimia, maupun
biologi ). Karena radioisotope tersebut mempunya sifat kimia yang sama dengan
sistem tersebut maka radioisotop yang telah ditambahkan dapat
digunakan untuk menandai suatu senyawa sehingga perubahan senyawa pada sistem
dapat dipantau.
Penggunaannya
dalam berbagai bidang antara lain:
1. Bidang
Kedokteran
Berbagai jenis radio isotop digunakan sebagai perunut untut
mendeteksi (diagnosa) berbagai jenis penyakit misalnya : teknesium (Tc-99),
talium-201(Ti-201), iodine 131(I-131), natrium-24 (Na-24), ksenon-133 (xe-133)
dan besi (Fe-59). Tc-99 yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah akan diserap
terutama oleh jaringan yang rusak pada organ tertentu, seperti
jantung, hati dan paru-paru.
Sebaliknya Ti-201 terutama akan diserap oleh jaringan yang
sehat pada organ jantung. Oleh karena itu, kedua isotop itu
digunakan secara bersama-sama untuk mendeteksi kerusakan jantung. I-131 akan
diserap oleh kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari otak. Oleh
karena itu, I -131 dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar
gondok, hati dan untuk mendeteksi tumor otak.
Larutan garam yang mengandung Na-24 disuntikkan ke dalam
pembuluh darah untuk mendeteksi adanya gangguan peredaran darah misalnya apakah
ada penyumbatan dengan mendeteksi sinar gamma yang dipancarkan isotop Natrium
tersebut. Xe-133 digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru. P-32 untuk
penyakit mata, tumor dan hati. Fe-59 untuk mempelajari pembentukan sel darah
merah. Kadang-kadang, radioisotope yang digunakan untuk diagnosa, juga
digunakan untuk terapi yaitu dengan dosis yang lebih kuat misalnya, I-131 juga
digunakan untuk terapi kanker kelenjar tiroid.
Radioisotop perunut biasanya juga digunakan untuk
mendiagnosis penyakit yang terdapat di dalam organ tubuh. Untuk tujuan
diagnosis, pemeriksaan secara kedokteran nuklir dapat dilakukan
dengan mudah, murah, serta dihasilkan informasi diagnosis yang akurat.
Dari diagnosis ini dapat diperoleh informasi tentang fungsi organ tubuh yang
diperiksa serta gambaran anatominya.
Tes
diagnostik dengan radioisotop dapat digunakan untuk mengetahui :
a. Baik tidaknya fungsi organ tubuh.
b. Proses penyerapan berbagai senyawa
tertentu oleh tubuh.
c. Menentukan lokasi dan ukuran tumor
dalam organ tubuh.
Technicium-99m (99m Tc) merupakan salah satu jenis
radioisotop yang paling banyak digunakan untuk diagnosis. Radioisotop yang
ditemukan oleh Perrier dan Serge pada 1961 ini dipilih karena mempunyai waktu
paro sangat pendek, yaitu enam jam, sehingga dosis radiasi yang
diterima pasien sangat rendah.
2. Bidang lndustri
Untuk
mempelajari pengaruh oli
dan afditif pada mesin selama
mesin bekerja digunakan suatu isotop sebagai perunut, Dalam
hal ini, piston, ring dan komponen lain dari mesin ditandai dengan isotop
radioaktif dari bahan yang sama.
Pemanfaatan
radioisotope dalam bidang industry :
a. Pemeriksaan tanpa merusak.
Radiasi
sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau sambungan
las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini berdasarkan sifat bahwa
semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang
diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah
logam merata atau ada bagian-bagian yang berongga didalamnya. Pada bagian yang
berongga itu film akan lebih hitam.
b. Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan
produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng logam dapat
dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas
radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor
radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal,
maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan berkurang dan mekanisme
alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat
dipertahankan.
c. Pengawetan hahan
Radiasi
juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu, barang-barang
seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat menningkatkan mutu tekstil karena
mengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan
warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman
sehingga dapat disimpan lebih lama.
3. Bidang Hidrologi
Teknik perunut radioisotope dapat digunakan untuk
memperkirakan laju pendangkalan alur pelabuhan. Dengan mengetahui darimana asal
dan gerakan sedimen, kecepatan terjadinya pendangkalan dapat ditekan.
Radioisotop
perunut yang digunakan berupa pasir tiruan, bentuk dan ukurannya menyerupai
pasir yang terdapat pada pelabuhan yang akan diteliti. Radioisotop yang sering
digunakan adalah Iridium-192, Aurum-198, dan Scandium-46.
Setelah radioisotop diinjeksikan ke dasar laut, kemudian
radiasi yang dipancarkan dilacak dengan detector dan responnya akan
dicatat dengan mesin pencatat radiasi (recorder). Pemantauan terhadap
radioisotop yang dilepas ke dasar laut dilakukan beberapa kali dengan jangka
waktu tertentu. Dari hasil pemantauan itu secara kumulatif dapat ditentukan
arah gerakan sedimen, tebal lapisan sedimen, dan kecepatan rata-rata lapisan
sedimen. Data yang diperoleh ini dapat pula digunakan untuk menentukan
pembangunan pelabuhan baru yang sesuai dan tidak memerlukan biaya pengerukan
yang tinggi.
Diantara
manpaat radioisotop dalam bidang hidrologi
a. Mendeteksi Zat Pencemar Dalam Air
Zat
pencemar ditandai dengan radioisotop kemudian melepaskannya di tempat yang
diperkirakan asal pencemaran, maka pengamatan gerakan zat pencemar itu dapat
dilakukan secara terus menerus. Hal ini dapat dipakai untuk menentukan lokasi
pembuangan yang cocok, tidak mencemari daerah yang penting dan dapat
digunakan untuk keperluan lain misalnya untuk kawasan wisata,
daerah hunian, dan lain-lain.
Teknik
perunut radioisotop ini berguna untuk mengetahui asal pencemaran pada suatu
daerah, apakah berasal dari buangan industri atau buangan rumah tangga. Teknik
perunut radioisotope untuk pencemarn lingkungan ini biasanya menggunakan
radioisotop buatan yang dibuat di reaktor nuklir.
b. Menentukan Kebocoran Dam atau
Bendungan
Teknik
perunut radioisotop juga telah dimanfaatkan untuk menentukan kebocoran/
rembesan dan (bendungan). Radioisotop yang digunakan sebagai perunut harus
memenuhi persyaratan tertentu, antara lain: tidak berbahaya bagi manusia atau
mahkluk hidup lain di sekelilingnya, aktivitasnya rendah, waktu paronya pendek,
larut dalam air, tidak diserap oleh tanah atau tubuh bendungan/dam dan oleh
tumbuhan.
Radioisotop
dilepaskan pada tempat tertentu di reservoir (air dam) yang diperkirakan
sebagai tempat terjadinya rembesan/bocoran pada dam/bendungan. Apabila terjadi
kebocoran pada bendungan tersebut, maka air yang telah diinjeksi/dilepas,
radioisotop akan masuk mengikutti arah bocoran.
Dengan
mengikuti/mencacah air yang keluar dari mata air, sumur-sumur pengamat yang
terdapat di daerah downstream, maka akan dapat diketahui adanya
bocoran/rembesan dan arah dari rembesan dam tersebut.
c. Mengetahui Gerakan Air Tanah
Air
tanah selalu bergerak sesuai dengan kondisi geologinya. Data gerakan air tanah
di suatu daerah sangat berguna untuk pembangunan bendungan, pembangunan
instalasi pengolahan limbah dan lain-lain. Untuk mengetahui gerakan air tanah
digunakan metode sumur banyak (multiwell technique).
Perunut
radioisotop diinjeksikan ke dalam sumur yang berada di tengah dan pada lubang
bor yang lain di sekelilingnya, selanjutnya dilakukan pemantauan dengan
detektor radioaktif. Arah gerakan air tanah dapat ditentukan dengan mengetahui
adanya radioaktif pada sumur-sumur bor tersebut. Disamping untuk mengetahui
arah gerakan air tanah,
teknik perunut radioisotop
ini juga dapat
digunakan untuk mengetahui kecepatan air tanah,
permeabilitas dan besaran air tanah lainnya.
d. Mengetahui Karakterisktik Aliran
Cairan di Sumur Minyak
Perunut
radioisotop dapat juga digunakan untuk studi hubungan antar sumur-sumur minyak
untuk mengetahui karakterisktik aliran cairan di sekitar sumur minyak tersebut.
Evaluasi yang akurat tentang karakteristik reservoir minyak pada proyek
Enchanced Oil Recovery, dengan metoda penekanan air menggunakan perunut
radioisotop yang injeksikan ke dalam lubang sumur, kemudian dipantau di setiap
sumur-sumur minyak yang ada. Hasil lain yang diperoleh berupa data gerakan
cairan minyak dan waktu transit antara sumur injeksi dengan sumur produksi.
e. Pengukuran Debit Air Sungai
Penggunaan
metoda perunut radioisotop untuk mengukur debit air sungai terbukt lebih
sederhana dibandingkan metoda dengan alat ukur arus (Current Meter). Keunggulan
metode perunut radioisotope adalah pengukurannya yang lebih cepat dan dalam
keadaan sungai banjir pengukuran tetap dapat dilaksanakan. Dasar metoda perunut
radioisotop adalah pengenceran perunut. Perunut radioisotope dalam jumlah yang
tidak membahayakan dilepaskan di bagian hulu sungai, kemudian dipantau
konsentrasinya di bagian hilir.
f. Melakukan Studi Geothermal
Pemanfaatan
sumber panas bumi untuk keperluan tenaga listrik di negara kita sudah mulai
dikembangkan, contoh Pembangkit Listrik Geothermal Kamojang.
Pemanfaatan
teknologi nuklir khususnya teknik perunut radioisotop telah membantu menentukan
suhu sumber panas dan jumlah cadangan panas dengan jalan menentukan komposisi
isotop alam yang dikandung oleh sumber panas.
4. Bidang
Biologis
a. Mempelajari kesetimbangan dinamis.
b. Mempelajari reaksi pengesteran.
c. Mempelajari mekanisme reaksi
fotosintesis.
5. Bidang Pertanian
Penyakit tumbuhan yang disebabkan jamur merupakan masalah pertanian
yang utama. Upaya mengatasinya adalah pengontrolan penyakit itu secara kimiawi
Penelusuran dengan radioisotop, misalnya dengan sulfur-35, dimungkinkan untuk
mengukur pertumbuhan kimiawi dalam spora-spora tunggal dan mengikuti zat kimia
sekujur tanaman. Orang bisa mempelajari siklus kehidupan mikroorganisme
dan memahami bagaimana suhu dan kelembaban mempengaruhi siklus itu.
Orang juga bias menemukan perubahan kimiawi dalam sel
tanaman yang membuat tanaman itu mudah diserang jamur. Penelusuran radioisotope
dapat menentukan serangga predator yang senang memangsa serangga hama pemakan
tanaman. Hama dibuat radioaktif, dan jejaknya ditemukan dengan detector di
dalam serangga predator.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dewasa ini, reaksi nuklir telah banyak digunakan untuk
tujuan damai (bukan tujuan militer) baik sebagai sumber radiasi maupun
sebagai sumber tenaga dan pemanfaatannya dalam berbagai bidang.
Penggunaannya
dalam berbagai bidang antara lain:
1.
Bidang Kedokteran
Tes diagnostik dengan
radioisotop dapat digunakan untuk mengetahui :
§ Baik tidaknya fungsi organ tubuh.
§ Proses penyerapan berbagai senyawa
tertentu oleh tubuh.
§ Menentukan lokasi dan ukuran tumor
dalam organ tubuh.
2.
Bidang lndustri
§ Pemeriksaan tanpa merusak.
§ Mengontrol ketebalan bahan.
§ Pengawetan bahan.
3. Hidrologi
§ Mendeteksi zat pencemar dalam air.
§ Menentukan kebocoran dalam
bendungan.
§ Mengetahui gerakan air tanah.
§ Mengetahui karakteristik aliran
cairan di sumur minyak.
§ Pengukuran debit air sungai.
§ Melakukan study geothermal.
4. Bidang
biologis
§ Mempelajari kesetimbangan dinamis.
§ Mempelajari reaksi pengesteran.
§ Mempelajari mekanisme reaksi
fotosintesis.
5. Bidang
pertanian
§ Uji efisiensi pemupukan
PENGGUNAAN
RADIOISOTOP DI BERBAGAI BIDANG
No
|
Radioisotop
|
Bidang
|
Kegunaan
|
1
|
I-131
|
Kedokteran
|
Pemeriksaan
fungsi ginjal dan kelenjar gondok/tiroid
|
2
|
I-131
|
Industri
|
Kebocoran
pipa
|
3
|
Co-
60
|
Kedokteran
|
Radioterapi
kanker/ tumor
|
4
|
Co-60
|
Industri
|
Uji
keretaan beton
|
5
|
Co-60
|
Pertanian,biologi
|
Mengawetkan
makanan
|
6
|
C-14
|
Arkeologi
|
Menentukan
umur benda purbakala , fosil
|
7
|
C-14
|
Biologi
|
Mempelajari
mekanisme reaksi fotosintesis
|
8
|
Xe-133
|
Industri
|
Kebocoran
pipa
|
9
|
Xe-133
|
Kedokteran
|
Mendeteksi
penyakit paru-paru
|
10
|
Ar-41
|
Industri
|
Kebocoran
pipa
|
11
|
Na-24
|
Hidrologi
|
Mengukur
debit air
|
12
|
Na-24
|
Kedokteran
|
Mendeteksi
gangguan aliran darah
|
13
|
P-32
|
Pertanian
|
Uji
efisiensi pemupukan
|
14
|
P-32
|
Kedokteran
|
Mendeteksi
penyakit mata,tumor dan hati
|
15
|
Cs-137
|
Industri
|
Kalibrasi
alat-alat industri
|
16
|
Cs-137
|
Pertanian,biologi
|
Mengawetkan
makanan
|
17
|
Cr-51
|
Kedokteran
|
Mempelajari
sirkulasi darah
|
18
|
Cr-51
|
Industri
,Hidrologi
|
Mempelajari
aliran sedimentasi, dan laju pengendapan
|
19
|
Zn-65
|
Industri
|
Uji
homogenitas campuran pada proses industri
|
20
|
Te-99
|
Kedokteran
|
perunut
diantaranya : tiroid, hati, tulang, sel darah ,jantung
|
21
|
Tl-
201
|
Kedokteran
|
Mendeteksi
kerusakan jantung
|
22
|
Fe-59
|
Kedokteran
|
Mempelajari
pembentukan sel darah merah
|
23
|
Sr-85
|
Kedokteran
|
Mendeteksi
Jantung
|
24
|
Se-75
|
Kedokteran
|
Mendeteksi
penyakit pankreas
|
25
|
O-18
|
Kimia
|
Mempelajari
mekanisme reaksi pengESTERan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar