BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dibumi kita ini sangat banyak
unsur-unsur yang sudah dapat ditemukan keberadaannya. Sampai saat ini saja
sudah 112 unsur telah ditemukan oleh para ahli. Banyak sekali terdapat logam-logam, entah dari logam
alkali, logam mulia, sampai logam tanah jarang. Unsur-unsur tersebut memiliki
sifat dan karakteristik yang berbeda-beda yang menyebabkan sulit untuk
mempelajarinya. Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam mempelajari unsur-unsur
tersebut, para ahli telah berupaya untuk mengelompokkan unsur-unsur tersebut
berdasarkan kemiripan sifat dan karakteristik unsure-unsur tersebut.
Berdasarkan pernyataan di atas maka penulis tertarik untuk membuat sebuah
makalah yang berjudul “Unsur Golongan III A dan III B”. Dalam makalah ini
terdapat materi mengenai sejarah unsur golongan III A dan III B dan reaksi
mengenai unsur golongan III A dan III B serta cara pembuatan atau fungsi dari
golongan III A dan III B. Dengan mempelajari makalah ini diharapkan dapat
memberikan kita pengetahuan agar dapat menangani unsur logam atau non logam
yang terdapat dari golongan III A dan III B dengan benar sehingga tidak
membahayakan bagi diri kita.
B.
Rumusan Masalah
1. Dari mana kah asal usul dari
unsur-unsur golongan III A dan III B?
2. Apa saja yang membedakan unsur-unsur
yang terdapat di golongan III A dan III B?
3. Apa saja dampak dari unsur-unsur golongan
III A dan III B dalam kehidupan sehari-hari?
C.
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bu Iis sebagai Guru mata pelajaran Kimia agar
mendalami materi ilmu kimia tentang sistem periodic.
BAB II
PEMBAHASAN
Golongan III A
A.
Asal-usul Tiap Unsur dari Golongan
III A
Unsur-unsur pada golongan III A
mencakup satu unsur non-logam dan empat unsur lainnya yang memiliki sifat
kelogaman yang sama (Miessler, 1991). Unsur-unsur pada golongan III A
menunjukkan perbedaan sifat yang cukup bervariasi. Boron merupakan unsur non-logam,
aluminium merupakan unsur logam namun menunjukkan banyak kemiripan sifat kimia
dengan boron, dan unsur sisanya seluruhnya memiliki karakteristik sebagai unsur
logam (Sharpe, 1992).
Meskipun keadaan oksidasi positif
tiga (+3) merupakan karakteristik utama untuk semua unsur golongan
III A, keadaan positif satu (+1 atau + saja) terdapat
dalam senyawaan semua unsur golongan III A kecuali boron, dan untuk thallium keadaan tersebut merupakan keadaan oksidasi yang stabil.
Faktanya thallium menunjukkan kemiripan dengan banyak unsur lain (alkali tanah,
perak, merkuri, dan timbal ) sehingga disebut duckbill platypus di antara
unsur-unsur lainnya (Sharpe, 1992).
1.
Boron (B)
Ada dua alotrop boron; boron amorfus
adalah serbuk coklat, tetapi boron metalik berwarna hitam. Bentuk metaliknya
keras (9,3 dalam skala Moh) dan konduktor yang buruk dalam suhu kamar. Tidak
pernah ditemukan bebas dalam alam. Unsur ini tidak ditemukan di alam, tetapi
timbul sebagai asam othorboric dan biasanya ditemukan dalam sumber mata air
gunung berapi dan sebagai borates di dalam boron dan colemantie. Ulexite,
mineral boron yang lain dianggap sebagai serat optik alami. Sumber-sumber penting boron adalah rasorite
(kernite) dan tincal (bijih borax). Kedua bijih ini dapat ditemukan di gurun
Mojave. Tincal merupakan sumber penting boron dari Mojave. Deposit borax yang
banyak juga ditemukan di Turkey. Boron
muncul secara alami sebagai campuran isotop 10B sebanyak 19.78% dan isotop 11B
80.22%.
2.
Aluminium (Al)
Aluminium terdapat melimpah dalam
kulit bumi, yaitu sekitar 7,6 %. Dengan
kelimpahan sebesar itu, aluminium merupakan unsur ketiga terbanyak setelah
oksigen dan silikon, serta merupakan unsur logam yang paling melimpah tetapi
tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebas di alam. Mineral aluminium yang
bernilai ekonomis adalah bauksit yang merupakan satu-satunya sumber aluminium.
Bauksit mengandung aluminium dalam bentuk aluminium oksida [Al2O3]
Kriloit digunakan pada peleburan
aluminium, sedangkan tanah liat banyak digunakan untuk membuat batubata,
keramik. Di Indonesia, bauksit banyak ditemukan di pulau Bintan dan di
tayan(Kalimantan Barat). Aluminium (Al) adalah unsur logam yang biasa dijumpai
dalam kerak bumi yang terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Umumnya
juga dalam bentuk aluminium silikat dan campurannya dalam logam lain seperti
natrium, kalium, furum, kalsium & magnesium. Kelimpahan Aluminium dalam
kulit bumi (ppm) sebesar 81,300.
Aluminium ialah logam paling berlimpah.Aluminium (Al) adalah unsur logam
yang biasa dijumpai dlm kerak bumi yang terdapat dalam batuan seperti felspar
dan mika. Umumnya juga dalam bentuk aluminium silikat dan campurannya dalam
logam lain seperti natrium, kalium, furum, kalsium & magnesium. Aluminium murni adalah logam berwarna putih
keperakan dengan banyak karakteristik yang diinginkan.
3. Galium
(Ga)
Galium
terdapat dalam jumlah yg sedikit di alam, yaitu dalam bentuk bauksit, pirit,
magnetit dan kaolin. Biji Galium (Ga) sangat langka tetapi Galium (Ga) terdapat
di logam-logam yang lain. Kelimpahan Galium dalam kulit bumi (ppm) sebesar 15.
Indium tidak pernah ditemukan dalam bentuk logam bebas di alam, tetapi
dalam bentuk sulfida (In2S3) dan dalam bentuk campuran seng, serta biji
tungsten, timah dan besi. Kelimpahan Indium
dalam kulit bumi (ppm) sebesar
0,1. Di alam talium terdapat dalam bentuk batu-batuan dan merupakan
keluarga logam aluminium yang terdapat dalam bentuk gabungan dengan pirit,
campuran seng dan hematit. Kelimpahan Talium dalam kulit bumi (ppm)
sebesar 2.
Galium sering ditemukan sebagai
elemen yang terkandung di dalam diaspore, sphalerite, germanite, bauksit dan
batubara. Analisa debu dari hasil pembakaran batubara pernah menunjukkan
kandungan galium sebanyak 1.5%.
4.
Indium (In)
Indium berasal dari garis terang
indigo pada spektrumnya. Unsur ini ditemukan oleh Reich and Richter, yang
kemudian mengisolasi logam ini. Sampai pada tahun 1924, hanya satu gram yang
tersedia di seluruh dunia dalam bentuk terisolasi. Ketersediaanya mungkin
sebanyak perak, sekitar 4 juta troy ons indium diproduksi di negara-negara
maju. Kanada memproduksi lebih dari 1 juta troy ons setiap tahunnya. Indium adalah logam yang jarang ditemukan,
sangat lembut, berwarna putih keperakan dan stabil di dalam udara dan air
tetapi larut dalam asam. Indium termasuk dalam logam miskin ( logam miskin atau
logam post-transisi adalah unsur logam dari blok p dari tabel periodik, terjadi
antara metalloid dan logam transisi, tetapi kurang dibanding dengan logam
alkali dan logam alkali tanah, titik leleh dan titik didihnya lebih rendah
dibanding dengan logam transisi dan mereka lebih lunak).
Indium ditemukan dalam bijih seng
tertentu. Logam indium dapat menyala dan terbakar. Indium sering diasosiasikan dengan seng dan
dari bahan inilah indium diproduksi secara komersil. Ia juga ditemukan di bijih
besi, timbal dan tembaga.
5.
Thallium (Tl)
Thallium
ditemukan secara spektroskopis oleh Crookes pada tahun 1861. Nama elemen ini
diambil dari garis hijau di spektrumnya. Logam ini berhasil diisolasi oleh
Crookes dan Lamy pada tahun 1862 pada saat yang bersamaan. Thalium adalah unsur
kimia dengan simbol Tl dan mempunyai nomor atom 81. Talium terdapat di
crooksite, lorandite, dan hutchinsonite. Ia juga ada dalam pyrites. Manganes
nodules, ditemukan di dasar samudera juga mengandung talium.
6.
Ununtrium (Uut)
Ununtrium adalah nama sementara dari
unsur kimia dengan simbol Uut dan nomor atom 113 karena belum menerima nama
resmi. Pada tahun 1979 IUPAC menerbitkan rekomendasi yang menurut elemen itu
harus disebut ununtrium (dengan simbol yang sesuai Uut). Ununtrium pertama kali
diciptakan pada tahun 2003 oleh Institut Bersama untuk Penelitian Nuklir di
Dubna , Rusia.
Unsur ini adalah sangat radioaktif
unsur sintetis (elemen yang dapat dibuat di laboratorium namun tidak ditemukan
di alam), yang dikenal isotop yang paling stabil, ununtrium-286, memiliki paruh
dari 20 detik. Dalam tabel periodik , Ununtrium adalah p-blok elemen
transactinide dan anggota dari 7 periode dan ditempatkan di kelompok boron ,
meskipun tidak ada percobaan kimia telah dilakukan untuk mengkonfirmasi bahwa
itu berperilaku sebagai berat homolog ke talium dalam kelompok boron.
Ununtrium dihitung memiliki beberapa
sifat yang mirip dengan homolog yang lebih ringan, boron , aluminium , gallium
, indium , dan talium, meskipun juga harus menunjukkan beberapa perbedaan utama
dari mereka. Tidak seperti semua elemen p-blok lain, bahkan diprediksi akan
menunjukkan beberapa logam transisi karakter.
B.
Perbedaan Tiap Unsur dari Golongan
III A
1 Sifat-sifat Unsur Golongan III A
a)
Sifat Fisika
Unsur
|
B
|
Al
|
Ga
|
In
|
Tl
|
Uut
|
Nomor atom
|
5
|
13
|
31
|
49
|
81
|
113
|
Massa atom
|
10,81
|
26,92
|
69,74
|
114,82
|
204,37
|
-
|
Jari –jari atom (A0)
|
0,80
|
1,25
|
1,24
|
1,50
|
1,55
|
1,70
|
Jari –jari ion (A0)
|
-
|
0,45
|
0,60
|
0,81
|
0,95
|
-
|
Kerapatan (g/cm3)
|
2,54
|
2,70
|
5,90
|
7,30
|
11,85
|
18
|
Titik Leleh (0K)
|
2300
|
932
|
303
|
429
|
577
|
700
|
Titik Didih (0K)
|
4200
|
2720
|
2510
|
2320
|
1740
|
1400
|
Energi ionisasi (I) (kJ/mol)
|
807
|
577
|
579
|
556
|
590
|
704.9
|
Energi ionisasi (II) (kJ/mol)
|
2425
|
1816
|
1979
|
1820
|
1971
|
1775,3
|
Energi ionisasi (III) (kJ/mol)
|
3658
|
2744
|
2962
|
2703
|
2874
|
1871,8
|
Tabel di
bawah menunjukkan bahwa ringkasan beberapa sifat penting dari unsur-unsur
golongan III A. Fakta yang terpenting pada tabel diatas adalah tingginya titik leleh
Boron dan titik leleh Galium yang relatif rendah, peningkatan yang signifikan
pada potensial reduksi dari atas ke bawah dalam satu golongan, tingginya energi
ionisasi dari golongan nonlogam (boron) dan besarnya peningkatan kepadatan dari
atas ke bawah dalam satu golongan.
Dan
fakta selanjutnya adalah bahwa data Unutrium pada tabel diatas adalah prediksi
atau perkiraan dari hasil penemuan ilmuwan Rusia di Dubna ( Joint Institute
untuk Riset Nuklir ), dan ilmuwan Amerika di Lawrence Livermore National Laboratory
pada tahun 2003.
Kecenderungan
sifat logam golongan IIIA:
§ Jari-jari logam cenderung berkurang
dari Ga- Tl, kecuali logam Al
§ Jari-jari ion cenderung meningkat
dari Al – Tl
§ Energi ionisasi pertama unsur
golongan III A cenderung berkurang dari Al – Tl
§ Keelektronegatifan unsur golongan
III A cenderung bertambah dari Al – Tl
§ Titik cair unsur golongan III A
cenderung bertambah dari Ga – Tl, kecuali Al memiliki titik cair yang besar
§ Titik didih unsur golongan III A
cenderung berkurang dari B – Uut
§ Kerapatan unsur golongan III A
cenderung bertambah dari B – Uut
§ Enam isotop berbeda Ununtrium(Uut)
telah dilaporkan dengan massa atom 278 dan 282-286, Enam isotop Uut yang
berbeda ini didapat dari percobaan
melalui peluruhan alfa.
Potensial reduksi negatif menyatakan
bahwa unsur lebih bersifat logam dibandingkan hidrogen. Energi pengionan dari
logam golongan III A hampir sama satu sama lain, kecuali energi hidrasi Al3+ merupakan yang terbesar di antara kation
golongan III A. Hal ini menjelaskan bahwa Al3+ mempunyai potensial
reduksi negatif yang paling besar di antara kation golongan III A dan bahwa Al
adalah logam yang paling aktif.
Sifat menarik dari unsur Ga, In, dan
Tl yang tidak terdapat pada Al adalah kemampuan membentuk ion bermuatan satu.
Kemampuan ini menunjukkan adanya pasangan elektron lembam atau unsur
pasca-peralihan (post-transition). Jadi, sebuah atom Ga dapat kehilangan
elektron pada 4p dan mempertahankan elektron 4s untuk membentuk ion Ga+,
dengan konfigurasi elektron [Ar]3d104s2. Kemungkinan ini
lebih mudah terjadi pada atom yang lebih berat dalam golongan. Dalam
kenyataannya , talium dengan bilangan oksidasi +1 lebih mantap dalam larutan
berair dibanding taliuum dengan bilangan oksidasi +3.
Ukuran ion yang kecil, besarnya
muatan ion, dan tingginya energi ionisasi menyebabkan logam golongan III A
umumnya memiliki sifat kovalen yang tinggi ( ion Al3+ tidak dijumpai
kecuali dalam ALF3 padat). Dalam larutan berair, ion Al3+
berada dalam bentuk ion terhidrat [Al(H2O)63+] atau dalam
bentuk kompleks lainnya. Al sangat stabil terhadap udara, karena membentuk
lapisan oksida pada permukaannya yang digunakan untuk melindungi logam dari
oksidasi lebih lanjut.
b) Sifat
Kimia
v Boron
(B)
Boron adalah unsur golongan III A
dengan nomor atom lima. Boron memiliki sifat diantara logam dan nonlogam
(semimetalik). Boron lebih bersifat semikonduktor daripada sebuah konduktor
logam lainnya. Secara kimia boron berbeda dengan unsur- unsur satu golongannya.
Boron juga merupakan unsur metaloid dan banyak ditemukan dalam bijih borax. Ada
dua alotrop boron; boron amorfus adalah serbuk coklat, tetapi boron metalik
berwarna hitam.
Bentuk metaliknya keras (9,3 dalam
skala Moh) dan konduktor yang buruk dalam suhu kamar. Tidak pernah ditemukan
bebas dalam alam. Ciri-ciri optik unsur ini termasuklah penghantaran cahaya
inframerah. Pada suhu piawai boron adalah pengalir elektrik yang kurang baik,
tetapi merupakan pengalir yang baik pada suhu yang tinggi. Boron merupakan
unsur yang kurang elektron dan mempunyai p-orbital yang kosong. Ia bersifat
elektrofilik. Sebagian boron sering berkelakuan seperti asam Lewis yaitu siap
untuk terikat dengan bahan kaya elektron untuk memenuhi kecenderungan boron
untuk mendapatkan elektron.
Unsur ini tidak ditemukan di alam,
tetapi timbul sebagai asam othorborik dan biasanya ditemukan dalam sumber mata
air gunung berapi dan sebagai borates di dalam boron dan colemantie. Ulexite,
mineral boron yang lain dianggap sebagai serat optik alami. Isotop boron-10
digunakan sebagai kontrol pada reaktor nuklir, sebagai tameng pada radiasi
nuklir dan dalam instrumen-instrumen yang digunakan untuk mendeteksi netron.
Boron nitrida memiliki sifat-sifat yang cemerlang karena ia sekeras berlian,
dapat digunakan sebagai insulator listrik walau dapat menghantar panas seperti
logam. Senyawa ini juga memiliki sifat lubrikasi seperti grafit. Boron hidrida
dapat dengan mudah dioksidasi dan melepaskan banyak energi dan pernah digunakan
sebagai bahan bakar roket. Penawaran terhadap filamen boron juga meningkat karena
bahan ini kuat dan ringan dan digunakan sebagai struktur pesawat
antariksa. Boron mirip dengan karbon
dalam memiliki kapasitas membentuk jaringan molekul dengan ikatan kovalen.
Karbonat, metalloboran, fosfakaboran dan semacamnya terdiri dari ribuan senyawa.
v Aluminium
(Al)
Aluminium tidak beracun (sebagai
logam), nonmagnetik dan tidak memercik. Aluminium sangat lunak dan kurang
keras. Aluminium adalah logam aktif seperti yang ditunjukkan pada harga
potensial reduksinya dan tidak ditemukan dalam bentuk unsur di alam. Tahan
korosi dan tidak beracun maka banyak digunakan untuk alat rumah tangga seperti
panic, wajan, dan lain-lain. Reflektif dalam bentuk aluminium foil digunakan
sebagai pembungkus makanan, obat, dan rokok. Daya hantar listrik dua kali lebih
besar dari Cu maka Al digunakan sebagai kabel tiang. Al sebagai zat reduktor
untuk oksida MnO2 dan Cr2O3.
Berat jenisnya listrik ringan hanya
2,7 gr/cm³, Penghantar listrik dan panas yang baik, mudah di fabrikasi/di
bentuk kekuatannya rendah tetapi pemaduan (alloying) kekuatannya bisa
ditingkatkan. Sifat bahan korosi dari aluminium diperoleh karena terbentuknya
lapisan aluminium oksida [Al2O3] pada permukaan
aluminium. Lapisan ini membuat Al tahan korosi tetapi sekaligus sukar dilas,
karena perbedaan melting point (titik lebur).
Aluminium umumnya melebur pada
temperature ± 600oC dan aluminium oksida melebur pada temperature
2000oC. Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik dan
konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik
menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang
serta tahan korosi.
v Galium
(Ga)
Galium adalah suatu unsur kimia
dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ga dan nomor atom 31. Sebuah logam
miskin yang jarang dan lembut, galium merupakan benda padat yang mudah rapuh
pada suhu rendah namun mencair lebih lambat di atas suhu kamar dan akan melebur
ditangan. Terbentuk dalam jumlah sedikit di dalam bauksit dan bijih seng.
Unsur
ini satu dari empat logam: raksa, cesium dan rubidium yang dapat berbentuk cair
dekat pada suhu ruangan. Oleh karena itu galium dapat digunakan pada termometer
suhu tinggi. Ia memiliki tekanan uap rendah pada suhu tinggi. Ada tendensi yang
kuat untuk galium menjadi super dingin dibawah titik bekunya. Oleh karena itu,
proses seeding diperlukan untuk menginisiasi solidifikasi.
Galium
yang sangat murni bewarna keperakan dan logam ini memuai sebayak 3.1% jika
berubah dari bentuk cair ke bentuk padat. Oleh karena itu, galium tidak boleh
disimpan dalam gelas atau kontainer logam karena ia akan merusak tempatnya jika
galium tersolidifikasi. Elemen ini tidak rentan terhadap serangan asam-asam
mineral.
v Indium
(In)
Indium adalah logam yang jarang
ditemukan, sangat lembut, berwarna putih keperakan dan stabil di dalam udara
dan air tetapi larut dalam asam. Indium termasuk dalam logam miskin ( logam
miskin atau logam post-transisi adalah unsur logam dari blok p dari tabel
periodik, terjadi antara metalloid dan logam transisi, tetapi kurang dibanding
dengan logam alkali dan logam alkali tanah, titik leleh dan titik didihnya
lebih rendah dibanding dengan logam transisi dan mereka lebih lunak). Indium
ditemukan dalam bijih seng tertentu. Logam indium dapat menyala dan terbakar.
v Thallium
(Tl)
Thallium adalah unsur kimia dengan
simbol Tl dan mempunyai nomor atom 81. Thallium adalah logam yang lembut dan
berwarna kelabu dan lunak dan dapat dipotong dengan sebuah pisau. Thallium
termasuk logam miskin. Thallium kelihatannya seperti logam yang berkilauan
tetapi ketika bersentuhan dengan udara, thalium dengan cepat memudar menjadi
warna kelabu kebiru-biruan yang menyerupai timbal. Jika thalium berada di udara
dalam jangka waktu yang lama maka akan terbentuk lapisan oksida pada thallium.
Jika thalium berada di air maka akan terbentuk thalium hidroksida. Oksida akan
terbentuk jika membiarkan talium di udara dan hidrida dapat terbentuk jika
tercampur dengan air. Logam ini sangat lunak dan mudah dibentuk. Ia dapat
dipotong dengan pisau.
v Ununtrium
(Uut)
Laporan pertama ununtrium pada bulan
Agustus 2003 ketika itu diidentifikasi sebagai peluruhan alpha produk elemen
115, ununpentium . Hasil ini dipublikasikan pada tanggal 1 Februari 2004, oleh
tim yang terdiri dari ilmuwan Rusia di Dubna ( Joint Institute untuk Riset
Nuklir ), dan ilmuwan Amerika di Lawrence Livermore National Laboratory.
Am + Ca → Uup +
3 n → Uut + α
The Dubna-Livermore kolaborasi telah
memperkuat klaim mereka untuk penemuan ununtrium dengan melakukan percobaan
kimia pada akhir pembusukan produk 262Db. Dalam percobaan pada bulan
Juni 2004 dan Desember 2005, ini Dubnium isotop berhasil diidentifikasi dengan
mengeluarkan produk peluruhan akhir, mengukur fisi spontan (SF) dan kegiatan
menggunakan teknik identifikasi kimia untuk mengkonfirmasi bahwa mereka
berperilaku seperti kelompok 5 elemen (seperti Dubnium diketahui berada di grup
5 dari tabel periodik, baik paruh maupun modus pembusukan dikonfirmasi untuk
diusulkan 262Db yang memberikan dukungan untuk penugasan dari induk
dan anak inti untuk masing ununpentium dan ununtrium.
Tetapi
ununtrium tidak memiliki isotop stabil (terjadi secara alamiah) dan radioaktif.
Beberapa isotop radioaktif telah disintesis di laboratorium, baik dengan
menggabungkan dua atom ataupun dengan mengamati peluruhan unsur-unsur yang
lebih berat. Enam isotop berbeda ununtrium telah dilaporkan dengan massa atom
278 dan 282-286, 6 isotop Uut berbeda ini didapat dari percobaan melalui peluruhan alfa.
Oleh karena itu, pada tahun 2011,
Working Party Bersama IUPAC / IUPAP (JWP) tidak mengenali dua unsur sebagaimana
yang telah ditemukan karena teori saat ini bisa tidak membedakan antara
kelompok 4 dan kelompok 5 unsur menurut sifat kimia mereka dengan keyakinan
yang memadai, dan identifikasi putri Dubnium isotop adalah faktor yang paling
penting dalam mengkonfirmasikan penemuan ununpentium dan ununtrium.
C.
Reaksi Unsur-Unsur Golongan IIIA
Reaksi-
reaksi yang terjadi pada Golongan III A yaitu sebagai berikut :
1. Boron
§ Reaksi dengan Udara :
4B + 3O2 (g) → 2B2O
§ Reaksi dengan Air :
Boron tidak dapat beraksi dengan air pada kondisi
normal
§ Reaksi dengan Halogen :
2B(s) + 3X2(g) → 2BX3 ;
X = F,Cl,Br,I
§ Reaksi dengan Asam :
Boron tidak bereaksi dengan
pemanasan asam, misalnya asam hidroklorida (HCl) ataupun dengan pemanasan asam
hidroflourida (HF). Boron dalam bentuk serbuk
mengoksidasi dengan lambat ketika ditambahkan dengan asam nitrat.
2. Aluminium
§ Reaksi dengan Udara :
Aluminium adalah logam berwarna
putih keperakan. Permukaan logam aluminium dilapisi dengan lapisan oksida yang
membantunya melindungi logam agar tahan terhadap udara. Jadi, aluminium tidak
bereaksi dengan udara. Jika lapisan oksida rusak, logam aluminium bereaksi
untuk menyerang (bertahan). Aluminium akan terbakar dalam oksigen dengan nyala
api, membentuk aluminium (III) oksida.
4Al (s) + 3O2 (l ) → 2Al2O3
§ Reaksi dengan Air :
Aluminium tidak dapat bereaksi
dengan air, hal ini dikarenakan logam
aluminium juga tidak dapat bereaksi dengan air karena adanya lapisan tipis
oksida.
§ Reaksi aluminium dengan halogen :
Aluminium dapat bereaksi dengan
unsur –unsur halogen seperti iodin (I2), klorin (Cl2),
bromine (Br2), membentuk aluminium halida menjadi aluminium (III)
iodida, aluminium (III) bromida, aluminium (III) klorida.
2Al (s) + 3I2 (l) → Al2I6
(s)
2Al (s) + 3Cl2 (l) → Al2Cl3
2Al (s) + 3Br2 (l) → Al2Br6
§ Reaksi aluminium dengan asam :
o
Logam
aluminium larut dengan asam sulfur membentuk larutan yang mengandung ion Al
(III) bersama dengan gas hidrogen.
2Al (s) + 3H2SO4
(aq) → 2Al3+ (aq) + 2SO42- (aq) + 3H2 (g)
2Al (s) + 6HCl (aq) → 2Al3+
(aq) + 6Cl- (aq) + 3H2 (g)
§ Reaksi aluminium dengan basa :
Aluminium larut dengan natrium
hidroksida.
2Al (s) + 2NaOH (aq) + 6H2O → 2Na+(aq) + 2[Al
(OH)4]- + 3H2 (g)
3. Galium
§ Reaksi galium dengan asam :
Ga2O3 + 6H+
→ 2Ga3+ + 3H2
Ga(OH)3 + 3 H+
→ Ga3+ + 3H2O
§ Reaksi galium dengan basa
Ga2O3 + 2OH-
→ 2 Ga(OH)4-
Ga (OH)3 + OH- → Ga(OH)4-
4. Indium :
§ Reaksi indium dengan udara :
In3+
+ O2 → In2O3
§ Reaksi indium dengan asam :
Indium bereaksi dengan HNO3
15 M
In3+ + 3HNO3
→ In(NO3)3 + 3H+
Indium juga bereaksi dengan HCl 6M
In3+ + 3HCl → InCl3
+ 3H+
5. Talium
§ Reaksi talium dengan udara :
Talium bereaksi dengan oksida mirip
dengan Galium, namun Talium hanya menghasilkan TI2O3
yang berwarna hitam cokelat yang terdekomposisi menjadi Tl2O pada suhu 100oC
2 Tl (s) + O2 (g)
→ Tl2O
§ Reaksi Talium dengan
air :
Talium
kelihatannya tidak bereaksi dengan air. Logam talium memudar dengan lambat dalam air basah atau larut
dalam air menghasilkan racun thalium (I) hidroksida
2 Tl (s) +
2H2O (l) → 2 TlOH (aq) + H2 (g)
§ Reaksi Talium dengan
halogen :
Logam talium
bereaksi dengan hebat dengan unsur-unsur halogen seperti flourin (F2),
klorin (Cl2), dan bromin (Br2) membentuk thalium (III) flourida,
thalium (III) klorida, dan thalium (III) bromida. Semua senyawa ini bersifat
racun.
2Tl (s) + 3F2
(g) → 2TiF3 (s)
2Tl (s) + 3Cl2 (g) →
2TiCl3 (s)
2Tl (s) +
3Br2 (g) → 2TiBr3 (s)
§ Reaksi talium
dengan asam
Talium larut
dengan lambat pada asam sulfat atau asam klorida (HCl) karena racun garam
talium yang dihasilkan tidak larut.
G.
Manfaat
Unsur-Unsur Golongan IIIA
Berikut
ini adalah manfaat unsure-unsur golongan IIIA :
1. Boron
Boron yang tidak murni digunakan
pada pertunjukan kembang api untuk memberikan warna hijau dan dalam roket
sebagai pemicu. Na2B4O75H2O.
Pentrahidra ini digunakan dalam jumlah yang banyak dalam pembuatan serat gelas
yang dijadikan insulasi (insulation fiberglass) dan pemutih sodium
perborat (sodium perborate bleach). Asam borik digunakan dalam produk
tekstil. Senyawa-senyawa boron lainnya digunakan dalam pembuatan kaca
borosilica, dan dalam penyembuhan arthritis. Isotop boron-10 digunakan sebagai
kontrol pada reaktor nuklir, sebagai tameng pada radiasi nuklir dan dalam
instrumen-instrumen yang digunakan untuk mendeteksi netron.
Boron nitrida memiliki sifat-sifat
yang cemerlang karena ia sekeras berlian, dapat digunakan sebagai insulator
listrik walau dapat menghantar panas seperti logam. Senyawa ini juga memiliki
sifat lubrikasi seperti grafit. Boron hidrida dapat dengan mudah dioksidasi dan
melepaskan banyak energi dan pernah digunakan sebagai bahan bakar roket.
Permintaan filamen boron juga meningkat karena bahan ini kuat dan ringan dan
digunakan sebagai struktur pesawat antariksa.
2. Aluminium
Berikut
ini adalah kegunaan logam aluminium :
§ Dalam bidang rumah tangga, aluminium
banyak digunakan sebagai peralatan dapur, bahan konstruksi bangunan dan ribuan
aplikasi lainnya dimanan logam yangmudah dibuat, kuat dan ringan diperlukan.
§ Walau konduktivitas listriknya hanya
60% dari tembaga, tetapi ia digunakansebagai bahan transmisi karena ringan.
§ Campuran logam aluminium dengan
tembaga, magnesium, silikon,mangan, dan unsur-unsur lainnya untuk membentuk
sifat-sifat yang membuataluminium dapat dijadikan sebagai bahan penting dalam
konstruksi pesawatmodern dan roket. Sebagai pelapis pelindung logam lainnya,
logam ini jika diuapkan di vakummembentuk lapisan yang memiliki reflektivitas
tinggi untuk cahaya yang tampakdan radiasi panas. Lapisan ini menjaga logam
dibawahnya proses oksidasisehingga tidak menurunkan nilai logam
yang dilapisi. Lapisan ini digunakan untukmemproteksi kaca teleskop dan
kegunaan lainnya.
§ Pada sektor industri makanan, sifat
aluminium yang lunak, ringan dan mudahdibentuk dimanfaatkan sebagai kemasan
berbagai produk makanan.
§ Di sektor pembangunan perumahan,
aluminium biasa digunakan utuk kusenpintu dan jendela.
3. Galium
Berikut
ini adalah kegunaan logam galiium :
§ semikonduktor, terutama dalam bioda
pemancar cahaya
§ menjadi alloy
4. Indium
Berikut
ini adalah kegunaan logam Indium :
§ Untuk industri layar datar (flat
monitor).
§ Sebagai campuran logam.
§ Sebagai batang control dalam reactor
atom.
§ Senyawa Indium (In) tertentu
§ Merupakan bahan semikonduktor yang
mempunyai karakteristik unik.
5. Thallium
Berikut
ini adalah kegunaan logam Thallium :
§ Beberapa jenis reaksi gelombang
dimanfaatkan dalam system komunikasi militer.
§ Talium sulfat, yang tak berwarna,
tak berasa, dan sangat beracun sebagai obat pembasmi hama.
§ Talium yang dihasilkan dari kristal
natrium iodida dalam tabung photomultiplier digunakan pada alat pendeteksi
radiasi sinar gamma.
§ Kristal talium bromoiodide untuk
memancarkan radiasi inframerah dan kristal talium oksisulfida untuk mendeteksi
campuran talium dengan raksa membentuk cairan logam yang membeku, pada suhu
-60 0C digunakan untuk membuat thermometer suhu rendah dan
RELAY.
§ Dipakai dalam pembuatan roket dan
kembang api.
6. Ununtrium
Disni kami tidak bisa menjelaskan
kegunaan unsur ini karena unsur ini juga relatif tidak stabil terjadi secara
alami dan sifat dari unsure ini juga masih dalam prediksi.
Golongan III B
A.
Asal-usul Tiap Unsur dari Golongan
III B
Sesuai namanya, unsur-unsur ini
jarang ditemukan di bumi. Jika ditemukan selalu dalam jumlah yang sangat kecil.
Kelompok logam ini pertama kali ditemukan pada tahun 1787 oleh seorang letnan
angkatan bersenjata Swedia bernama Karl Axel Arrhenius. Ia mengumpulkan mineral
hitam ytteribite dari penambangan feldspar dan quartzkuarsa di dekat Desa Ytterby,
Swedia. Kemudian, mineral ini berhasil dipisahkan oleh J. Gadoli pada tahun
1794, dengan memperoleh mineral Ytterbite. Selanjutnya, nama mineral tersebut
diganti menjadi Gadolinite(cotton,2009).
Penemuan unsur baru ini, tentunya
memicu penelitian yang membuahkan penemuan unsur-unsur logam tanah jarang lain.
Pada tahun 1804 Klaproth dan rekan-rekannya menemukan ceria yang merupakan
bentuk oksida dari Cerium. Pada tahun 1828, Belzerius memperoleh mineral thoria
dari mineral thorite. Pada tahun 1842, Mosander memisahkan senyawa bernama
yetria menjadi tiga macam unsur melalui pengendapan fraksional menggunakan asam
oksalat dan hidroksida. Unsur tersebut adalah Yttria, Terbia dan Erbia. Pada
tahun 1878, berkat petunjuk M. Delafontaine, Boisbaudran mampu memperoleh
samarium. Pada tahun 1885, Welsbach memisahkan praseodymium dan neodymium yang
terdapat pada samarium. Pada tahun 1886, Boisbaudran memperoleh gadolinium dari
mineral Ytterbia yang diperoleh J.C.G de Marignac tahun 1880. Pada tahun 1907,
dari Ytterbia yang diperoleh Marignac, L. de Boisbaudran mampu memisahkan
senyawa tersebut menjadi Neoytterium dan Lutecium. P.T. Cleve mampu memisahkan
tiga unsur dari erbia dan terbia yang dimiliki Marignac. Ia memperoleh Erbium,
Holminium dan Thulium. L. De Boisbaudran, mampu memperoleh unsur lain bernama
Dysporsia.
Golongan III B ini memliki sebutan
logam tanah jarang karena jarang tidak ditemukan berupa unsur bebas dalam
lapisan kerak bumi (earth’s crust). Namun ia berbentuk paduan membentuk senyawa
kompleks. Sehingga logam tanah jarang harus dipisahkan terlebih dahulu dari
senyawa kompleks tersebut(cotton,2009).
Secara umum, rare earth ditemukan
dalam bentuk senyawa kompleks phospat dan karbonat. Di bawah ini adalah
beberapa contoh mineral logam tanah jarang yang ditemukan di alam :
§ Bastnaesite (CeFCO3).
Merupakan sebuah fluoro-carbonate cerium yang mengandung 60-70% Oksida logam
tanah jarang seperti Lanthanum and Neodymium. Mineral bastnaesite merupakan
sumber logam tanah jarang yang utama di dunia. Bastnaesite ditemukan dalam
batuan cabonatite, dolomite breccia, pegmatite dan amphibole skarn.
§ Monazite ((Ce,La,Y,Th)PO3)
Merupakan senyawa phospat logam tanah jarang yang mengandung 50-70% Oksida LTJ.
Monasite diambil dari mineral pasir berat yang merupakan hasil samping dari
senyawa logam berat lain. Monasite memiliki kandungan thorium yang cukup
tinggi. Sehingga mineral tersebut memiliki sifat radioaktif.
§ Xenotime (YPO4) merupakan
senyawa yttrium phosphat yang mengandung 54-65% logam tanah jarang termasuk
erbium, cerium dan thorium. Xenotipe juga merupakan mineral yang di temukan
dalam mineral pasir berat seperti pegmatite dan batuan leleh (igneous rocks)
§ Zircon, merupakan senyawa a
zirconium silicate yang didalamnya ditemukan thorium, yetrium dan cerium.
Dalam memperoleh mineral diatas,
tidak bisa didapatkan dengan mudah karena jumlah mineral tersebut sangat
terbatas. Terlebih lagi, mineral diatas tidak terpisah sendiri,tetapi ia
tercampur dengan mineral lain. Seperti contohnya pada kepulauan bangka
Belitung, mineral ini merupakan hasil samping dari penambangan timah. Sehingga
sebelum memperoleh mineral di atas, maka diperlukan proses pemisahan terlebih
dahulu.
Mineral-mineral yang mendominasi
dalam senyawa logam tanah jarang diatas adalah Lanthanum, Cerium, Neodymium.
Sehingga mineral ini, menjadi ekonomis untuk dilakukan proses ekstraksi.
Sehingga pemanfaatan ketiga mineral ini, sangat tinggi dibanding mineral logam
tanah jarang lainnya(cotton,2009).
v Skandium
(Sc)
Skandium
berasal dari bahasa Latin yakni “scandia”
atau “Scandinavia”. Mendeleev telah memprediksi keberadaan unsur
ekaboron berdasarkan prinsip sistim periodik yang ditemukannya. Unsur ini
diperkirakan memiliki berat atom antara 40 (kalsium) dan 48 (titanium). Elemen
skandium ditemukan oleh Nilson pada tahun 1878 di dalam mineral-mineral
euxenite dan gadolinite, yang belum pernah ditemukan dimanapun kecuali di
Skandinavia.Dengan memproses 10 kg euxenite dan hasil sampingan mineral-mineral
langka lainnya, Nilson berhasil memproduksi 2 gram skandium oksida murni.
Ilmuwan-ilmuwan berikutnya kemudian menunjukkan bahwa skandium yang ditemukan
Nilson sama dengan ekaboronnya Mendeleev(annonimous).
Skandium ternyata lebih banyak
ditemukan di matahari dan beberapa bintang lainnya (terbanyak ke-23) dibandingkan
di bumi (terbanyak ke-50). Elemen ini tersebar banyak di bumi, terkandung dalam
jumlah yang sedikit di dalam banyak mineral (sekitar 800an spesies mineral).
Warna biru pada beryl (satu jenis makhluk hidup laut) disebutkan karena
mengandung skandium. Ia juga terkandung sebagai komponen utama mineral
thortveitite yang terdapat di Skandinavia dan Malagasi. Unsur ini juga
ditemukan dalam hasil sampingan setelah ekstrasi tungsten dari Zinwald
wolframite dan di dalam wiikite dan bazzite(annonimous).
Kebanyakan skandium sekarang ini
diambil dari throtvitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi pemurnian
uranium. Skandium metal pertama kali diproses pada tahun 1937 oleh Fischer,
Brunger dan Grienelaus yang mengelektrolisis cairan eutectic kalium, litium dan
skandium klorida pata suhu 700oC dan 800o C. Kabel
tungsten dan genangan seng cair digunakan sebagai elektroda dalam graphite
crucible. Skandium muruni sekarang ini diproduksi dengan cara mereduksi
skandium florida dengan kalsium metal( paul,2008).
v Yttrium
(Y)
Yttrium merupakan unsur golongan
IIIB yang berada pada periode 5. Yttrium termasuk dalam logam transisi. Yttrium
ditemukan oleh peneliti dari Finlandia bernama Johan Gadolin tahun 1794 dan
diisolasi oleh Friedrich Wohler tahun 1828 berupa ekstrak tidak murni yttria
dari reduksi yttrium klorida anhidrat (YCl3) dengan potassium.
Yttria (YCl3) adalah
oksida dari yttrium dan ditemukan oleh Johan Gadolin tahun 1794 dalam mineral
gadolinite dari Yttreby, Swedia. Tahun 1843 seorang ahli kimia Swedia Carl
Mosander dapat menunjukkan bahwa yttria dapat terbagi menjadi oksida-oksida
dalam tiga unsur yang berbeda disebut Yttria. Penambangan yang terletak di
dekat desa Ytterby yang menghasilkan beberapa mineral antara lain erbium,
terbium, ytterbium, dan yttrium memiliki nama yang sama dengan desa tersebut.
Carl Mosander member nama senyawa
ini dengan nama Yttrium karena untuk menghormati kota Ytterby di Swedia.
Senyawa ini ditemukan pada barang tambang yang jarang ditemukan di bumi atau
dengan kata lain Elemen ini diperoleh di hampir semua mineral tanah jarang
(termasuk monazite, xenotime, yttria [Y2O3)] dan dalam
bijih uranium tapi tidak pernah ditemukan di alam sebagai element
bebas(paul,2008).
v Lanthanum
(La)
Lanthanum
adalah unsur kimia dengan simbol La dan nomor atom 57. Lanthanum adalah unsur
logam berwarna putih perak yang dimiliki oleh kelompok 3 dari tabel periodik
dan merupakan lantanida . Lanthanum merupakan logam lunak, ulet, dan lembut
yang mengoksidasi cepat ketika terkena udara. Hal ini dihasilkan dari mineral
monasit dan bastnäsite menggunakan multistage proses ekstraksi kompleks.
Senyawa lanthanum memiliki banyak
aplikasi sebagai katalis, aditif dalam kaca, pencahayaan karbon untuk
pencahayaan studio dan proyeksi, elemen pengapian dalam korek api dan obor,
katoda elektron,scintillators,dan lain-lain. Lanthanum karbonat [La2(CO3)3]
telah disetujui sebagai pengobatan terhadap gagal ginjal.
Seorang ilmuwan kimia dari Swedia,
Carl Gustav Mosander yang merupakan kimiawan hebat dengan julukan “father
moses” pada tahun 1893 telah menemukan unsur baru dalam bentuk sampel impuritif
cerium nitrat. Lanthanum ditemukan oleh ahli kimia dari Swedia ini ketika dia
mengubah komposisi sampel cerium nitrat dengan memanaskan dan mereaksikan
garamnya dengan mencairkan asam nitrat. Dari hasil reaksi tersebut lalu
mengisolasinya yang disebut lantana. Lanthanum diisolasi dalam bentuk murni
tahun 1923.
Kemudian dia memberi nama dengan
“Lanthana” yang berarti “tersembunyi”. Mineral tersebut sekarang dikenal dengan
sebagai Lanthanum oksida [La2O3], logam murninya
tidak/belum dapat diisolasi hingga mencapai tahun 1923.
Lanthanum adalah unsur pertama dalam
satu seri unsur-unsur yang disebut dengan “Lanthanida”.yang sering disebut
dengan gol “rare earth” atau mineral langka. Y dan La hampir selalu tergabung
dengan golongan Lanthanida. La berwarna putih silver, lunak, dan cukup mudah
diiris dengan pisau biasa. Seluruh logam dalam golongan IIIB mudah timbul
bercak noda jika dalam udara, dan mudah terbakar seperti [La2O3].
Pemisahannya dioperasikan secara
komersial meliputi pengendapan dari basa lemah larutan nitrat dengan penambahan
magnesium oksida atau gas ammonia. Pemurnian lanthanium tetap pada kondisi
larutan. Cara lain kristalisasi fraksional dibuat oleh Dimitry Mendeleev, dalam
bentuk ganda ammonium nitrat tetrahidrat, yang digunakan untuk memisahkan
lanthanum yang memiliki kelarutan kecil dari didymium yang memiliki kelarutan
lebih besar di tahun 1870. Sistem tersebut digunakan secara komersial dalam
proses pemurnian lanthanum sampai perkembangan metode ekstraksi pelarut yang
dimulai tahun 1950. Seperti pada pemurnian lanthanum, ammonium nitrat
direkristalisaikan dari air. Lanthanum relatif mudah dimurnikan, sejak hanya
terdapat satu lantanida yang berdekatan yaitu cerium yang sangat mudah lepas
sesuai dengan ikatan valensinya
v Aktinium
(Ac)
Aktinium
(diucapkan / æktɪniəm
/ ak-TIN-nee-əm ) adalah radioaktif unsur kimia dengan lambang Ac dan nomor
atom 89, yang ditemukan pada tahun 1899. Aktinium merupakan unsur dari kelompok
Aktinida, sekelompok dari 15 elemen yang sama antara aktinium dan lawrencium
dalam tabel periodik. Aktinium, dinamai aktinos dari bahasa Yunani. Aktinium
juga merupakan logam radioaktif langka yang terpancar dalam gelap. Isotop
aktinium yang paling lama hidup (Ac-227) memiliki paruh 21,8 tahun. Unsur ini
diperoleh sebagai kotoran dalam bijih-bijih uranium, sebuah bijih ditambang
untuk konten uranium. Sepersepuluh dari satu gram aktinium dapat dipulihkan
dari 1 ton bijih-bijih uranium.
Aktinium ditemukan pada tahun 1899
oleh Andre-Louis Debierne seorang ahli kimia Prancis yang memisahkan aktinium
dari campurannya. Aktinium dipisahkan dari bijih-bijih uranium, pada tahun 1899
dijelaskan bahwa aktinium mirip dengan titanium dan pada tahun 1900 dijelaskan
bahwa aktinium mirip dengan torium. Kemudian Friedrich Oskar Giesel menemukan
aktinium secara bebas tahun 1902 sebagai substansi yang mirip dengan lantanum
dan menyebutnya "emanium" pada tahun 1904. Setelah perbandingan zat
pada tahun 1904, nama Debierne dipertahankan karena itu senioritas. Sifat kimia
aktinium mirip dengan lanthanum. Kata aktinium berasal dari Yunani, “akti,
aktinos” yang berarti sinar. Karena aktinium adalah unsur radioaktif yang dapat
bercahaya dalam ruangan gelap, yang disebabkan oleh intensitas
keradioaktifannya yang berwarna biru.
Aktinium ditemukan dalam jumlah
sedukit dalam bijih uranium tetapi lebih banyak dibuat dalam satuan mg dengan
cara penyinaran neutron terhadap 226 Ra dalam reactor nuklir. Logam aktinium
dibuat dengan cara reduksi aktinium florida dengan uap lithium pada suhu
1100-1300ºC.
B.
Sifat-sifat Unsur Golongan III B
1. Sifat Fisika
Tabel di bawah menunjukkan bahwa
ringkasan beberapa sifat penting dari unsur-unsur golongan III B. Fakta yang
terpenting pada tabel diatas adalah tingginya titik leleh skandium dan titik
leleh aktinium yang relatif rendah, peningkatan yang signifikan pada potensial
reduksi dari atas ke bawah dalam satu golongan, dan besarnya peningkatan
kepadatan dari atas ke bawah dalam satu golongan.
Kecenderungan
sifat III B :
§ Skandium adalah logam perak-putih
yang berubah warna menjadi kekuningan atau kemerahjambuan jika diekspos dengan
udara. Elemen ini lunak dan lebih menyerupai itrium dan metal-metal langka
lainnya ketimbang aluminium atau titanium. Ia ringan dan memiliki titik didih
yang lebih tinggi daripada aluminium, menjadikannya bahan yang sangat diminati
oleh perangcang pesawat antariksa. Skandium tidak terserang dengan campuran 1:1
HNO3 dan 48% HF.
§ Itrium bersinar logam keperakan dan
cukup stabil di udara. Itrium yang dipotong sangat kecil dan halus sangat tidak
stabil di udara.
§ Lantanium merupakan logam putih keperak-perakan,
mudah dibentuk, kuat tetapi cukup lunak untuk dipotong dengan pisau. Ia
merupakan salah satu logam rare-earth
yang sangat reaktif. Ia mengoksida dengan cepat jika diekspos ke udara. Air
dingin menyerang lantanium secara pelan-pelan, sedangkan air panas dengan
sangat cepat. Logam ini bereaksi secara langsung dengan karbon, nitrogen,
boron, selenium, silikon, fosfor, belerang dan halogen. Pada suhu 310 derajat
Celcius, struktur lantanium berubah dari hexagonal menjadi face-centered cubic. Pada suhu 865 C, strukturnya berubah lagi
menjadi body-centered.
§ Sifat aktinium sangat serupa dengan rare-earths, terutama lantanium.
Unsur
|
Sc
|
Y
|
La
|
Ac
|
Nomor atom
|
21
|
39
|
57
|
89
|
Massa atom
|
44,96
|
88,91
|
138,90
|
227,03
|
Jari –jari atom (A0)
|
1,79
|
1,80
|
1,88
|
1,95
|
Kerapatan (g/cm3)
|
3
|
4,5
|
6.17
|
10
|
Titik Leleh (0K)
|
1812,2
|
1799
|
1193,2
|
1323,2
|
Titik Didih (0K)
|
3021
|
3609
|
3693
|
2743
|
Energiionisasi (I)
(kJ/mol)
|
631
|
615,6
|
5381
|
499
|
Energi ionisasi (II) (kJ/mol)
|
1235
|
1181
|
1067
|
1170
|
Energi ionisasi (III) (kJ/mol)
|
2389
|
1979,9
|
1850
|
-
|
2. Sifat Kimia dan Reaksi Unsurnya
Skandium
o
Reaksi
dengan air :
Ketika dipanaskan maka Skandium akan
larut dalam air membentuk larutan yang terdiri dari ion Sc (III) dan gas
hidrogen
2Sc (s) + 6H2O (aq) → 2Sc3+ (aq) + 6OH- (aq)
+ 3H2 (g)
o
Reaksi
dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka
akan membentuk scandium (III)oksida
4Sc (s) + 3O2 (g)
→ 2Sc2O3 (s)
o
Reaksi
dengan halogen
2Sc (s) + 3F2 (g) → 2ScF3 (s)
2Sc (s) + 3Cl2 (g) → 2ScCl3 (s)
2Sc (s) + 3Br2 (l) → 2ScBr3 (s)
2Sc (s) + 3I2 (s)
→ 2ScI3 (s)
o
Reaksi
dengan asam
Skandium mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk
larutan yang mengandung ion Sc (III) dan gas hidrogen
Sc(s)
+ 6HCl(aq) → 2Sc3+(aq) + 6Cl-(aq)
+ 3H2(g)
Salah satu bentuk senyawa yang ditemukan dalam unsure Skandium
adalah Skandium Clorida (ScCl3),
Logam juga dapat diperoleh melalui proses elektrolisis dengan reaksi sebagai
berikut : 2Sc (s) + 3 Cl3 (g) → 2ScCl3 (s)
elektrolisa
ini berasal dari leburan dari potassium, lithium, scandium klorida pada suhu
700-800 0C. Penelitian ini dilakukan oleh Fischer, Brunger, Grieneisen.
Yttrium
o
Reaksi
dengan air
Ketika
dipanaskan maka logam Yttrium akan larut dalam air membentuk larutan yang
terdiri dari ion Y (III) dan gas
hydrogen
2Y
(s) + 6H2O (aq) → 2Y3+ (aq) + 6OH- (aq) + 3H2
(g)
o
Reaksi
dengan oksigen
Pada
reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk Yttrium
(III)oksida
4Y
(s) + 3O2 (g) → 2Y2O3 (s)
o
Reaksi
dengan halogen
Itrium
sangat reaktif ketika bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk trihalida
2Y
(s) + 3F2(g) → 2YF3 (s)
2Y
(s) + 3Cl2(g) → 2YCl3 (s)
2Y
(s) + 3Br2(g) → 2YBr3 (s)
2Y
(s) + 3I2(g) → 2YI3 (s)
o
Reaksi
dengan asam
Yttrium
mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk larutan yang mengandung ion Y
(III) dan gas hydrogen
2Y
(s) + 6HCl (aq) → 2Y3+ (aq) + 6Cl- (aq) + 3H2 (g)
Logam itrium tersedia secara komersial
sehingga tidak perlu untuk membuatnya di laboratorium. Itrium ditemukan dalam
mineral lathanoid dan ekstraksi itrium dan logam lanthanoid dari bijih sangat
kompleks. Logam ini merupakan garam
ekstrak dari bijih oleh ekstraksi dengan asam sulfat (H2SO4),
asam klorida (HCl), dan sodium hidroksida (NaOH). Teknik modern untuk pemurnian
campuran garam lanthanoid tersebut melibatkan teknik kompleksasi selektif,
ekstraksi pelarut, dan kromatografi pertukaran ion. Itrium Murni tersedia
melalui reduksi YF3 dengan logam kalsium.
2YF3 + 3Ca → 2Y + 3CaF2
Yttria (oksida
itrium, Y2O3), ditemukan oleh Johann Gadolin pada 1794
dalam sebuah mineral disebut gadolinite dari Ytterby. Ytterby adalah situs dari
sebuah tambang di Swedia yang berisi banyak mineral yang tidak biasa mengandung
erbium, Terbium, dan Iterbium serta yttrium. Friedrich Wohler menyebutkan
elemen murni yang diperoleh pada tahun 1828 oleh reduksi klorida anhidrat (YCl
3) dengan kalium.
Senyawa Yttrium biasanya ditemukan dalam bentuk senyawa
§ Yttrium Allumunium garnet [Y3Al15O12]
§ Yttrium(III)Oksida [Y2O3]
Bagian ini
berisi daftar beberapa senyawa biner dengan halogen (dikenal sebagai halida),
oksigen (dikenal sebagai oksida), hidrogen (dikenal sebagai hidrida), dan
beberapa senyawa lainnya yttrium. Untuk setiap senyawa, sebuah bilangan
oksidasi formal untuk yttrium diberikan, tetapi kegunaan nomor ini terbatas
untuk-blok elemen p pada khususnya. Berdasarkan bilangan oksidasi, suatu
konfigurasi elektron juga diberikan tetapi dicatat bahwa untuk komponen lain,
ini dilihat sebagai pedoman saja. Istilah hidrida digunakan dalam pengertian
generik untuk menunjukkan jenis senyawa M x H y dan tidak dibutuhkan untuk
menunjukkan bahwa setiap senyawa kimia yang tercantum berperilaku sebagai
hidrida. Dalam senyawa dari itrium, biasanya bilangan oksidasi sebagian besar yttrium
adalah: 3.
Hidrida
Istilah
hidrida digunakan dalam pengertian generik untuk menunjukkan jenis senyawa M x
H y dan tidak dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa setiap senyawa kimia yang
tercantum berperilaku sebagai hidrida.
§ Itrium dihidrida : YH2
§ Itrium trihydride : YH3
Fluorida , Klorida , Bromida, Iodida
Itrium
sangat reaktif terhadap halogen ; fluorin, F2 ; klorin, Cl2
; bromin, Br2 ; dan yodium, I2, untuk membentuk yttrium
trihalides (III) fluoride, YF3 ; yttrium (III) klorida, YCl3 ; yttrium (III) bromida, YBr3 ;
dan yttrium (III) iodida, YI3.
§ 2Y(s) + 3F2 (g) → 2YF3
(s) (Itrium triflourida
: YF3)
§ 2Y(s) + 3Cl2 (g) → 2YCl3
(s) (Itrium triklorida :
YCl3)
§ 2Y(s) + 3Br2 (g) → 2YBr3
(s) (Itrium tribromide : YBr3)
§ 2Y(s) + 3I2 (g) → 2YI3
(s) (Itrium triiodide :
YI3)
Lanthanum
o
Reaksi
dengan air
2La (s) +
6H2O (g) → 2La(OH)3 (aq) + 3H2 (g)
o
Reaksi
dengan oksigen
Pada
reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk Lanthana
(III) oksida.
4La (s) +
3O2 (g) → 2La2O3 (s)
o
Reaksi
dengan halogen
Logam
lanthanum bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk lanthana ( III) halida
2La(s) +
3F2(g) à 2LaF(s)
2La(s) +
3Cl2(g) à 2LaCl(s)
2La(s) +
3Br2(g) à2LaBr(s)
2La(s) +
3I2(g) à 2LaI(s)
o
Lanthanum
mudah terbakar pada 150° C untuk membentuk lanthanum (III) oksida :
o
4La
+ 3 O2 → 2La2O3 + 4La + 3O2 → 2LaO2
o
Namun,
saat terkena udara lembab pada suhu kamar, oksida lanthanum membentuk oksida
terhidrasi dengan meningkatkan volume besar. Lanthanum cukup elektropositif dan
bereaksi lambat dengan air dingin dan cukup cepat dengan air panas untuk
membentuk hidroksida lanthanum:
o
2La
(s) + 6H2O (l) → 2La(OH)3 (aq) + 3H2 (g) + 2La (s) + 6H2O
(l) → 2La(OH)3 (aq) + 3H2 (g).
o
Lanthanum
mudah larut dalam cairan asam sulfat untuk membentuk solusi yang berisi La
(III) ion, yang ada sebagai [La (OH2)9] 3 + kompleks
o
2La
(s) + 3H2SO4 (aq) → 2La3+ (aq) + 3SO42-
(aq) + 3H2 (g) + 2La (s) + 3H2SO4 (aq) →
2La3 + (aq) + 3SO42- (aq) + 3H2 (g)
Aktinium
o
Reaksi
dengan oksigen
Aktinium
mudah terbakar membentuk aktinium (III) oksida
4Ac (s) +
3O2 (g) → 2Ac2O3 (s)
o
Senyawa
Aktinium. Misalnya ACF3, AcCl3, AcBr3, AcOF,
AcOCl, AcOBr, Ac2S3, Ac2O, dan AcPO3.
C.
Manfaat
Unsur-Unsur Golongan III B
Skandium :
§ Skandium
Clorida (ScCl3), dimana senyawa ini dapat ditemukan dalam lampu halide, serat
optic, keramik elektrolit dan laser.
§ Aplikasi utama
dari unsur scandium dalah sebagai alloy alumunium- skandium yang dimanfaatkan dalam industri
aerospace dan untuk perlengkapan olahraga (sepeda, baseball bats) yang
mempunyai kualitas yang tinggi.
§ Aplikasi yang
lain adalah pengunaan scandium iodida untuk lampu yang memberikan intensitas
yang tinggi. Sc2O3 digunakan sebagai katalis dalam
pembuatan Aseton
§ Skandium tidak
beracun, namun perlu berhati-hati karena beberapa senyawa scandium mungkin
bersifat karsinogenik pada manusia selain itu dapat menyebabkan kerusakan pada
liver jika terakumulasi dalam tubuh. Bersama dengan hewan air, Sc dapat
menyebabkan kerusakan pada membran sel, sehingga memberikan pengaruh negatif
pada reproduksi dan sistem syaraf. Sc dapat mencemari lingkungan, terutama dari
industri petroleum dan dari pembuangan perabot rumah tangga. Sc secara
terus-menerus terakumulasi di dalam tanah, hal ini akan memicu
terkonsentrasinya di dalam tubuh manusia dan hewan.
Yttrium :
§ Yttrium
Allumunium garnet Y3All5O12 senyawa ini
digunakan sebagai laser selain itu untuk
perhiasan yaitu stimulan pada berlian.
§ Yttrium(III)Oksida
Y2O3 senyawa ini digunakan untuk membuat YVO4
( Eu + Y2O3) dimana phosphor Eu memberikan warna merah
pada tube TV berwarna. Yttrium oksida juga
digunakan untuk membuat Yttrium-Iron-garnet yang dimanfaatkan pada microwave
supaya efektif
§ Selain itu
Yttrium juga digunakan untuk meningkatkan kekuatan pada logam alumunium dan alloy magnesium. Penambahan Yttrium pada
besi membuat nya mempunyai efektifitas dalam bekerja.
§ Bahaya Yttrium
jika bereaksi dengan udara adalah jika terhirup oleh manusia dapat menyebabkan
kanker dan jika terakumulasi dalam jumlah berlebih dalam tubuh menyebabkan
kerusakan pada liver. Pada binatang air terpaan Yttrium menyebabkan kerusakan
pada membrane sel, yang berdampak pada system reproduksi dan fungsi pada system
saraf. Yttrium tidak beracun tetapi beberapa dari senyawa scandium bersifat
karsinogenik pada manusia selain itu dapat menyebabkan kerusakan pada liver
jika terakumulasi dalam tubuh.
§ Yttrium dapat
mencemari lingkungan, terutama dari industri petroleum dan dari pembuangan
perabot rumah tangga. Yttrium secara terus-menerus terakumulasi di dalam tanah,
hal ini akan memicu terkonsentrasinya di dalam tubuh manusia dan hewan.
Lanthanum :
§ Jarang sekali
logam La murni atau senyawa oksidanya mempunyai kegunaan yang spesifik. Karena
unsur-unsur kimia mempunyai kesamaan maka mereka sangat sulit untuk dipisahkan.
Campuran tersebut akan lebih termaanfaatkan dari pada bentuk murninya. sebagai
contoh : “misch metal” adalah campuran dari beberapa “rare earth” dan biasa
digunakan untuk “lighter flints’ dan bentuk oksidasinya juga digunakan dalam
phosphor layar televisi (LaMgAl11O19 ) dan beberapa
peralatan flouresen serupa.
§ La2O2
digunakan untuk membuat kaca optic khusus (kaca adsorbsi infra merah, kamera
dan lensa teleskop). Jika La ditambahkan di dalam baja maka akan meningkatkan
kelunakan dan ketahanan baja tersebut. La digunakan sebagai material utama
dalam elektroda karbon (carbon arc electrodes). Garam-garam La yang terdapat
dalam katalis zeolit digunakan dalam proses pengkilangan minyak bumi. Salah
satu kegunaan senyawa-senyawa gol Lanthanida adalah pada industri perfilman
untuk penerangan dalam studio dan proyeksi.
Aktinium
§ Sifat
keradioaktifan dari aktinium 150 kali lebih besar dari radium, sehingga
memungkinkan untuk menggunakan Ac sebagai sumber neutron. Sebaliknya, aktinium
jarang digunakan dalam bidang Industri. Ac-225 digunakan dalam pengobatan,
yaitu digunakan dalam suatu generator untuk memproduksi Bi-213. Ac-225 juga
dapat digunakan sebagai agen untuk penyembuhan secara “radio-immunoterapi”.
§ Aktinium-227
bersifat sangat radioaktif dan berpengaruh buruk pada kesehatan. Bahaya dari
aktinium sama dengan bahaya dari plutonium. Bahaya terbesar dari raioaktif unuk
kehidupan sebagaimana kita ketahui adalah bahaya bagi sistem reproduksi dan
penurunan sifat. Bahkan dengan dosis rendah bersifat karsinogenik yang
menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh. Pertumbuhan teknologi nuklir
telah membawa sejumlah besar pengeluaran zat radioaktif ke atmosfir, tanah, dan
lautan. Radiasi membahayakan dan terkonsentrasi dalam rantai makanan, sehingga
membahayakan bagi manusia dan hewan.
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Unsur-unsur
dari logam utama golongan III A adalah : boron ( B), aluminium (Al),galium
(Ga), indium ( In), thalium (Tl). Unsur-unsur dari logam utama golongan III A
umumnya dapat bereaksi dengan udara, air, asam, unsur-unsur halogen membentuk
senyawa. Unsur-unsur dari logam utama golongan III A di alam tidak ditemukan
dalam bentuk unsur melainkan dalam bentuk senyawanya. Oleh karena itu,
diperlukan beberapa proses yang digunakan untuk dapat mengisolasi unsur
tersebut dari senyawanya. Unsur-unsur dari logam utama golongan III A dan
senyawanya memiliki kegunaan masing-masing dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam industri.
Unsur golongan IIIB yang terdiri dari : Skandium (Sc),
yitrium (Itrium), lanthanum, dan
Aktinium, dalam satu golongan, dari atas ke bawah jari-jari semakin bertambah
besar. Sedangkan dalam satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari semakin
pendek. Dalam satu golongan dari atas ke bawah densitas semakin besar. Dalam
satu golongan, dari atas ke bawah nilai energi ionisasi unsur golongan IIIB
semakin menurun. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah elektronegatifitas
semakin kecil.
Saran
Dari
pembuatan makalah kimia tentang unsur golongan III A dan III B, maka untuk
pembuatan makalah selanjutnya diharapkan penulis dapat menyajikan penjabaran
materi yang lebih banyak lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar